"I'm going home. Leave me alone, please." ucap Ten pelan dan melewati Taeyong.
GREP..
"Where are you going?" Taeyong memegang tangan Ten dan menatapnya sendu. "Pergi tanpa payung dalam keadaan hujan deras?"
"He touch my arm! I'm going to see.." wajah Ten berubah menjadi panik. Hanya saja ada sedikit rona merah menghiasi wajahnya.
Membalikkan tubuhnya menatap Taeyong. Wajah bingung tercetak jelas pada wajahnya. "Eh? Kenapa aku tidak bisa melihat pakiannya?"
Mendekatkan wajahnya dengan wajah Ten, Taeyong berkata "Kau tunggu disini, oke! Aku akan membeli payung di depan sana, dan aku akan segera kembali." setelah mengucapkan itu Taeyong berlari menerobos hujan dan menutup kepalanya dengan telapak tangannya. Ten sendiri hanya menatap kepergian Taeyong dengan wajah terkejutnya. Ia bahkan sesekali menggigiti jarinya.
..
.
TOUCH
.
..
Hujan masih juga deras. Ten memilih menyenderkan tubuhnya di samping pot bunga, bermaksud untuk menghindari tatapan-tatapan siswa pun siswi yang masih berlalu lalang menggunakan payung.
"It's my first time walking with someone, waiting for someone." Ten menggosokkan tangannya agar tidak merasa kedinginan. "Aku tidak mengerti kenapa dia mau melakukan hal itu. Sedangkan dirinya, pergi membeli payung dan menerobos hujan. Hahh~.."
Ten tidak mengerti kenapa dirinya mau saja menuruti ucapan Taeyong agar menunggu dirinya yang sedang membeli payung untuk mereka berdua pulang. Yang ia tahu dan yang ia sadari, ia hanya tidak ingin make-up palsunya luntur karena terkena air hujan. Ia juga tidak ingin orang-orang melihat wajah aslinya seperti tadi saat ia bertemu dengan orang yang mengambil pakaian milik Taeyong.
"Hmm.. Ini adalah kali pertamanya aku gagal dengan penglihatan x-rayku saat aku menyentuhnya." Ten menggaruk pipinya yang tak gatal. Setelahnya ia mengedarkan pandangannya untuk melihat apakah hujan sudah sedikit mereda ataukah masih lebat. "Mungkin dia memang benar-benar akan membeli dua payung, tapi sebaiknya aku pulang dan berlari saja dari sini. Laki-laki terkadang membuat kepalaku sakit."
Ten yang tengah memikirkan apakah sebaiknya dirinya pulang dan meninggalkan Taeyong, ataukah dirinya harus menunggu Taeyong itu tidak sadar jika ada seseorang yang tengah melihatnya dari dalam mobil. Bahkan, pemuda itu tengah mengerutkan keningnya saat melihat Ten yang hanya terdiam dengan menggosokkan telapak tangannya seperti menahan kedinginan, pikirnya.
"Paman Ahn, tolong hentikan mobilnya. Dan jemputlah pemuda bertubuh mungil itu." pintanya pada sang supir.
Pemuda itu terdiam beberapa saat dan memilih diam untuk memandang Ten yang tengah menundukkan kepalanya. Matanya sekilas melirik pada dua orang yang menurutnya sudah tidak asing. Ya, disana, tepat di samping Ten sudah ada Doyoung dan Yuta tengah berbincang atau terkadang mereka terkekeh dan melihat Ten dengan tatapan tidak sukanya.
"Hey, itu Jaehyun 'kan?" ucap Doyoung pada Yuta.
Yuta menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis. "Dia pasti ingin mengajakmu pulang bersama, dan setelahnya mengantarmu pulang ke rumah."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCH -TaeTen-
FantasyTen memiliki ketakutan pada anak laki-laki, meskipun ia sendiri adalah seorang laki-laki. Itu semua karena kekuatannya yang sangat luar biasa. Apa kekuatan sebenarnya? Dia memiliki penglihatan x-ray pada apapun yang di sentuh olenya. Apakah kekuatan...