TOUCH
..
.
TaeTen
.
.."Hey Ten, wake up!"
Seorang pemuda manis berteriak dari lantai dasar untuk memanggil sang adik yang masih bergumul mesra dengan selimut dan juga bantalnya.
"Hmm, ookay~ aku bangun, aku bangun." jawab pemuda manis bernama Ten itu yang masih tertidur dengan posisi yang tidak begitu elit.
Rambut yang berantakan, air liur yang membasahi ujung bibirnya dan baju tidur yang tersingkap memperlihatkan kulit perutnya yang begitu mulus dan putih.
Ten membalikan tubuhnya menghadap dinding yang berada di dalam kamarnya. Ia bahkan masih mendengkur cukup kencang dengan memeluk bantal juga selimutnya. Matanya memang masih terpejam, namun tangannya bergerak mengelus dinding dingin itu dengan pelan.
BRAK..
"Kau masih tertidur? Kau bilang tadi kau bangun." sang tertua membuka pintu kamar Ten dengan paksa. Ia berkacak pinggang dengan memegang spatula dan apron yang melingkar manis pada tubuh rampingnya. Ia menghela nafasnya panjang dan berteriak "Kau pikir aku ini pembantumu hah? Aku akan lanjut memasak dan membersihkan kamarmu. Sekarang kau bangun, dan bersiaplah!"
Ten membuka matanya saat mendengar teriakan hyungnya. Tangan kanannya memegang dagu lancipnya, sedangkan tangan kirinya masih bertengger di dinding dingin itu.
"Itu karena kau tua, sedangkan aku ini masih pelajar menengah atas." ia bergumam melirik sang hyung dengan ekor matanya, namun setelahnya matanya melirik pada dinding di hadapannya yang tiba-tiba saja berubah menjadi transparan.
"Dindingnya berubah menjadi tranparan? Apa yang terjadi?" gumamnya pelan dengan terkejut.
Dinding itu sedikit demi sedikit berubah menjadi tranparan, namun tak lama dinding itu benar-benar berubah sepenuhnya menjadi transparan.
"What the.. Siapa dia?" gumam Ten lagi saat melihat seseorang yang masih tertidur dengan menghadap ke arahnya. Wajah Ten dan orang itu saling berhadapan, tapi tetap terhalang dengan dinding yang sesungguhnya.
"I-itu laki-laki?" Ten bergumam terkejut. Tepat saat Ten bergumam seperti itu, sesosok pemuda tampan di hadapannya membuka matanya secara perlahan dan menatap dinding tersebut dengan wajah khas bangun tidurnya.
Ten terperanjat, ia dengan cepat melepas sentuhan tangannya pada dinding dan mendudukan tubuhnya di atas kasur dengan wajah yang masih memasang keterkejutannya.
"I-itu laki-laki!" Ten membalikan tubuhnya dengan memasang wajah keterkejutan juga ketakutan.
"TOLONG! Ada seorang laki-laki tidur di sampingku!"
Sang tertua yang tadi melanjutkan acara memasaknya kembali berlari menghampiri Ten yang berteriak seperti orang kesetanan.
"Kau berbicara di dalam tidurmu? Disini tidak ada laki-laki lain!" sang tertua berbicara di depan pintu kamar Ten "Kau sangat takut pada laki-laki, itu sebabnya kau mengalami mimpi buruk seperti ini."
Ten menggeleng dengan kencang saat mendengar ucapan hyung satu-satunya ini. Dengan cepat ia menunjuk dinding tersebut dan menjawab "Aku tidak bermimpi hyung, laki-laki itu tidur tepat di sampingku." Ten menggerakan tangannya menunjuk dinding itu berkali-kali. "Disini! Tepat dimana seorang nenek pernah tinggal."
Terkekeh dengan manis saat melihat sikap Ten, ia menggeleng dengan pelan.
"Seseorang baru saja pindah kemarin. Memangnya kau tidak tahu?" ia menatap Ten yang di balas oleh gelengan kepala, dan lanjut berkata "Kau memang harus menghentikan kebiasaan buruk tentang mengintip, Ten."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH -TaeTen-
FantasiTen memiliki ketakutan pada anak laki-laki, meskipun ia sendiri adalah seorang laki-laki. Itu semua karena kekuatannya yang sangat luar biasa. Apa kekuatan sebenarnya? Dia memiliki penglihatan x-ray pada apapun yang di sentuh olenya. Apakah kekuatan...