Kamar Mandi Pesantren

3 1 0
                                    

"Kamar mandi 4 siapa?". Teriakku didepan pintu kamar mandi sambil mengetuk-ngetuk daun pintu yang berwarna biru laut tersebut.
"Teh? Habis teteh siapa ya?  Kalau gak ada yang booking. Aku ya teh, Hanhan kobong 9 ?". Aku berteriak kembali. Namun tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Mungkin dia tidak mendengar suaraku.

Kobong atas memiliki sepuluh ruangan.  Setiap ruang saling berhadapan yang terpisah oleh lorong panjang. Lima kamar mandi dan satu ruang tempat cuci piring sekaligus tempat wudhu.
Aku penghuni kobong 9 bersama keempat temanku. Semua yang tinggal disini harus mentaati aturan. Termasuk saat akan mandi. Harus mengantri dengan sabar.

"Kok gak ada yang panggil sih?lama banget". Kataku dalam hati. Dari semenjak aku memboking kamar mandi sudah hampir 50 menit aku menunggu. Rata-rata memakai kamar mandi kurang lebih 30 menit kalau tidak sambil mencuci baju. Karena aku penasaran, aku kembali ke kamar mandi dan mengetuk-ngetuk pintu dan berteriak.
"Teh maaf ? Udah belum ya mandinya?".
Srekk.. 'loh nggak di kunci pintunya?'
Aku buka pintu itu perlahan. takutnya didalam ada orangnya, kan tidak sopan.
Pintu terbuka lebar bersamaan dengan bola mataku yang hampir keluar.
Teh Via dan Nisa tergeletak tak sadarkan diri dilantai dengan berlumuran darah ditubuhnya. Yang membuatku lebih terkejut adalah sesosok perempuan berbaju putih dengan rambut yang menjuntai sangat panjang kelantai. Pandangan matanya menatapku namun ada sorot kesedihan dan kesepian didalamnya. Terlihat sangat tipis bibir pucatnya itu tersenyum.
Seperti ada paku yang menancap dikedua kakiku sehingga tidak bisa ku gerakkan. Aku mematung menatap sosok tersebut. Anehnya aku tidak merasa takut. Kasihan yang aku rasakan saat melihatnya.
Kuucapkan doa-doa kepada Allah Swt dalam hati.

****

"Teh Via? Aku mimpiin kamu sama Nisa waktu malam selasa kemarin?".

"mimpinya gimana Teh Hanhan?". Teh Via berseru penasaran.

"kebiasaan teh Via sama teh Hanhan mah ngomongin horor mulu? Aku gak mau denger takut". Nisa beranjak dari duduknya ketempat yang agak jauh dari kami.  Nisa duduk di dekat lemari lalu asyik bermain ponsel miliknya.
Nisa dua tahun lebih muda dariku. Dia memang takut akan hal-hal yang berbau horor. Aku, teh Via dan teh Nurul kami sering berbagi cerita horor yang pernah kami alami.

"Nis? Awas loh di pojok? " ledek teh Nurul pada Nisa. Nisa tidak merespon dan terus asyik dengan ponselnya.

"Ayo lanjut teh Hanhan ceritanya?". Ucap teh Via.

Aku pun menceritakan kamar mandi no 4 tersebut. Teh Via dan teh Nurul memdengarkan dengan serius.  Sesekali mereka bergidik ngeri dan mengucapakan Istighfar bersamaan.
Cerita-cerita seperti itu sudah tidak asing lagi bagi kami.  Memang benar banyak cerita dari santri putri lainnya yang pernah mengalami kejadian-kejadian aneh dan tak masuk akal.

Kata Abah Kyai itu adalah ujian bagi santri saat mondok dipesantren.  Sebagai bumbu seberapa kuat kita menuntut ilmu di pesantren.

***

Assalamu'alaikum?
Jangan lupa votte dan komen ya?
Kobong = kamar
Teh disini sebutan kakak santri / panggilan sopan sesama santri putri.

Kecuali tokoh Nisa.  Karena dia paling muda di kobong 9 jadi kami memanggilnya Nisa. Dan Nisa juga tidak keberatan. 😊 ini kisah Hanhan si gadis Garut.

Via.

Mimpi √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang