Terkekeh kecil, Taeyong menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ia berjalan dengan pelan dan memilih berdiri tepat di samping orang yang di cari sejak tadi olehnya. Bahkan orang itu sama sekali tidak menyadari kehadirannya.
"Aku sangat lapar~" Ten bergumam saat mencium aroma makanan yang ada di hadapannya. Ia menusuk sebuah sosis dan mengangkatnya "Mari kita makan~"
Ten mengunyah sosis itu dengan cepat karena rasa laparnya sungguh tak tertahankan. Tak lama kunyahannya melambat dan ia menautkan kedua alisnya bingung. "Ke-kenapa ini begitu kenyal?" ia kembali mengangkat sosis itu dan setelahnya ia melebarkan matanya saat melihat jika itu adalah urat dari daging yang mungkin belum tergiling.
Uhuk.. Uhukk.. Hoekk..
Ten batuk dan setelahnya ia memuntahkan makanannya ke arah samping kirinya. Saat ia membuka matanya setelah muntah tadi, ia di kejutkan karena melihat seragam yang kotor akibat muntahannya tadi.
Mendongakan kepalanya, Ten menatap wajah Taeyong dengan takut. Ia menggigit jarinya panik karena Taeyong tengah melihat seragamnya yang terkena muntahan Ten. Bahkan bisa Ten lihat, Taeyong tengah mengepalkan tangannya menahan amarah akibat ulahnya.
..
.
TOUCH
.
..
"I'll be calm.. He's Monkey, my first love, after all. Seharusnya tadi aku memegang tangannya dan menciumnya. Tapi untuk saat ini, kurasa itu tidak penting." Taeyong membatin dengan wajah kesalnya.
"MENJIJIKAN!!!"
Ten memundurkan tubuhnya dan menatap Taeyong dengan wajah sedikit bersalah juga takut.
"Ke-kenapa kau berdiri disitu?" tanya Ten. Ia juga bahkan bergumam pelan "Bahkan aku tidak sengaja memuntahkan makanan itu."
"Karena dia adalah cinta pertamaku, aku harus bersikap seakan tidak terjadi apa-apa." batin Taeyong.
Melirik sekilas pada Ten dengan tatapan tajamnya, Taeyong berkata "Bersihkan ini!"
"Aku harus memberikannya senyuman." batin Taeyong lagi.
"Aku bilang, bersihkan ini!" Taeyong berkata dengan nada datarnya. Bahkan ia sedari tadi berperang dengan batinnya untuk bersikap baik pada Ten, namun mulutnya malah mengeluarkan kata atau mungkin bentakan.
Ten mendongakan kepalanya menatap Taeyong dengan takut.
"Dia terlihat seperti ingin membunuhku! Aku tidak bisa menyentuhnya~. Jika aku menyentuhnya, aku akan melihat apapun." Ten membatin.
"Apa yang kau tunggu? Cepat bersihkan! Aku tidak suka dengan hal berbau kotor seperti ini!"
Memberanikan diri menatap Taeyong, dengan tiba-tiba Ten menyeringai. "Apa itu sangat buruk untukmu? Tidak ada yang menyuruhmu untuk berdiri disitu, bukan? Bersihkan saja sendiri!"
Menaikan sebelah alisnya, Taeyong mendengus dan membuka seragamnya dengan berkata "Jika kau tidak mau membersihkan ini, sebaiknya kau mencucinya!"
"Apa kau gila?" Ten bertanya dan berdiri dari duduknya.
Taeyong memegang seragamnya dengan jijik. "CUCI INI!"
"FVCK OFF!" setelah mengucapkan kalimat itu, Ten pergi meninggalkan Taeyong begitu saja.
"APA? Kau benar-benar membuatku marah!"
"Whatever!" Ten benar-benar tidak mempedulikan Taeyong. Ia bahkan menutup telinganya mengabaikan Taeyong.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH -TaeTen-
FantasiaTen memiliki ketakutan pada anak laki-laki, meskipun ia sendiri adalah seorang laki-laki. Itu semua karena kekuatannya yang sangat luar biasa. Apa kekuatan sebenarnya? Dia memiliki penglihatan x-ray pada apapun yang di sentuh olenya. Apakah kekuatan...