Semua sesuai dengan prediksi Jimin, Taehyung akan di keluarkan saat keadaan Singhyuk terancam. Ifi grifin Jimin terbang menukik untuk membebaskan Taehyung, saat musuh lengah. Berhasil....Ifi berhasil membawa Taehyung kembali.
"Taehyung~ah...kau baik-baik saja kan?". Jimin memeluk Taehyung erat. Tapi senyum bahagianya terganti dangan ringisan kesakitan. Subuah pisau menancap di perut kirinya.
"Kau pikir....aku akan mengembalikanya dengan mudah?". Taehyung tersenyum remeh. Jimin terkejut begitu pula dengan Siwon. Sosok di depannya memang Taehyung, tapi tidak dengan pikirannya. Taehyung di bawah kendali Singhyuk.
"Taehyung~ah...". Lirih Jimin.
"Kau masih menganggapku Taehyung....hahaha. Aku bukan Taehyung". Elak Taehyung.
"Benar pikiranmu bukan Taehyung. Tapi hatimu adalah hati Taehyung". Jimin bangkit mencabut paksa pisau di perutnya. Sebuah pedang muncul di tangannya. Permintaan Taehyung untuk menyerangnya saat di medan perang kembali terngiang. Tanpa pikir panjang Jimin langsung menyerang Taehyung, begitu pula Taehyung yang balik menyerang Jimin. Pedang saling beradu perang kembali pecah, mereka tak tinggal diam, berjuang untuk kedamaian sejati. Konsentrasi Siwon pecah, bagaimanapun kedua putranya saling melawan satu sama lain. Hati siapa yang tidak sakit melihat peristiwa itu, dan dalangnya adalah penghianat itu. Tanpa perhitungan yang tepat Siwon langsung menyerang Singhyuk. Singhyuk tak tinggal diam dan berbalik menyerang. Kondisi berbalik ketika ternyata Singhyuk menggunakan kekuatan dimensinya untuk mengecoh Siwon. Siwon terkena sabetan pedang akibat tidak waspada.
Kali ini Konsentrasi Jimin lah yang pecah, dia melihat Appanya terluka cukup parah. Jimin harus menolong Appanya, dan juga menyelamatkan kembarannya. Mata Jimin terbelalak ketika melihat pedang yang hampir menembus jantung Siwon. Mantra perisai di ucapkan dan perisai itu berhasil melindungi Siwon. Tapi tubuhnya sendiri malah telpental, saat Taehyung menggunakan pengendali buminya. Luka sayatan kembali terbentuk saat Taehyung kembali menyerang."Jimin lakukan sesuatu... Aku lelah". Taehyung mencoba berbicara dengan telepatinya. Tubuh dan pikirannya mungkin bukan miliknya sekarang. Tapi hati kecilnya terus mengatakan untuk menghentikan menyakiti keluarganya. Efeknya, pikirannya terbebas dari kendali Singhyuk.
"Tae... Kau kah itu?". Jimin ragu.
"Ini aku...tolong selamatkan aku. Lakukan apapun asal aku bebas dari penghianat itu". Pinta Taehyung.
"Mianhe....". Gumam Jimin sebelum menghempaskan Taehyung dengan kekuatan anginnya. Taehyung terhempas dan tak sadarkan diri.
Jimin geram pada penghianat, yang tega-teganya memanfaatkan adiknya. Jimin kalap hanya satu dalam pikirannya yaitu mengakhiri semua perbuatan orang itu.
Scutum formatae, qui dilexit me, animam meam custodiat immolare consueverant (perisai terbentuklah, ku korbankan jiwaku untuk melindungi mereka yang ku sayangi).
Perisai-perisai mulai terbentuk, perisai terkuat yang takkan hancur. Perisai yang terbentuk karena pengorban jiwa, untuk melindungi orang-orang yang di sayanginya. Perisai itu melindungi tubuh Taehyung yang tak sadarkan diri, kemudian melindungi Siwon, Donghae, kelima sahabatnya, juga guru-guru Academy.
"JIMIN~AH......ANDWEEEEEE......". Jimim tersenyum tulus saat mendengar teriakan Siwon. Jimin kembali melangkah ke tempat Singhyuk. Singhyuk hanya tersenyum remeh.
"Ku bilang jangan membuatnya terluka. Tapi yang kulihat tubuhnya penuh luka. Dan kau memanfaatkan adikku untuk menyerangku". Jimin semakin melangkah maju, bola matanya berubah menjadi dua warna. Kanan biru dan kiri merah. Pertanda penguasa terkuat api biru dan merah.
"Wah....aku beruntung karena melihat bangkitnya Sang Raja". Remeh Singhyuk. "Sayangnya Raja akan mati di tanganku sendiri". Ucapan Singhyuk bersamaan dengan munculnya, bayangan hitam dari bawah tanah. Singhyuk mengerahkan pasukan kematiannya untuk menyerang Jimin.
"Huh....kau memerintah mereka seolah mereka adalah milikmu. Akan ku tunjukan, siapa yang memilik hak atas mereka". Jimin sarkis. Kembali dua sayap biru merah menghiasi punggungnya. Singhyuk terkejut melihat perubahan Jimin, begitupun dan orang-orang di belakang Jimin. Bahkan ketiga Animalibus Jimin berubah. Zion raja Animalibus darat, Ifi Raja Animalibus udara, dan Phoenix ratu Api biru.
