Api yang mengalir dari langit

129 3 0
                                    

Malam ini, suasananya sangat dingin karena di luar turun hujan, tetesan air itu turun sejak tadi sore hingga langit menggelap.

Aku tengah berbaring di kasur sambil mendengarkan murottal alqur'an di salah satu aplikasi ponsel. Ya, sudah menjadi kebiasaanku jika sebelum tidur mendengarkan lantunan syahdu itu. Tak lupa juga, aku membaca do'a sebelum tidur.

Hingga beberapa menit kemudian aku telah terlelap, alunan murottal itu terus berputar. Entahlah, mungkin esok hari ponselku akan habis batrainya.

***

Dimana ini? Bukankah ini di gedung sekolah SMA ku dulu, ya? Tapi kok, mereka bukan teman-teman di SMA, melainkan teman-teman SD.

Aku tidak tahu, menapa kini aku berada di lantai dua sekolah SMA ku, dan di bawah sana tepatnya di lapangan seluruh siswa-siswi termasuk teman-temanku tengah berkumpul.

"hei ...!" Aku berteriak pada mereka, dan berharap semoga mereka bisa mendengar suaraku.

"Hei ...! Kalian sedang apa?" teriakku lagi lebih kencang.

Tapi kok mereka seperti tidak mendengar suaraku, ya?

Tiba-tiba, dari atas muncul aliran lahar api, mengalir sangat deras seperti air terjun lalu menerjang kumpulan siswa-siswi temasuk teman-temanku yang berada di bawahnya.

"awaasss ... Jangan di situ! Pergi!" aku berteriak kembali tapi mereka menghiraukannya. Aku hanya bisa terpaku dan menangis melihat mereka terkena aliran api tersebut.

Dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat tubuh mereka tersiram aliran api itu, seperti leburan gunung berapi yang mengeluarkan lahar dan menerjang apa saja yang berada di bawahnya. Kulit mereka mengelupas saat terkena aliran api tersebut, tapi kemudian kembali seperti semula. Tubuh mereka utuh layaknya kulit normal. Tiba-tiba tubuh mereka mengeluas kembali saat terkena api kemudian utuh kembali. Seperti itu seterusnya.

"apa mereka tidak kepanasan? Kenapa mereka tidak menghindar?" gumamku ketika melihat mereka.

Aku pun turun melewati satu per satu anak tangga lalu menghampiri mereka yang berada di lapangan.

Aneh?

Itulah yang terpikir dibenakku, karena ketika aku berkumpul dengan mereka hanya aku yang tidak terkena aliran api tersebut.

"hei ... Kumohon pergi dari sana dan kemarilah bersamaku?" teriakku pada teman-teman yang aku kenali.
Tapi mereka tidak mendengarkanku. Lagi-lagi aku hanya bisa melihat mereka terkena aliran api terus menerus yang mengalir dari atas tanpa ujung.

***

"Astaghfirullah," ucapku ketika membuka mata. Ternyata itu semua hanya mimpi, tapi mengapa seperti nyata sekali. Aku langsung melirik ke sebelah dimana ponselku berada. Aku baru ingat ternyata mp3 murottalnya masih menyala, langsung saja aku matikan karena melihat daya ponselnya tinggal beberapa persen lagi. Kulirik jam yang tertera di layar ponsel, ternyata masih menunjukkan jam 01:15 malam. Aku pun membaca do'a tidur kembali supaya tidak bermimpi buruk lagi. Kurebahkan tubuhku mencari posisi nyaman.

"ternyata hujannya sudah berhenti," ucapku lalu menutup mata dan terlelap kembali.

****

Hallo... Maaf typo bertebaran dimana-mana... Jangan lupa vomment ya?
Ini adalah kisah nyata mimpi saya? 'gaknanya'😂

Salam,

Via

Mimpi √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang