Part-9

115 11 0
                                    

"Ta, kalo permainan lo kaya tadi. Kita bisa menang Liga Pelajar tahun ini."  Seru Rian semangat.

"Al, lo harus sering-sering nonton Ata main. Biar sekolah kita menang terus. Kita kan juga pengen naik podium pas upacara. " Tambah Fahri.

" Niat lo sih jelek pasti, Ri. Gua tau biar diliat sama adik kelas kan?! " Potong Mia. Yang langsung dibalas cengiran dari Fahri.

" Tapi serius, Al. Kehadiran lo ngaruh banget sama permainan si kaleng kerupuk. Gak biasa-biasa nya hampir semua tendangan nya akurat. Salut gua sama lo, Ta. " Fian bertepuk tangan bangga.

Selesai pertandingan tadi, dan membubarkan diri. Banyak yang memilih langsung pulang. Ada sebagian yang memilih beristirahat sambil mengisi perut dikantin sekolah SMA Pelita yang masih buka.

" Man of the macth, ya gak? " Wahyu menambahkan.

" Tapi emang bener, Ta. Sumpah lo tadi tuh keren banget. Gua aja ampe pangling ngeliat lo. Ganteng banget abisnya. " Ucap Windi berbunga-bunga. Yang langsung dapet deheman dari Wahyu.

" Dasar ganjen, lo gak liat apa ada cowok lo di depan mata lo? Masih aja kecentilan sama cowok lain. " Nyinyir Nina kesal melihat tingkah sahabat nya itu.

Disaat semua gaduh dengan obrolan masing-masing. Disisi lain orang yang menjadi topik perbincangan malah asik menyantap mie ayam nya seolah tak terusik dengan obrolan teman-teman nya.

" Mau kemana lo, Al? " Tanya Mia ketika melihat Ali berdiri.

" Gua mau ke toilet, kebelet. "

" Mau ditemenin gak, Al? " Sosor Fian.

" Gak makasih! " Ucap nya melangkah pergi.

" Modus aja lo, kampret. Lo gak liat ada peliharaan nya disini. " Rian menjitak kepala Fian yang berakhir elusan manja Fian di kepalanya.

Obrolan-obrolan konyol pun terjadi. Hal yang biasa apabila mendengar mereka saling menghina dan mencaci maki satu sama lain. Berbeda dengan teman-teman nya yang tak henti tertawa. Ata bangun dan beranjak ingin pergi.

"Mau kemana lo? "

" Kebelet. " Jawaban singkat dari Ata sudah menjadi makanan sehari hari bagi teman-teman nya.  Mereka kembali asik pada obrolan ngalor ngidul.

Disisi lain, ketika Alika keluar dari toilet, terlihat gerombolan cowok tengah asik tertawa. Dengan santai Alika jalan seperti biasa. Sadar akan kehadiran Alika, para cowok - cowok itu tak henti menggoda Alika.

"Bro, cewek bro. " Ucap salah satu cowok berkaos merah.

" Gila, cantik juga tuh cewek. Kayaknya bukan dari sekolah kita. " Sahut cowok yang masih berseragam.
Bahkan ada yang bersiul. Alika dapat mendengar semua itu dengan jelas. Namun ia tetap saja melangkah tanpa rasa takut sedikit pun.

Salah satu dari mereka bangkit dan menghampiri Ali untuk menahan langkah cewek itu. " Hai, lo bukan anak sekolah ini ya? Soalnya gua gak pernah liat lo." goda cowok bertubuh tinggi itu.

"Iya, gua anak Smansa. " Jawab Ali santai.

" Pantes aja gua baru liat. Kenalin, nama gua Andrew. Cowok paling ganteng di pelita. " Andrew mengeluarkan tangannya, namun tidak direspon oleh Ali.

" Sombong amat si cantik. Kapan lagi diajak kenalan langsung sama Andrew. " Teriak salah satu temannya.

" Sory gua mau balik. Bisa tolong minggir. "

" Jangan galak-galak dong cantik. " Cowok itu mencolek dagu panjang Ali, yang langsung ditepis Ali." Gua cuma mau kenalan sama lo. " Andrew menarik paksa tangan Alika dan menggenggam nya.

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang