Ch 22. Bantuan Telah Tiba

19 0 0
                                    

Kami berdua sudah bertarung sangat lama.

[Reni belakangmu!]

Aku menusuk leher monyet yang berusaha menyergap Reni dari belakang.

[Terima kasih, aku tidak melihatnya.]

[Tidak masalah, jangan jauh-jauh dariku, aku akan menjaga belakangmu.]

Aku berdiri membelakangi Reni yang sedang bertarung melawan 3 monyet sekaligus, untuk menjaga titik butanya supaya tidak diserang lagi.

[Kevin, bagaimana keadaanmu? Apa kau terluka?]

Reni tanpa melihat kearahku menanyakan keadaanku.

Tanpa melihat wajahnya aku tahu kalau dia khawatir kepadaku.

[Tidak masalah, hanya beberapa luka gores saja.]

Supaya tidak membuat dia khawatir aku berbohong kepadanya.

Sebenarnya luka di tubuhku sudah sangat banyak sampai hampir seluruh bajuku basah karena darah.

Kakiku bergetar tanpa henti sejak tadi.

Tanganku kaku dan sangat berat untuk di gerakan, menganyunkan tombakku adalah semua yang ku bisa.

Pandanganku mulai buyar karena darah masuk ke mataku.

Kepalaku sangat pusing seperti di pukul palu.

Nafasku sudah tidak beraturan dan aku merasa hawa dingin yang menusuk tulang.

Sejak kami perpisah dari Intan yang terkena jebakan kami berdua berlari ke tempat sebelumnya, aku harap Intan baik-baik saja.

Tetapi saat kami berdua kembali kami selalu di hadang oleh monyet-monyet itu.

[Bagaimana mereka ada disini?]

[Aku tidak tau yang jelas kita harus mengalahkan mereka!]

Kami bertarung melawan mereka secara terus menerus

Pada awalnya mereka muncul hanya 2 lalu 4 lalu 6 lalu 8 sampai aku malas menghitungnya lagi.

Tetapi semakin banyak kami melawan mereka, untuk beberapa alasan kami menjadi lebih leluasa mengalahkan mereka.

Pada awalnya aku hanya bisa menahan 3 monyet tanpa bisa mengalahkan mereka tetapi sekarang aku bisa mengalahkan 5 sekaligus sendirian.

Begitu pula dengan Reni, pada awalnya hanya bisa mengalahkan 2, sekarang bisa mengalahkan 4 monyet dengan cepat tanpa cidera sedikitpun.

Namun bertarung terus-menerus tetap saja mempengaruhi stamina kami.

Kami berdua sudah mulai kehabisan tenaga dan disitulah entah bagaimana monyet-monyet itu tau kalau kami mulai kelelahan.

Sepertinya mereka lebih pintar dari yang aku kira.

Mereka mulai mefokuskan serangan di titik buta kami dengan formasi 3 monyet menyerang dari depan lalu 1 monyet menyelinap dan menyerang dari belakang.

Kami sangat terkejut saat mereka melakukan itu pertama kali, bahkan punggungku sudah banyak luka karena formasi itu.

Jumlah monyet yang kami kalahkan.... aku berhenti menghitungnya saat mencapai 30 ekor.

Karena aku tidak punya waktu untuk menghitungnya.

Serangan mereka semakin agresif dan jumlah mereka semakin banyak.

Sebenarnya dari mana mereka datang?

Seolah-olah mereka diperintah seseorang untuk melenyapkan kami.

ReWorld : Pasukan PurnamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang