Kamar Kos 2

40 1 0
                                    

Ya, ini masih dengan ceritaku 'Echie si anak kos'.

Pertama kali aku kos itu pada tahun 2011. Kostsanku masih di daerah Karawang. Kostsan ini memiliki dua lantai dengan beberapa blok. Satu blok ada sepuluh pintu. Dan tiap bloknya semua berlantai dua.

Sebagai anak yang baru ngekos aku tidak tahu apa-apa. Yang terpenting dipikiranku saat itu 'ada kamar kosong, dekat dengan jemputan, harga terjangkau, ya ... aku ambil'

Di tempat kos ini aku tinggal di blok A lantai dua pintu ke 6 dekat tangga.
Kulihat semua tetangga kamar lain ramah kepadaku. Bahkan Ibu kos juga baik walau sedikit cerewet. Semuanya biasa-biasa saja sampai kejadian itu datang dan mengubah semuanya.

***

Sudah minggu ketiga aku tinggal di kostsan ini. Malam hari ini, aku bisa tidur di kasurku dengan nyaman dan puas. Karena besok adalah hari libur kerja. Sebelum tidur aku bermain ponsel terlebih dahulu. Berselancar di sosial media, membalas chat teman-teman dan lainnya. Setelah merasa bosan aku pun membaringkan diri di kasur dan membaca doa sebelum tidur.

*

Aku dimana? Yang kulihat sekarang banyak sekali pohon-pohon menjulang tinggi. Daun-daunnya berwarna hijau tua dan terlihat sunyi sekali. Sepertinya ini adalah hutan, hutan yang begitu rimbun dan gelap.

Tapi kenapa aku ada disini?

Hutan yang kulihat kini berubah menjadi sebuah pemukiman warga. Kemudian berpindah slide ke zaman modern. Bangunan bertingkat dengan puluhan pintu tempampang jelas di hadapanku.

Tunggu? Bukankah ini rumah tempat kostsanku. Apa ini nyata?

***

Pagi ini, aku berkunjung di kamar kos temanku yang berada di blok C.
Oh iya, kostsan ini bebas maksudnya bisa untuk putri dan putra. Jadi kalau hari libur seperti ini pasti ramai
Di tiap-tiap kamar maupun blok. Tapi jam waktu berkunjung untuk orang luar dibatasi sampai pukul 09.00 malam.

Aku, Dian, Erni dan Asep tengah asyik mengobrol membahas tentang apapun. Tiba-tiba saja aku teringat dengan mimpiku semalam. Karena aku penasaran, aku pun menanyakannya pada teman-temanku itu.

"eh, dulunya tempat kostsan ini adalah hutan, ya?" kataku.

"iya, Chie? Kamu tahu dari mana?" tanya Asep penasaran dengan ucapanku.

"beneran?" kataku memastikan.

"bener, Chie?" jawab Asep yakin.

"iya Chie, Asep kan paling lama yang ngekos disini. Jadi dia tahu sedikitlah informasi yang berhubungan dengan tempat kos ini." Jelas Dian kepadaku.

Aku yang mencerna penjelasan Dian dan jawaban dari Asep hanya bisa diam. Jadi maksudnya mimpi itu datang kepadaku untuk memberitahukan asal-usul tempat ini. Ya, sekarang aku mengerti. Tapi kenapa harus aku?

"heh. Malah bengong? Kamu tahu darimana, Chie?" tanya Asep lagi.

Apa aku harus cerita?

"jadi tadi malam aku mimpi. Aku melihat hutan dengan pohonnya yang menjulang tinggi di tempat ini?" akhirnya aku bercerita.

"yang bener, Chie?" tanya Erni bersuara.

"iya."  Kataku singkat.

Semuanya hanya menatapku dalam diam. Entahlah apa yang ada di pikiran mereka. Hening ... Untuk mencairkan suasana aku pun bersuara.

"udah ah, Dian kamu punya makanan gak? Yuk makan-makan?" Ajak ku mengalihkan pembicaraan.

"punya? Bentar ya, aku ambil," jawabnya lalu bangkit untuk mengambil makanan di dalam kamar.

"nih ..." Dian meletakkan makanan itu di depan kami. Kami pun menyantapnya bersama-sama.

Ternyata mereka tidak memperanjang masalah mimpiku itu. Syukurlah ...

***

Hari demi hari berganti. Tidak tersasa aku sudah enam bulan tinggal di kostsan ini.

"Chie kamu betah di kamar itu?" tanya Dian.

"emang kenapa?"

"enggak, kata Asep biasanya yang tinggal di kamar itu cuma bertahan satu bulan saja. Cuma kamu yang paling lama di kamar itu Chie?" jelas Dian.

"oh ... Ya gitu sih, Ian? Aku juga bulan depan niatnya mau pindah tempat kos"

"kenapa?" tanya Dian.

"ya, gak apa-apa, pengen aja."

Masa iya aku bilang kejadian-kejadian yang aku alami di kamar itu. Seperti keran air di kamar mandi yang berubah merah, suara geraman di atap dan pedagang misterius yang hilang tanpa jejak yang mengetuk pintuku. Sekarang aku tahu kenapa penghuni lain hanya bertahan sebentar disana.

Kenapa aku tidak bercerita pada Dian. Takutnya nanti Dian cerita ke semua penghuni kos. Dan mereka takut, lalu pergi meninggalkan tempat kostsan ini.

Sepertinya Ibu kos juga mengetahui tentang kamar kos itu. Tapi beliau diam dan pura-pura biasa saja.
Sudahlah itu urusan dia ...

***





Hallo? Jangan lupa vomment ya?

Ini masih mimpi kakakku. Aku juga tahu tempat kos sannya. Karena aku pernah menginap disana..emang beda sih suasanya kalo di dalam kamar.. Tapi untungnya aku tidak mengalami kejqdian apa-apa..

Terimakasih...
Salam,
Via.




Mimpi √ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang