♡7%

3.1K 355 6
                                    

"Ong, Ong Seungwoo. Padahal gue sering bareng sama Abang lo, masa lo gak kenal sih?"

"Hng- beneran teman Abang gue?" Tanya gue yang agak ragu. Muka Kakak kelas didepan gue ini lawak banget sih, susah buat dipercaya.

Gue juga gak pernah tau siapa teman-teman Abang gue, mereka gak pernah mau ngenalin temannya ke gue, entah karena apa. Maka dari itu gue juga males kepo sama teman-temannya Abang gue.

Cuma yang gue tau kedua Kakak Laki-laki gue itu punya semacam perkumpulan (?) Ah istilahnya geng lah.

"Iya bocil! Gak percaya banget sih," Kak Seongwoo menarik kedua sisi pipi gue menggunakan tanganya.

"Sakit!" Protes gue sembari menepis tanganya dari wajah gue.

Augh sial, pipi sedikit berdenyut karena di aniaya sama tangan laknatnya itu.

"Gue liat-liat lo gemesin juga, ya."

Mata gue mendelik ke arah Kakak kelas tinggi itu, "hah?!"

"Bercanda, hahaha," dia tertawa, gue membeku sebentar. Kalau ketawa dia jadi ganteng deh, tampang lawaknya jadi hilang.

Ah mikir apa sih lo Rie.

"Yaudah, gue mau pulang. Makasih ya, kak." Gue membungkuk singkat kepada Kakak kelas itu, lalu gue segera melesat pergi keluar dari ruang UKS.

Hua beneran pulang cepet dong, koridor disekolah yang biasanya ramai sekarang sepi.

Kok agak creepy ya suasananya.

"Nggak, nggak! Gue gak takut!" Gumam gue pada diri gue sendiri. Toh ini masih siang.

Tapi setan juga ada yang aktif pas siang-siang kan? Siapa tau setannya lagi lembur (?) Wah jancok. Bulu kuduk gue meremang, jangan-jangan yang tadi bangunin gue di UKS itu setan yang ngaku-ngaku sebagai teman Abang gue?!

Sekolah gue itu Sekolah Internasional yang udah berdiri sejak tahun 1980, dan jelas aja sekolah ini mempunyai bangunan khas jaman eropa kuno. Tentunya ini bangunan lama yang belum direnov, cuma bangunannya tetap bagus dan mewah.

Tapi tetap aja seram!

Handphone, mana handphone? Gue meraba saku yang berada di rok gue. Gue berhenti melangkah lalu mengacak helain rambut gue gusar.

"It's time halal to say, jancok!" Misuh gue sendiri saat sadar kalau Handphone gue berada di atas nakas dekat kasur tempat gue tidur di UKS tadi.

Balik lagi gak nih?

Tadi itu beneran teman Abang gue kan? Augh sial, gue gak liat tadi kaki dia napak tanah atau nggak. Eh tapi tadi dia bisa menyentuh gue, jadi dia bukan hantu kan? GYAAA TAPI OBAKE JUGA BISA NYENTUH ORANG KALAU DIA NIAT!

Gue kalut dengan pikiran gue sendiri, sampai gue sadar kalau ada yang memanggil nama gue dari ujung lorong tempat UKS berada.

"Chiyorie..."

"Park Chiyorie..."

Gue membeku, gak berani menoleh kebelakang.

Tiang - Lai Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang