Kata bercetak miring adalah mimpi Jimin.
"Arrrggghhhhh....bruk....". Rintihan Jimin setelah kembali memberikan darahnya.
Jimin limbung sambil memegang dada kirinya. Jimin merelakan darahnya lagi untuk menolong Seokjin yang di patuk ular hitam untuk menolongnya. Keenam pemuda itu memutuskan menggunakan jalur darat karena tak ingin Animalibus mereka kelelahan. Tapi di tengah perjalanan seekor ular hitam yang identik sebagai ular kutukan dengan bisa sangat menyerang mereka, atau lebih tepatnya menyerang Jimin. Ular itu seolah sengaja dikirim untuk menyerang Jimin. Seokjin akhirnya berhasil menyelamatkan Jimin dan konsekuensi dia yang tergigit. Ular itu akhirnya mati di tangan Namjoon.
"Kau sekarat Jim, tapi kau mlah memberikan darahmu lagi". Geram Yoongi. Kelima Bangtan itu memang sudah mengetahui identitas Jimin, dan juga darah Jimin. Darah Jimin adalah nyawanya sendiri, semakin banyak di gunakan maka semakin sekaratlah Jimin.
"Hyung...bisakah kau berhenti mengomel, aku mungkin bukan mati karena darahku digunakan, tapi mati mendengar omelanmu". Kekeh Jimin di sela-sela ringisanya. "Sudah ku bilang membawa kalian merepotkan". Tambah Jimin.
"Dan membiarkanmu mati sendirian.... Tidurlah...Jin hyung baru saja sadar". Putus Namjoon. Jimin memejamkan matanya di pangkuan Yoongi.
"Bagaimana keadaannya?". Hoseok khawatir.
"Aku yakin garis peraknya mulai mendekati Jantung Jimin. Dia kesakitan sambil memegangi jantung sebelah kiri". Yoongi membelai rambut Jimin.Mereka kembali melanjutkan perjalanan, Hoseok dan Namjoon berubah menjadi wujud Wolfnya, untuk menyingkat perjalanan. Yoongi dan Jimin menaiki Max wujud wolf dari Namjoon, sedangkan Kookie dan Jin menaiki Rex wujud wolf Hoseok.
"Bagaimana kedaannya Yoon?". Jin khawatir.
"Jantungnya masih berdetak dan juga dia masih bernapas, hyung sendiri bagaimana keadaanmu?".
"Semakin membaik, aku berhutang nyawa pada anak itu". Terdangar nada sesal di setiap perkataan Jin.
"Aku juga berhutang nyawa pada Jimin hyung". Tambah maknae mereka.Tak terasa meraka telah sampai di tujuan, di depan mereka berdiri istana yang dulunya sangat megah tapi sekarang terlihat tak terawat, terlihat dari banyak tumbuhan rambat yang melilit hampir di semua gerbangnya.
"Jimin ah ...ireona.... Kurasa kita sudah sampai". Yoongi membangunkan Jimin. Jimin langsung membuka matanya, dia terkejut melihat bangunan di depannya. Bangunan yang sama persis dengan yang ada di mimpinya. Tanpa ragu Jimin mengusap gerbang istana. Sebuah kunci emas muncul dan bereda di tangannya.
"Tae...aku akan menyelamatkanmu". Lirih Jimin.
#
Tuan Choi berhasil keluar dari ruang inapnya. Sebuah tongkat penyanggah membantu langkahnya. Dia sudah bertekad mencari kedua putranya dengan atau tanpa bantuan Zui. Dia berjalan menyusuri jalan Seol yang melenggang karena sebagian penduduknya sudah berada di kantor. Tuan Choi menghentikan langkahnya, tepat di depan matanya berdiri sosok yang selama ini di carinya, sosok yang ia yakini membawa salah satu putranya. Donghae berdiri di ujung jalan sambil memegang hpnya. Tuan Choi terkejut saat sebuah Van hitam menyeret paksa tubuh mantan sahabatnya itu. Tanpa pikir panjang tuan Choi menyetop taxi dan menyuruh sang supir mengikuti van hitam itu. Perjalanannya terhenti di salah satu gudang tak terpakai, dengan hati-hati tuan Choi keluar dari taxi dan mengendap-endap melihat situasi.
"DIMANA KAU MENYEMBUNYIKAN KUNCI ITU HAH...". Bentakan keluar dari pimpinan penculik itu.
"Sudah ku katakan aku tidak tahu, dan hanya sang pewarislah yang bisa membuka gerbangnya". Elak Donghae.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruler Of The Element
FantasiaKalian membuatku menyadarkan siapa diriku sebenarnya. Kalian mengulurkan tangan untuk menarikku. Kalian mengeluarkanku dari kesepianku. Kalian membuatku mengerti arti persahabatan. Sebagai gantinya aku akan melakukan apapun untuk menjaga dan melind...