Phobia VS Phobia

3.4K 452 46
                                        

"Anggap saja dia tidak terlihat, Taeyong-ah." ia berbicara dengan nada cerianya. "Bawa barang-barangmu, dan duduklah bersamaku. Setelah selesai, aku akan mengajakmu berkeliling sekolah ini." lanjutnya.

Menghempaskan tangan Yuta dengan cukup kencang, Taeyong memandang tajam pada Yuta.

"Pergi! Aku bahkan memiliki phobia yang lebih buruk dari pada dirinya!"

"EH?" Yuta dan Jungwoo menutup mulutnya terkejut saat mendengar ucapan Taeyong.

"Ma-maafkan aku, Taeyong."

Yuta meminta maaf pada Taeyong karena ia tidak sadar telah menarik Taeyong dengan paksa. Saat ini bahkan wajahnya menunjukan ketakutan saat melihat sikap Taeyong yang begitu marah dengan rahang yang saling bergemeletuk.




..
.
TOUCH
.
..



Suasana sekolah saat ini cukup sepi. Sebagaian kelas ada yang tengah fokus dengan pelajaran, dan sebagaiannya lagi mungkin memilih menyibukan diri untuk mengerjakan tugas yang telah di titipkan pada ketua kelas masing-masing oleh guru yang tidak bisa mengajar, ada juga yang sibuk berbincang dengan teman-temannya.

Ten melirik saat Taeyong mengeluarkan tisu basah dari tasnya. Ia menautkan kedua alisnya bingung saat melihat Taeyong mengelap mejanya dengan tisu tersebut.

"Dia benar-benar memiliki OCD?" batin Ten.

Taeyong menautkan kedua alisnya saat ia sedang membersihkan mejanya, secara tidak sengaja ia menemukan sehelai rambut berwarna hitam. Ia mengambil rambut tersebut dan melihat rambut itu dengan horor.

"Ah! Itu rambutku!!" batin Ten yang terkejut saat melihat Taeyong memandang rambutnya dengan wajah horornya.

"Heh! Ini rambutmu bukan?"

"........"

Ten menatap Taeyong sedikit horor. Namun, ia enggan untuk membalas ucapan Taeyong..

"Kau tidak mendengar ucapanku 'kan? Aku memiliki phobia, dan aku tidak mau melihat hal seperti ini lagi nanti. Jadi, berhati-hatilah!" Taeyong menyerahkan sehelai rambut tersebut pada Ten. Sedangkan Ten memasang wajah kesalnya saat melihat wajah menyebalkan Taeyong.

"Ini hanya sekedar sehelai rambut. Kau terlalu berlebihan!" Ten mendengus dan memegang wajahnya "Stop berbicara denganku. Ludahmu mengenai wajahku!"

Taeyong memandang wajah Ten dengan sebal. Ia mengambil tasnya dan menyimpan tasnya di atas meja untuk membatasi antara meja dirinya dan juga meja milik Ten.

"Jangan melewati batas ini!" Taeyong menunjuk tasnya dengan dagunya, "Aku tidak suka memiliki kontak atau bersentuhan dengan orang lain."

"Cih.." Ten mendecih mendengar ucapan Taeyong. Ia memandang Taeyong sinis dan sedikit menyeringai. "Aku akan melakukan hal yang sama seperti dirimu."

Ten membalikan tubuhnya dan memilih untuk mengerjakan tugas yang tadi di berikan oleh Mr.Sooman. Ia memilih untuk mengabaikan Taeyong yang entah sedang melakukan kegiatan aneh apa lagi yang saat ini di lakukan olehnya.

Chhhkk.. Chhhhkk..

"Haisshh.. Apa yang di lakukan orang aneh ini? Padahal aku tidak sepenuhnya seperti dia. Aku hanya berpura-pura saja seperti ini." Ten membantin. Bahkan sesekali ia melirik pada Taeyong.

Chhhhkk... Chhkkkk..

"Ahhh!" Ten berteriak dan menutup wajahnya terkena semprotan yang tidak ia ketahui. Ia membenarkan letak kacamatanya dan menatap marah pada Taeyong.

TOUCH -TaeTen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang