Brakk!
Gue refleks berjengit kaget saat Eri berdiri dengan kasar sampai kursi yang tadi dia dudukin terlempar.
"Kak, maksudnya apa? Lo sengaja kan nyiram teman gue?" Tanya Eri langsung ke intinya.
Ah gue cinta banget sama dia, tapi dia serem banget kalau marah.
Tapi tunggu, apa katanya tadi?
"Kakak?" Tanya gue bingung, Eri kenal sama perempuan resek ini?
Era mendengus sinis, dia yang menjawab pertanyaan gue sambil menunjuk perempuan didepan gue ini dengan santai.
"Dia Kakak kelas kita, Kim Sejeong."
Bibir gue membulat, oh ternyata ini Sejeong.
Gue lihat Sejeong mengeryit gak suka saat Era menunjuknya dirinya.
"Gausah tunjuk-tunjuk. Gasopan banget, cih." Sejeong berdecih, dia melipat tangannya didepan dada. Kali ini dia menatap gue nyalang sarat kan permusuhan.
"Jadi anak kecil pendek ini yang sok-sokan godain gebetan orang? Gila berani banget," Ejek salah satu orang yang sejak tadi berada disamping Sejeong. Elkie, teman sepermainannya Sejeong.
Gue menaikan sebelah alis gue, "maksud lo gue?"
"Kalau bukan lo ya siapa lagi?" Sinis Sejeong.
Fio tiba-tiba tertawa geli, perhatian dua Kakak kelas itu teralihkan ke gadis bermarga Bae itu.
"Lo sakit jiwa?" Sinis Elkie yang merasa Fio gila karena tertawa tanpa sebab.
Fio berdehem sebentar untuk meredakan tawanya, "ups maaf, habisnya lucu sih. Baru jadi gebetan aja udah bergaya kaya nyonya besar. Najis."
Sungkem kepada mulut tajam nan licin milik Bae Fio.
"Lo-- brengsek!" Sejeong marah, wajah memerah karena menahan kesal.
Ok, ini bisa jadi masalah besar. Gue menghela nafas lelah, padahal gue harusnya menikmati liburan dadakan ini. Dengan sabar gue meraih gelas berisi Smooties pisang yang entah milik siapa.
"Abang gue bilang, mata di balas mata," tanpa menunggi respon dari Sejeong, gue melemparkan isi dari gelas itu ke wajah menyebalkan Sejeong.
Makan tuh.
"Anjing ya lo!" maki Sejeong seraya menarik rambut gue kencang-kencang.
Mata gue melotot, gila tenaga cewe ini kaya gorila! Kuat banget.
"Sakit!" Teriak gue sekuat tenaga. Ketiga teman gue mulai turun tangan, mereka membantu gue memisahkan Sejeong dari gue.
Kondisi cafe saat ini rusuh banget, banyak orang yang menonton adegan gelud ini. ya nonton doang, nolongin sih ngga.
"Kak! Lo apa-apaan banget sih?! Chiyorie gak salah apa-apa malah lo ginian, bangsat! Lepasin rambutnya!" Era berteriak marah, tangannya menarik tangan Sejeong agar melepas rambut gue. Tapi ingat, tenaga Sejeong tuh kaya gorila, kuat.
"Gak usah ikut campur!" Elkie membela temannya. Dia mendorong Era sama teman gue itu terdorong kebelakang.
"Wah asu tenan manusia ini!" Geram Era. Tanpa berpikir dua kali dia mengayunkan pukulan nya kepada Elkie.
"Anjeng Haera malah gelud juga!" Eri bergumam kesal.
Aish! gue menggigit lengan Sejeong sekuat tenaga sebagai upaya terakhir untuk membebaskan rambut gue dari jambakannya yang jahanam itu.
"Akh! anak anjing!" Teriak Sejeong marah. dia melepaskan rambut gue lalu mundur beberapa lanngkah untuk memeriksa tanganya yang habis gue gigit.
Mampus lo!, batin gue semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiang - Lai Guanlin ✔
Fanfic[Proses revisi!] Lo itu tinggi, terlalu tinggi sampai susah untuk gue raih.