Masihkah ada yang ingat ff ini??
Pasti pada lupa ya?
Hehe"Kenapa pintunya tak bisa di buka?"
Ten yang saat itu belum menyadari jika ada seseorang yang menguncinya dari luar mulai panik. Ia memilih menyimpan barang bawaannya, lalu mencoba untuk membuka kembali pintu itu.
Bam! Bam! Bam!
Ia memukul pintu itu berulang kali, berusaha meminta bantuan pada seseorang yang berada di luar sana. Ia panik, sungguh. Ia tak menyangka jika akan ada seseorang yang menguncinya, bukan seperti dugaan yang ia pikirkan sebelumnya.
"HELLOOOOOOOOOO!! APAKAH ADA ORANG DISANA?" Ten berteriak, berusaha untuk kembali meminta bantuan. "TOLONG BUKA PINTUNYA!"
Tak ada satu orang pun yang menjawab ucapan Ten. Rasa paniknya kian membesar, ia juga mulai sedikit ketakutan.
"Damn! Siapa pula yang mengunci pintu ini." gumam Ten.
Ten mengedarkan pandangannya, mencoba untuk mencari cara agar ia bisa segera keluar dari ruang penyimpanan ini. Namun, ketika ia tengah mencari suatu barang, terdengar suara seperti barang jatuh dari luar. Ia terdiam beberapa saat, memikirkan apakah ia salah dengar atau tidaknya.
Ia berjalan ke arah pintu, menempelkan telinganya ke pintu untuk mencoba mendengarkan suara itu lagi.
"Apakah ada orang disana? Tolong aku! Tolong bukakan pintu ini." teriak Ten lagi.
Di luar sana, ada seorang pria tua bertopi dengan penampilan seram yang sempat mendatangi toko tempat Ten bekerja itu terdiam. Ia mengedarkan pandangannya kala mendengar suara teriakan Ten. Ia berjinjit, mengintip dari sebuah jendela kecil yang berada tak jauh darinya.
Menyeringai kecil saat tahu bahwa itu adalah Ten -pemuda manis yang sempat ia ganggu itu membuatnya dengan cepat berlari ke arah pintu. Senyuman menyeramkan terpatri di wajah tuanya itu.
"Hahaha.. This is going to be fun." gumamnya dengan menyeringai lagi.
Dari dalam Ten sendiri tengah menendang pintu itu. Rasa kesalnya kian membuncah kala sadar bahwa ia sama sekali tak membawa ponselnya. Ia berpikir bahwa ini tak akan baik untuk dirinya.
Menghela nafasnya panjang dan memilih duduk di sebuah kursi, Ten mulai berpikir apakah Taeyong akan mencari dan menyusulnya atau tidak. Lagi, ia menghela nafasnya dan memilih untuk menunggu kedatangan Taeyong saja. Ia yakin, pasti Taeyong akan segera menyusulnya.
"Hey, apakah ada orang di dalam? Bisakah kau mendengarku?" pria tua itu berkata seakan-akan ia tak mengetahui keberadaan Ten. Ia berdiri tepat di samping pintu itu dengan senyuman anehnya.
Ten yang mendengar seseorang berteriak dari luar tentu saja merasa senang. Ia berlari, dan berdiri tepat di balik pintu itu. Ia tersenyum lega kala mendengar seseorang ada di luar sana.
"Ya, aku bisa mendengarmu. Bisakah kau membukakan pintu ini?"
"Tolong tunggu sebentar, oke. Hanya beberapa detik saja." pria tua itu menjawab ucapan Ten dengan menggenggam sebuah besi tipis dan kecil.
Merasa senang karena ada yang akan membantunya untuk keluar, Ten tak henti-hentinya mengucapkan rasa terima kasihnya.
Meskipun bukan Taeyong yang menolongnya, setidaknya Ten merasa tenang kala ada orang yang akan membantunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH -TaeTen-
FantasíaTen memiliki ketakutan pada anak laki-laki, meskipun ia sendiri adalah seorang laki-laki. Itu semua karena kekuatannya yang sangat luar biasa. Apa kekuatan sebenarnya? Dia memiliki penglihatan x-ray pada apapun yang di sentuh olenya. Apakah kekuatan...