Dia yang hadir dalam Mimpi

40 1 0
                                    

Setelah kejadian satu bulan lalu. Aku tak pernah mengingatnya lagi. Semua sosial media maupun nomer ponsel sudah tak saling berhubungan. Aku sibuk dengan sekolah dan mengaji.

Hari-hariku berjalan seperti biasanya.

Siang ini pukul 14.30 aku baru saja pulang dari sekolah. Aku adalah seorang pelajar kelas X SMA.

"Assalamu'alaikum," kataku memberi salam ketika membuka pintu.  Suasana rumah sangat sepi. Aku langsung saja masuk ke dalam kamar dan mengganti seragam sekolahku dengan baju biasa.

Setelah selesai, aku pergi ke meja makan mencari makanan untuk mengisi perutku yang kosong.

 ***

Pukul 17.30 sore aku bersiap-siap pergi mengaji di salah satu masjid di kampungku. Tempatku mengaji bersama teman-temanku itu sedang membangun sebuah pondok pesantren.

Aku tidak terlalu aktif dalam organisasi remaja di masjid. Aku hanya mengaji dan setelah selesai langsung bergegas pulang ke rumah.

Biasanya, jika ada waktu lenggang remaja laki-laki yang seusiaku membantu berjalannya pembangungan tersebut, sedangkan remaja putri membantu menyiapkan makanan.

Aku? aku hanya membantu berdoa semoga pembangunan pondok pesantren tersebut cepat selesai. Begitulah aku, bukan tak ingin membantu tapi ..., tapi jika dalam keadaan mendesak aku pun ikut membantu dalam kegiatan sosial lainnya.

***

Pulang mengaji tadi pukul 20.30 malam. Sebelum tidur aku memonton televisi terlebih dahulu.  Kira-kira sudah dua jam aku asyik menonton film.  Mata ini mulai terasa berat.  Langsung saja kumatikan tv lalu masuk ke dalam kamar.  Tak lupa aku membaca doa lalu tidur dengan nyaman.

*

Saat ini aku tengah duduk seperti ketika aku mengaji di masjid. Di depanku ada kitab suci Alqur'an, yang membedakannya aku bukan duduk di aula masjid melainkan di dalam ruangan yang kupikir seperti tempat pertokoan untuk berjualan para pedagang.

Mataku melotot saat tahu siapa yang menjadi guru ngajinya. Bibirku terasa kaku untuk berkata-kata.
Dia memakai baju koko putih dan sarung biru. Lalu dia duduk dihadapanku dan menyuruhku untuk membaca ayat-ayat alqur'an. 

Anehnya aku menurut pada perintahnya. Kubacakan ayat-ayat tersebut. Jika ada yang salah dia membenarkan bacaanku.

***

Tiba-tiba saja aku terbangun ternyata itu cuma mimpi. Tapi kenapa dia yang hadir dalam mimpiku? Pikiranku kalut antara senang atau sedih. 
Dan semenjak mimpi itu aku jadi memikirkannya.

       ***

Hari minggu adalah hari libur sekolah . Tapi aku menikmati hari liburku dengan mencuci baju dan bersih-bersih lainnya.

Drett ... Drett ....  Ponselku berbunyi ternyata ada pesan masuk dari sahabatku.

Herlin 0857xxxxxxxx
Assalamu'alaikum? Vi?

Aku 0857xxxxxxxx
Wa'alaikumsalam,  iya ada apa Lin?  Balasku.

Herlin 0857xxxxxxxx
Aku ada info nih, Vi? tahu gak? 'dia' ada disini Vi, tadi aku liat dia pake motor di jalan kayanya baru pulang dari sana deh ...

Aku 0857xxxxxxxxx
Ahh ..  Masa Lin? yang bener deh, jangan bercanda.

Balasku lagi tidak percaya.

Herlin 0857xxxxxxxx
Bener Vi? Masa aku bohong sih?

Aku 0857xxxxxxxx
Yaa.  Aku pikir bohong.  Aneh aja gitu? 

Herlin 0857xxxxxxxx
Aneh gimana? Cerita dong?

Aku tak langsung membalas pesan dari Herlin.  Aku berpikir apakah harus kuceritakan soal mimpiku itu padanya.

Herlin 0857xxxxxxxx
Woy ...  Balas ...

Herlin mengirim pesan lagi sepertinya dia kesal karena aku tidak membalas.

Aku 0857xxxxxxxx
Iya ... Iya ... 
Ceritanya tadi malem itu aku mimpiin dia.  Dia datang dalam mimpi tiba-tiba gitu.  Kan aneh,  Terus tadi katamu Lin? dia ada di sini? Apa hubungannya coba, kebetulan gitu?  kan tambah aneh.

Balasku pada pesan Herlin. Aku menceritakan soal mimpiku tapi tidak dengan detail seperti apa mimpinya.

Herlin 0857xxxxxxxx
Apaaaa?  Gimana mungkin.  Apa jangan-jangan kalian jodoh .. Hahaha ...
Ah, pokoknya kalau ketemu kamu harus cerita semuanya padaku. Harus!

Aku 0857xxxxxxxx
Eh?
Iya, nanti aku cerita.

Herlin 0857xxxxxxxx
Oke ...

Aku tidak membalas pesan terakhir dari Herlin.  Aku jadi kepikiran kata-katanya tadi.  Ah, tapi itu tidak mungkin. Mungkin itu hanya sebuah kebetulan saja. Iya kan?

     ***

Bulan berlalu, tahun pun berlalu. Entah untuk yang keberapa kalinya aku sering bermimpi tentangnya lagi. Walau aku tidak sedang memikirkannya. Dia selalu hadir dalam mimpiku.
Ketika aku bermimpi pasti dia ada di sini sedang pulang. Bagaimana aku tahu?  Aku tahu dari sahabatku itu.
Herlin selalu mengabariku jika dia datang.  Aku sudah mengatakannya itu hanya masa lalu. Tapi Herlin tetap keukeuh mengabariku, katanya cerita cintaku itu lucu dan unik. 

Dasar!

***

Hallo ... Gimana-gimana ceritanya.. ?
Semoga kalian suka.

Jangan lupa vomment ya?
Terimakasih..

Salam, 
Via.

Mimpi √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang