♡11%

2.9K 323 2
                                    

Pada akhirnya gue kembali berguling-guling gak jelas di atas karpet, di rumah Bang Minhyun.

Disaat orang lagi sibuk memakan Pizza, gue lebih memilih memainkan game konsol milik Daehwi. Nintendo Switch.

Game Animal Crossing lagi rame akhir-akhir ini.

Sebenarnya gue lagi menahan diri buat gak ngubur diri gue sendiri ke lobang. Masih teringat jelas kalau gue udah kegeeran sama Kak Seongwoo. Hiks, gue malu banget, untung aja dia gatau kalau gue nyaris mati karena kegeeran.

"Woi beban keluarga, lo gak mau makan nih?"

Gue mendelik ke arah Bang Jihoon dengan sinis. dia kalau ngomong suka gak di filter dulu, ya walaupun omongannya benar sih.

Karena gue malas ribut, gue mengabaikan Bang Jihoon.

"Kenapa? Lo sakit?" tanya Bang Woojin, mungkin dia heran waktu gue gak balik mengomel ke Bang Jihoon.

"Perasaan tadi dia masih sehat-sehat aja deh," sambung Kak Seongwoo.

Sekarang atensi semua orang teralihkan ke gue. Sial, gue jadi gak enak kalau di perhatiin gini.

Bang Daniel menyeletuk, "wah kesambet kali nih, bocil. Lo tadi bawa dia nongki ke pinggir sungai kan, Ong?"

"Lohe? Ngeri amat kesambet."

"Tapi bisa jadi juga, anying. Dia kesambet penunggu sungai."

Lagi-lagi gue terdiam mengabaikan ucapan laknat teman-teman Abang gue. Gue fokus memaikan game yang sedang gue mainkan.

Bisa-bisanya mereka mikir gue kesambet (:

Ditengah kehebohan unfaedah itu, seseorang mendekat, tanpa banyak bicara dia meletakan tangannya di atas dahi mulus gue.

"Gak demam ah, lo benaran kesambet ya? Semenjak pulang jadi diam aja."

"Ah mou! Kesambet apasih? Gue baik-baik aja nih!" Gue menepis tangan Guanlin lalu merubah posisi gue menjadi duduk. Gue menatap mereka semua dengan bibir mengerucut kesal.

dah lah, ambrol image anak kalem dan baik yang gue bangun.

"NAH BARU INI CHIYORIE YANG NORMAL!" Teriak mereka semua berbarengan dengan penuh kelegaan.

Akhirnya mereka mulai mengalihkan perhatiannya dari gue. Gue kembali memainkan game lalu Guanlin tetap berada didekat gue, dia ikut berbaring disamping gue sembari memperhatikan gue main game.

"Lo ngapain, sih?!" Omel gue karena posisinya yang dekat banget.

Gue sampai bisa mencium aroma khas milik Guanlin yang menguar dengan lembut.

"Jari lo bantet banget ya, mungil," Celetuk Guanlin tanpa dosa.

"Siapa yang lo bilang bantet?!" Sambar Bang Jihoon yang selalu ke-trigger kalau mendengar kata bantet.

Bang Woojin melempar Guanlin dengan pinggiran pizza yang keras, dia ikutan sewot. "Bantet gitu juga adek gue anjer. Awas aja, kalau lo dapet cewe bantet, gue ketawain tuh cewek sampe puas."

Guanlin tersenyum polos, dia malah melirik gue dengan senyum yang semakin mengembang.

Ok, nih orang emang sinting.

"Gausah lama-lama, lo bisa ketawain noh Adek lo," kata Bang Jaehwan dengan ketawanya yang khas. Dia memukul pundak Guanlin beberapa kali lalu kembali tertawa di ikuti sama beberapa orang lainnya.

Hm... otak gue yang pentium satu ini sedang memproses sesuatu.

"Hah mak--

"Ngga! Ngga! Bang jaehwan emang sinting!" Guanlin memotong ucapan bang jaehwan dengan raut paniknya. Kenapa pula dia ngerasa panik? Entahlah.

Tiang - Lai Guanlin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang