Part 5

3.1K 188 8
                                    

Selesai makan bersama, semua kembali berkumpul di ruang tamu. Membicarakan perihal kelangsungan hubungan Zahra dan Alfa.

"Ayah, om" panggil Zahra pelan tetapi semua yang disana bisa mendengarnya.

Razzan dan Ferdi langsung menoleh ke arah Zahra. Mereka semua menatap Zahra yang menunduk. Gadis itu pun memilin tangannya pelan. Sangat terlihat jika Zahra sedang gugup.

"Ada apa dek?", tanya Razzan lembut, berharap bisa membuat putrinya sedikit tenang.

Zahra menghela nafas panjang. Ia menatap ayah dan calon mertuanya bergantian.

"Bisakah Zahra berbicara berdua dengan dokter Alfa?", cicitnya pelan.

Alfa yang namanya terbawa pun menatap Zahra dengan lekat. Apa yang ingin gadis itu katakan padanya? Bukankah masalah lamaran sudah selesai? Lantas masalah apa yang akan calon istrinya itu bicarakan?.

Zahra menatap Alfa. Matanya menatap Alfa seolah meminta bantuan. Semua yang masih mengganjal dihatinya harus diselesaikan. Ia tidak ingin kedepannya hancur dan berantakan.

Alfa berdehem, "Iya abi, ayah, mas Ali. Ada hal yang ingin saya bicarakan sama Zahra. Saya berjanji hanya akan mengobrol. Kita juga akan duduk berjauhan. Jika perlu saya akan membawa Meka".

Semua nampak saling pandang meminta pendapat. Mereka memang khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan nantinya. Bukan mereka tidak mempercayai Alfa dan Zahra, hanya saja takut godaan setan mampu mempengaruhi mereka.

"Kalian akan bicara dimana?", tanya Ali.

"Di taman samping rumah mas. Boleh ya?", bujuk Zahra pada semua orang.

Ekspresi lucu Zahra membuat semua menahan tawa. Sungguh menggemaskan.

"Iya boleh. Tapi ingat jangan sampai kalian melewati batas. Bawa Meka juga diantara kalian", ucap Razzan diangguki mereka semua.

Zahra tersenyum senang. Akhirnya ia mendapat izin. Tidak masalah jika harus membawa Meka. Gadis kecil itu pasti akan lebih fokus bermain dengan ikan-ikan di kolam.

Meka menggoyangkan tangan Zahra. "Kita mau kemana tante?".

"Ke taman samping rumah, mau?".

"Mau tante. Meka mau", ucap Meka antusias.

Setelahnya Zahra dan Alfa pamit. Sedangkan Meka sudah bertengger manis di gendongan Alfa. Anak itu malah terlihat nyaman dan akrab dengan Alfa.

Padahal seingat Zahra, Meka kurang begitu welcome pada orang asing. Tapi dengan Alfa, ponakannya itu sangat manja. Entah sihir apa yang sudah Alfa berikan kepada keluarganya hingga pria itu sangat mudah dekat dengan keluarganya.

Dan disinilah mereka berada. Di taman samping rumah yang sangat indah karena ada pemandangan kolam ikan yang diberi lampu kerlap-kerlip. Bahkan Meka sudah lepas dari gendongan Alfa, dan berlari mendekati kolam.

Anak itu bahkan memekik senang kala ia melihat banyak sekali ikan. Bukannya tidak pernah kesitu, tetapi Meka memang sangat menyukai ikan dan kucing. Tanpa ia tau jika nyawa ikannya bisa terancam karena keberadaan kucingnya.

Untung saja tiga kucing yang dimiliki gadis kecil itu sangat penurut. Tidak akan keluar dari kandang jika tidak Meka yang mengeluarkan.

"Tante ikannya lihatin Meka terus hihi", pekik Meka senang.

Zahra hanya terkekeh geli. Begitupun dengan Alfa. Tingkah Meka dan segala racauannya mendatangkan tawa kebahagiaan.

"Ikannya tadi sore baru dikasih makan sedikit. Meka tambahin sana", ucap Zahra membuat Meka lagi-lagi memekik senang.

Cukup MengenalmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang