Ch 69. Inferno 1

9 2 0
                                    

Baiklah, sekarang aku berada di bangunan medis, memasang bubuk mesiu dan beberapa bom di sini.

Para serigala itu mulai mendekat ke tempat ini walaupun mereka bergerak lambat.

Aku tidak tahu mengapa mereka bergerak selambat itu, mungkin mereka waspada?

Ya itu tidak ada hubungannya denganku, justru jika mereka seperti itu hanya akan memberiku lebih banyak waktu.

Ngomong-ngomong, aku lupa memberitahu ini tapi pak tua George juga memberiku beberapa kilogram C-4.

Yup, C-4 peledak itu, walaupun yang dia berikan hanya C-4 yang memiliki daya ledak kecil yang biasa di gunakan untuk merubuhkan pondasi bangunan atau mendobrak pintu besi tapi tetap saja aku bersyukur atas pemberian ini.

Sebenarnya aku juga ingin memasang beberapa ranjau darat seperti Claymore atau semacamnya tetapi sayang sekali pak tua George tidak mempunyai itu.

Ya sudahlah, tidak ada gunanya menangisi apa yang tidak ada jadi kuambil Flashbang saja.

Rencanaku adalah membuat tempat ini menjadi rata dengan tanah, Scorching Earth namanya kalau tidak salah.

Menarik mereka semua kesini lalu membakar tempat ini dengan bubuk mesiu dan beberapa peledak lalu menghabisi mereka satu-persatu sambil mengulur waktu.

Terdengar mudah tapi sebenarnya sangat sulit.

Dikarenakan kondisi saat ini adalah malam hari dimana tidak ada cahaya sama sekali (sekarang sepertinya malam bulan baru jadi tidak ada cahaya bulan sama sekali) membuat serigala-serigala itu menjadi cukup berbahaya karena mereka setidaknya bisa melihat di malam hari, karena pada dasarnya serigala adalah hewan nocturnal.

Ditambah penciuman mereka, walaupun itu sudah ku antisipasi dengan menyebarkan bau bubuk mesiu di sekitar sini.

Tetapi, kegelapan malam ini lah yang akan kugunakan untuk melawan mereka.

Dengan menggunakan Flashbang, akan kubuat mereka menjadi buta dan tuli sesaat lalu kubunuh secepat mungkin.

Aku harus mengalahkan mereka sedikit demi sedikit tanpa harus menggunakan peledak sampai akhir.

Kartu As harus di simpan sampai akhir, jika aku sudah terkepung barulah akan kugunakan.

Penciuman mereka ku lawan dengan bubuk mesiu, pendengaran dan penglihatan mereka kulawan dengan Flashbang.

Jika 3 fungsi panca indera paling utama kulumpuhkan maka seharusnya akan cukup mudah melawan mereka.

[Baiklah, sekarang waktunya perpindah.]

.

.

.

Setelah itu aku pergi ke bangunan-bangunan yang lain dan memasang peledak yang sama.

Bagusnya peledak itu bisa di ledakan dari jarak jauh dengan remote control ini.

Jadi tinggal satu kali tekan tombolnya lalu BOOM, seluruh tempat ini akan meledak.

Untuk serigala-serigala itu, sebenarnya mereka sudah masuk ke tempat ini beberapa menit yang lalu.

Setelah mereka masuk, mereka langsung menggaruk-garuk hidung dan menggeleng-geleng kepala mereka seolah-olah ingin mengingkirkan sesuatu, bahkan ada serigala yang bersin.

Mereka tidak menyadariku walaupun aku berdiri 20 meter di depan mereka.

Dengan begini tahap awal dari rencanaku berhasil.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang