Part - 14

93 16 0
                                    

Sudah satu minggu sejak insiden penamparan itu, namun Alika masih saja menghindari bunda nya. Alika selalu pulang sebelum Yuli pulang dan mengunci diri dikamar. Begitu juga saat berangkat sekolah, sebisa mungkin ia menghindari kontak dengan sang bunda. Yuli yang melihat itu, hanya bisa mengelus dadanya.

Sebenarnya, semua teman-teman Ali sedikit terganggu dengan sifat Ali yang berubah sangat sensitif itu. Padahal Ali sendiri sudah bersikap se-biasa mungkin, namun Mia, Nina, Windi selaku sahabat tahu benar bahwa Ali sedang menyembunyikan sesuatu. Bahkan mereka sempat mengintograsi Ali. Namun Alika tetap bungkam ia tidak menceritakan apapun pada ke tiga sahabat nya itu.

"Ta, lo beneran gak tau Ali kenapa? " Tanya Mia, kini mereka ada di lantai 3 sekolah.

" Ali masih gak mau cerita sama kalian? " Ata bertanya balik, membuat kwak, kwik, dan kwek itu geram.

" Kok ditanya malah balik nanya! Kalo kita tau, kita gak mungkin nanya ke elo. " Sahut Nina kesal.  "Ni semua bukan karena elo kan?"

"Udah deh, Ta. Gak usah berbelit belit, cerita aja? Lo kan yang setiap hari nganterin dia pulang. " Tambah Windi.

" Mungkin Ali gak mau cerita ke kita karena ini masalah pribadi nya. Pernah waktu gua anterin dia pulang, gua ketemu sama ibu-ibu, mungkin nyokapnya. Tapi dia langsung masuk, gua juga sempat liat ibu itu nangis. " Tutur Ata, menjelaskan.

" Iya, tante Yuli juga pernah telepon gua, nanyain keberadaan Alika waktu dia nginep dirumah lo, Nin. " Sambung Mia.

" Waktu itu gua juga curiga, tapi waktu mau tanya. Dia nya milih tidur aja, sesekali gua denger dia nangis. Gua rasa sih, dia lagi ada masalah dengan bunda nya??" Ungkap Nina.

"Gua rasa juga iya, "

" Ta, lo tolongin kita ya. Saat ini yang paling deket sama Ali kan elo. Coba deh lo cari tau permasalahan ini, gua gak mau liat Alika kayak gini terus. Kasihan!  Sekolah gak konsentrasi, dia jadi kebanyakan bengong, terus emosi nya juga sering meledak. " Ujar Mia.

" Iya, kak Yusuf juga bilang ke gua ia jadi garang pas latihan, lebih kasar. Terus lebih banyak diem. " Tambah Windi.

" Oke, gua akan cari tau. Tapi buat sekarang sebaiknya kita jangan tanya lagi ke Ali, kita harus maklum kalo dia emang gak mau kasih tau kita. Yang sekarang dibutuhkan Ali, cuma dukungan. Apapun permasalahan yang ia hadapi, kita harus dukung dia dan selalu asa buat dia. Apalagi kalian kan sahabat nya. Jadi gua minta tolong banget, tolong jaga Ali, dan selalu ada buat dia. " Titah Ata. Tak lama bel masuk pun berbunyi dan mereka membubarkan diri kembali ke kelas masing-masing.

❤️❤️❤️

Saat ini Alika berada disebut mall, Ata yang mengajak nya kesini. Ia menarik Ali agar ikut, Ata berdalih tidak tahu harus mencari hadiah apa untuk ibunya. Alhasil Ali pun menurut dan sekarang ia dan Ata sedang mengelilingi mall tersebut.

"Lo sebenarnya mau cari hadiah apa buat ibu lo? " tanya Ali yang sadar mereka hanya muter-muter saja sejak tadi.

Ata nyengir." Gak tau, bingung! "

Ali memutar matanya malas," Yang disukai ibu lo apa? "

" Mm.. Apa ya?? " Ata nampak mikir. "Ibu gua suka banget bunga, sama yang berbau coklat ibu juga suka."

Giliran Alika yang terlihat berfikir. "Kalo gitu.. Kenapa gak kasih se buket bunga kesukaan ibu lo."

"Boleh sih.. Ada lagi ide lain? "

" Apa ya.." Alika masih berfikir, sementara Ata menghentikan langkah nya. Alika pun menoleh. "Kok berhenti?"

"Makan dulu yuk, laper. " Ata menarik Alika kesebuah restoran korea. Mereka disambut begitu melewati pintu masuk.

My CALM boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang