Ch 5. Pertukaran(?) Informasi 1

22 1 0
                                    

Dengan keluarnya urat di kepalaku, aku berjalan menuju orang itu.

Nama dari orang itu adalah Intan Gelora.

Dengan rambut lurus warna hitam dengan panjang sampai ke punggungnya dan dia mempunyai tinggi sekitar 164 cm, cukup normal untuk perempuan seumurnya

Walaupun aku tak mau mengakui ini tapi dia memiliki wajah yang termasuk golongan cantik.

Disekolah banyak laki-laki yang menincarnya tetapi karena kebodohannya yang tiada tara, semua laki-laki yang mengincarnya gugur satu persatu.

Aku sampai heran bagaimana bisa dia masuk ke SMA yang sama denganku dengan kebodohannya itu.

Untuk beberapa alasan dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi kecuali ketika aku ketoilet 

Di karenakan dia selalu bersamaku di sekolah tatapan murid laki-laki di kelasku entah bagaimana menjadi dingin

Tapi karena aku sudah terbiasa sekarang aku tidak terlalu menghiraukannya 

Dan juga dia selalu membelaku ketika aku di ganggu oleh pembully itu tetapi karena kebodohannya ketika pembully itu bilang [Aku hanya bercanda dengannya],Intan dengan mudahnya mundur dengan mengatakan [Ohh begitu ya sudah].

Dan perempuan itu sekarang sedang tertawa sambil memegang perutnya di atas panggung itu

[Muhahahah aduh~perutku,tidak kuat Muhahahah.]

Dia tertawa seakan sedang melihat sesuatu yang sangat lucu seumur hidupnya.

Jujur, dia membuatku kesal, sangat kesal.

[Apa yang lucu bagimu?Hah!.]

Dengan sengaja aku menaikan suaraku untuk menakutinya.

Tetapi mungkin karena tinggi badanku, aku malah terlihat lebih lucu di matanya karena tawanya menjadi lebih besar lagi sampai dia mengguling-guling di atas panggung itu.

[Hahahah~Hahah hentikan-hentikan perutku sakit !!? Ouch]

Mungkin karena dia terlalu fokus tertawa dia terjatuh dari panggung itu sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

[Aduh sakit~~ apa yang kau lakukan?]

[Tidak, kau jatuh karena salahmu sendiri kan?kenapa kau selalu menyalahkanku?]

Dia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca seakan mau menangis dan berkata.

[Karena ketika aku selalu mengalami hal seperti ini kau selalu ada di dekatku kan?]

Aku yakin alisku sedang mengerut sekarang.

[Bagaimana bisa? kau jatuh sendiri sedangkan aku berdiri disini tanpa melakukan apa-apa. Itu salahmu sendiri, terimalah kenyataan itu.]

Tidak sadar aku mulai berteriak ke arahnya karena rasa jengkel ini.

[Huu ~ Andi kalau marah tidak serem tapi lucu hahaha.]

Urat di kepalaku pasti bertambah sekarang.

Berhenti menggodaku sialan.

[Kenapa Andi? kenapa diam? hei~hei kenapa diam?]

Disaat kesabaranku sudah habis secara perlahan aku menyiapkan busurku dan mengarahkan anak panahnya ke perempuan itu.

[Apa yang kau lakukan? mau memanahku? tadi saja kau memanah tidak kena hahahaha.]

[Cukup, diamlah ketika kau membuka mulutmu hanya kejengkelan yang kurasakan, dan terima ini]

*hyuu

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang