Kehidupan gue balik lagi ke titik awal.
Ya maunya sih begitu, tapi ternyata gak bisa. Setiap dikelas gue sama Guanlin bagaikan orang gak saling kenal, lebih tepatnya gue sih yang menghindar. Gue selalu diam dan memilih menjauh setiap Guanlin ingin mendekat lagi.
Agak gak enak juga, keadaan kelas gue jadi kurang nyaman karena perang dingin antara gue dan Guanlin. Yah tapi mau gimana lagi, gue lagi males.
Sekarang di sabtu malam, teman-teman gue berkumpul dikamar gue. Alasannya ya apalagi kalau bukan buat mengintrogasi gue.
"Jadi ada masalah apa?" tanya teman gue dengan pembawaan sikap yang paling dewasa. Fio.
Gue yang sedang memainkan game mobile di ponsel melirik sekilas ke arah ketiga teman gue yang kini menatap gue lekat-lekat, menunggu gue menjawab pertanyaan Fio.
Mengehela nafas pelan, "Ingat Sejeong? Kakak kelas yang gelud sama kita pas itu? Guanlin malemnya marah-marah sama gue. Dia marah karena katanya gue habis ngelabrak Sejeong dengan alasan gak jelas," jelas gue panjang seraya kembali menatap layar ponsel yang kini sedang mencari lawan untuk melakukan match ranked.
Alis Era menukik tajam, emosi dia langsung naik, "hah? Guanlin tolol amat, bisa-bisanya dia lebih percaya sama uler?"
"Emang goblok sih. Harusnya dia dengar cerita dari lo juga, bukan malah langsung percaya aja sama cerita Sejeong," Gerutu Eri kesal.
"Bodo ah..." gue merebahkan diri diatas karpet berbulu yang terlentang lebar di kamar, gue memilih fokus ke Game Moba 5 vs 5 yang baru aja dimulai.
Eri ikut merebahkan dirinya disamping gue, "Gak mau ngejelasin itu ke guanlin? Ini cuma masalah salah paham, Rie."
Salah paham yang menyebalkan. Gue orangnya gak mau repot, biar aja lah. Gue sebenarnya juga mau lanjut cerita tentang yang dikantin itu, cuma yaudah lah. Nanti aja.
"Gue males, toh Guanlin juga percayanya gue yang jahat kan? Yaudah lah. Gak penting juga," jawab gue pelan.
"Udah lah, ada saat nya dia tau sendiri mana yang benar," ucap Haera yang entah kenapa jadi bijak gini.
Fio mendadak berdiri. Kita semua menatap dia bingung.
"Kenapa?" Tanya Era dan Eri bersamaan. Gue hanya menaikan sebelah alis gue bingung.
"Rie?! Kok gak bilang sih kalau geng Abang lo ngumpul disini juga?! Akh percuma gue minggat ke sini kalo ketemu juga sama Bang Sodu!" Pekik Fio panik.
Bang Sodu alias Bang Jinyoung itu Kakak kandung Fio. Hm sepertinya Fio habis perang sama Bang Jinyoung makanya dia heboh gini.
Tapi itu masalah juga dong buat gue?! Guanlin kan satu geng sama Abang gue! Announcer seruan victory gue abaikan, gue melempar ponsel gue begitu aja lalu berlari keluar kamar menuju lantai dasar. Gue mau memastikan kalau ucapan Fio benar atau ngga.
Gue berlari menuruni anak tangga.
"Abaaaaang!"
Langkah kaki gue terhenti di pijakan anak tangga terakhir. Gue memandang seluruh orang yang kini sedang memperhatikan gue dengan senyuman jahil.
Sial!
Jadi beneran mereka lagi ngumpul juga disini?!
"Apa, dek?" Tanya Bang Woojin heran, dia sedang membawa sebucket ayam goreng yang entah kapan dia belinya.
Gue mengigit bibir gue gemas. Mata gue menatap seluruh orang yang hadir dirumah gue dengan tatapan sengit, terutama kepada Guanlin.
"GAK JADI!" Gue langsung berbalik dan kembali naik ke kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiang - Lai Guanlin ✔
Fanfic[Proses revisi!] Lo itu tinggi, terlalu tinggi sampai susah untuk gue raih.