Ch 27. Tempat yang Gelap

14 2 0
                                    

[Dimana aku?]

Aku sekarang berada di tempat gelap dimana hanya kegelapan sejauh mata memandang.

[Tempat apa ini?]

Melihat kesekitar tidak ada tanda-tanda orang atau sesuatu hanya kegelapan. Melihat kebawah, aku bisa melihat tubuhku dengan kemeja merahku yang seharusnya sudah terbakar dan rusak sebelumnya.

[Tunggu, jika aku bisa melihat tubuhku berarti tempat ini terdapat cahaya bukan?]

Keanehan yang cukup membuatku takut, aku bisa melihat tubuhku tetapi hanya kegelapan disekitarku.

[Dan juga bayanganku hilang.]

Anehnya aku sangat tenang dengan situasi saat ini, aku periksa lagi sekeliling masih sama tidak ada perubahan.

[Apa aku bisa melangkah?]

Lantai ini pun sama, hanya kegelapan, aku sedikit takut apabila sesaat aku melangkah ternyata yang aku injak bukanlah pijakan dan membuatku jatuh ke dalam kegelapan itu.

[Lebih baik periksa dulu.]

Berjongkok, kuperiksa lantai tempat ini dengan tanganku.

[Rasanya sedikit aneh.]

Ku gosok lantai ini dan terasa seperti aku sedang menggosok batu yang sangat datar tetapi tidak licin.

[Baiklah, aku putuskan lantai ini aman.]

Berdiri, lalu aku mulai melangkah maju dengan sedikit perasaan takut.

[!!?]

Tetapi langkah pertama itu malah membuatku terjatuh karena lubang dan aku tercebur ke air.

[!!??!]

Menahan nafas, aku berusaha berenang menuju ke permukaan tetapi semakin aku menggerakan tanganku justru semakin dalam aku tenggelam. Aku panik dan membuka mataku dan masih menggerakan tanganku dengan putus asa.

Apa ini akhir dari hidupku? Mati karena tenggelam di tempat antah berantah seperti ini?

Nafasku sudah tidak tahan lagi, kukeluarkan lewat mulut lalu ada keanehan muncul.

[Aku... bisa bernafas?]

Walaupun tubuhku merasa seperti di bawah air tetapi aku masih bisa bernafas. Walaupun mulutku penuh dengan air tetapi aku masih bisa bernafas! Kusentuh hidungku untuk memastikan apa ada alat pembantu bernafas tetapi tidak ada apa-apa. Bahkan aku memasukkan jariku ke lubang hidungku dan jariku masih merasakan air di sana.

[Ini aneh sekali... tunggu! Aku bisa berbicara!]

Suara yang keluar sangat jelas tanpa terganggu dengan air ini.

Setelah mengatahu kalau masih bisa bernafas, rasa paniknya mulai hilang dan aku menjadi lebih tenang.

[Aku masih penasaran tempat apa ini dan sampai kapan aku akan tenggelam seperti ini?]

Aku hanya bisa diam saja tenggelam ke dasar tempat ini yang aku tidak yakin sedalam apa, lagi pula aku tidak bisa berenang naik ke permukaan jadi ikuti saja.

[Hmm? Apa itu?]

Di bawahku, terlihat lubang seperti cincin yang mengeluarkan cahaya putih tetapi kegelapan di bagian tengahnya. Aku terseret ke arah itu.

Semakin dekat semakin besar pula cincin itu dan saat sudah sangat dekat denganku, cincin itu lumayan besar mungkin ukurannya sebesar ban sepeda motor?

[Ehh sepertinya aku terhisap?]

Lalu aku langsung panik dan berusaha berenang menjauh tetapi cincin ini seolah-olah tahu kalau aku berusaha kabur, memperkuat daya hisapnya.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang