"Apa kau sudah mendapat kabar tentang kedua putraku?". Tanya Tuan Choi.
"Maaf kami hanya mendapatkan informasi salah satu dari putra anda, yang di bawa oleh orang itu,Tuan". Jawab Zui.
"Lalu yang lain?". Sedih Tuan Choi.
"Maaf kan kami tuan". Sesal Zui.
"Aku sangat mempercayaimu, tapi kenapa kau tega menghianatiku, seperti ini". Sesal Tuan Choi, tubuhnya limbung untung Zui dapat menyanggahnya.
"Kita kembali Taun, tuan harus beristirahat". Nasihat Zui, yang di setujui Tuan Choi.#
"Jeon Jungkoooooookkkkkkk........". Teriakan menggema saat melihat tubuh itu masuk ke dalam retakan tanah ciptaan Vernon. Lebih mengejutkan lagi saat retakan itu secara perlahan menutup siap mengubur apapun yang masuk kedalamnya. Keempat pemuda di bangku penonton, mereka sangat panik melihat kejadian yang terjadi, ingin rasanya menerobos masuk, tapi bisa jadi malah mereka musnah sebelum menyeamatkan adik kecil mereka. Perisai yang di buat mengelilingi arena, adalah perisai yang tak bisa tertembus dengan mudah, dan sangat kuat terhadap sihir.
Duaaaaaarrrrrrrrrr..............
Ledakan besar terjadi di tengah arena. Debu berterbangangan menutupi pandangan mata. Sampai akhirnya debu itu di hilangkan oleh sapuan angin. Mata kembali tebelalak saat melihat bukan satu sosok saja yang ada di sana, tapi tiga sosok walaupun tak dapat di pungkiri salah satu dari mereka terluka parah dan tak sadarkan diri, sedangkan satu sosok lagi tengah memangku yang terluka.
"Park Jimin.....apa yang kau lakukan disana". Teriakan Taehyung menyadarkar ketiga pemuda yang tengah terkejut dengan kejadian ini. Dalam benak mereka semua berpikir bagaimana Jimin bisa menembus perisai tanpa terluka sedikitpun.
"Mencoba menyelamatkan apa yang bisa aku selamatkan". Taehyung terkejut saat menangkap gerakan bibir Jimin.
"Wah....wah....wah...ada yang mencoba menjadi pahlawan disini". Vernon menatap remeh. Jimin menatap tajam orang di depannya.
"Uuuhhhh...tatapanmu sangat menakutkan anak manis. Asal kau tau aku tak takut apapun.". Vernon meremehkan."Apa yang telah kau lakukan pada saudaraku?". Tanya Jimim .
"Emmmm..... hanya melakkan sedikit percobaan dengan penemuanmu dan.. boommm... penemuanku berhasil". Vernon enteng.
"Kau menggunakan racun untuk penemuanmu, dan melakukan percobaan pada saudaraku". Hardik Jimin.
"Untuk ukuran anak baru kau sudah tau terlalu banyak yah....well dan jawabanya benar. Ahhh...harus ku tambahkan racun yang ku gunakan adalah racun yang dapat menghalangi proses penyembuhan Vampir". Jawab Vernon santai.
"Jadi kau berniat membunuhnya?". Tanya Jimin tajam.
"Bisa di bilang begitu, andai dia tak keras kepala, andai dia mau menyerahkanmu padaku, mungkin akau akan mengurungkan niatku. Mengingat aku masih menganggapnya sebagai teman". Jawab Vernon remeh.
"Hah....aku yakin kau tak tau apa itu arti pertemanan. Melihat perlakuanmu kepada orang yang masih kau anggap teman. Aku yakin kau tipikal menggunakan cara apapun untuk mendapatkan yang kau mau". Seringaian remeh menghiasi wajah Jimin.
"Wah...ternyata kau cukup berani bocah, kau akan menyesal ketika mencari maslah dengaku". Marah Vernon yang merasa di remehkan.
"Ku pikir kalimat itu yang seharuskan aku ucapkan padamu. Jangan berani-berani menyentuh saudara-saudaraku jika tak ingin bermasalah denganku". Kemarahan Vernon memuncak saat mendengar perkataan Jimin. Hentakan kaki Vernon membuat batu melayang tak terkendali sasarannya adalah Jimin dan juga Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruler Of The Element
FantasyKalian membuatku menyadarkan siapa diriku sebenarnya. Kalian mengulurkan tangan untuk menarikku. Kalian mengeluarkanku dari kesepianku. Kalian membuatku mengerti arti persahabatan. Sebagai gantinya aku akan melakukan apapun untuk menjaga dan melind...