"Ternyata itu wujud aslimu". Remeh Jimin saat melihat wujud asli Singhyuk. Monster kematian hitam dangan mata merah.
Tanpa aba-aba, monster menyerang Jimin. Perlawanan sengit terjadi balik di darat ataupun udara. Tak ada yang bisa di lakukan yang lain, mungkin jika mereka ikut andil, tubuh mereka akan hancur. Pertempuran di depan mereka adalah pertempuran paling mengerikan yang pernah mereka lihat. Perisai Jimin, benar-benar melindungi mereka. Jimin lengah saat dua bola api mengarah ke arah perisai Siwon dan Taehyung.
"Uhuukkkk....uhuk....uhuuukkk...". Jimin meringis menahan sakit di punggungya. Jika sedikit lagi terlambat bola api itu akan menghancurkan perisai buatan Jimin.
"Appa mohon berhentilah biarkan kami menolongmu". Pinta Siwon. Kekuatan Jimin di ambang batas, sayapnya menghilang karena menahan bola api itu.
"Takkan ku biarkan dia melukai yang lain. Aku harus menyelesaikannya. Appa aku titip Taehyung". Senyum Jimin. Jimin berbalik meninggalkan tempat Siwon dan Taehyung.
Petir menyambar, angin mulai bertiup kencang, bumi bergoyang. Sang raja Element telah bangkit seutuhnya. Sang penguasa Element, yang merelakan Jiwanya untuk orang-orang yang di sayanginya. Untuk keluarga barunya, untuk keluarga yang telah lama hilang. Untuk semua rakyatnya. Jimin mengeluarkan semua kekuatannya, kemarahannya kembali tersulut ketika Singhyuk kembali menyerang Taehyung dan Siwon. Pedang petir miliknya kembali beradu dengan cakar monster Singhyuk.
Crraaaaashhhhhh....
Jimin berhasil memotong tangan si monster. Aungan marah terdengar mengerikan. Monster itu kembali menyerang Jimin dengan membabi buta. Kelincahan Jimin semakin berkurang, seiring dengan kekuatannya yang melemah. Berkali-kali Jimin hampir terkena sabetan cakar monster itu.
Jeederrrrr...... Dug.....dug....dug... Bruaakkk....
Monster itu akhirnya tumbang, oleh element petir dan bumi milik Jimin. Api birunya kemudian membakar tubuh monster itu sampai menjadi abu. Jimin jatuh terduduk, badannya limbung terlalu lemas akibat semua kekuatan yang di keluarkannya. Jimin merangkak ke arah perisai Taehyung. Kembarannya ini masih belum bangun dari pingsannya. Perisai-perisai milik Jimin juga terbuka, karena pemiliknya tak sanggup lagi mengendlikannya.
"Jimin...apa yang akan kau lakukan?". Cegah Siwon saat melihat Jimin akan melukai tangannya.
"Taehyung harus bangun, agar tugasku selesai". Jelas Jimin.
"Dan, aku kehilanganmu.... garis perakmu mendekati jantungmu... Jim". Siwon kembali melarang.
"Eomma melakukan ini untukku, sehingga Tae tak bisa melihat Eomma. Tae takkan pernah bangun Appa, ada racun di darahnya. Aku ingin melakukan apa yang Eoma lakukan untukku dulu". Ucap Jimin, tanpa di sadari oleh siapapun, Jimin sudah menorehkan luka di telapak tangannya, membiarkan darahnya kembali menetes untuk menyelamatkan Taehyung.
"Eunghhhh".
"Akhirnya kau bangun Tae". Senyum Jimin. Taehyung yang telah tersadar langsung duduk dan memeluk Jimin.
"Jim....aku merindukanmu....maaf aku tak mengenalimu sebagai saudaraku". Isak Taehyung.
"Aku juga tak mengenalimu Tae...aku pernah membentakmu, maafkan aku". Lirih Jimin.
"Jimin~ah.... Jimin......". Taehyung merasakan beban yang semakin memberat. Jimin terjatuh saat Taehyung melepaskan pelukannya.
"Jimin.....bangun....kau...kenapa matamu menutup huh....Jimin". Isakan Taehyung semakin keras. Tak ada yang bisa menghentikan tangisan Taehyung. Mata Jimin tak pernah kembali membuka. Hanya senyum yang tertinggal di bibir pucatnya. Badannya dingin, sedingin es, jantungnya membeku, garis peraknya telah menyentuh jantungnya. Sang Raja pergi menyusul Ibundanya tercinta.
End
Maaf barangkali kurang ngena pas akhirnya ya..... Maaf barangkali mengecewakan . Mungkin bakal ada epilognya
Maaf sekali lagi belum bisa up ff yg lain. Tugas e numpuk seabreg. Cma ff ini yg ada stok sekali lagi maaf kan daku ya chinguuu..... 🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruler Of The Element
FantasyKalian membuatku menyadarkan siapa diriku sebenarnya. Kalian mengulurkan tangan untuk menarikku. Kalian mengeluarkanku dari kesepianku. Kalian membuatku mengerti arti persahabatan. Sebagai gantinya aku akan melakukan apapun untuk menjaga dan melind...