riana 12

2.5K 142 1
                                    

Erlangga-

" abang , tangan abang kenapa bang?  Kenapa bisa berdarah begini? "

Tampak raut kecemasan diwajah eli setelah mengetahui tanganku terluka.

" aku gak apa-apa "

" tapi abang terluka, biar eli obatin ya bang "

" gak usah eli,  ini hanya luka kecil... Dikasih plester juga sembuh "

" tapi bang ini darahnya banyak "

" eli,  aku mau istirahat "

Aku berlalu meninggalkan eli.

***

" sudah eli,  mungkin erlang capek... Kamu jangan khawatir ya " mama menenangkan eli yang meneteskan air mata.

" tapi bang erlang luka mah "

" iya sudah nanti biar diobatin sama bibik"

" bik... Obatin tangan erlang "

" nggeh bu " sahut bibik kepada mama.

" ma... Apa sebegitu tertutupnya bang erlang kepadaku mah,  bang erlang sama sekali tidak menghiraukanku... Aku ini kan calon istrinya ma "

" sudah jangan berfikiran macam-macam eli,  mungkin erlang hanya kecapek an saja"

" aku tau mah,  bang erlang gak cinta sama aku... Tapi kenapa mah?  Aku kurangnya dimana? "
Eli menangis sesenggukan dipelukan mama.

" sudah ya eli,  lebih baik kamu pulang dan tenangkan pikiran dulu, mungkin saja erlang Di tempat dinas lagi banyak kerjaan,  atau lagi ada masalah dengan temannya "

****

" lang... Ada apa?  Kenapa bisa sampai luka? "

" erlang gak apa mah,  tadi jatuh "

" jangan bohong sama mama "

" iya ma,  erlang gak apa... "

" lang... Jangan begitu sama eli,  mama tau kamu gak cinta sama dia... Tapi tetaplah bersikap baik lang,  eli hanya ingin memperhatikanmu "

" biar dia tau mah, erlang gak suka "

" iya mama tau,  tapi bersikaplah dewasa sayang,  bagaimanapun juga eli itu wanita... jangan kasar "

***

Riana -

" dek ada arif datang "

" mbak dea mau kemana? "

" mau jalan sama mas pras "

" oh yaudah mbak hati-hati "

" eh... Ada arif tuh,  temuin sana "

" kenapa mbak dea gak bilang aja sih kalo aku udah tidur "

" eh... Jangan gitu dia datang jauh-jauh dari magelang... Lagian kan ini weekand masa jam segini dah tidur, udah sana temuin dulu "

" iya-iya "

Dengan langkah gontai aku datang menemui mas arif yang sudah menungguku diruang tamu.

" mas... "

" riana... Kamu sudah tidur? "

" belum mas,  lagi rebahan aja "

" kamu sudah makan? "

" belum "

" yaudah ayok beli bakso "

" emm... "

" sudah ayok , aku laper ri.. Belum makan dari tadi siang berangkat dari magelang "

" iya mas,  riana ganti baju dulu "

***

Aku dan mas arif menuju warung bakso yang berada dialun-alun solo.

" tadi mas sampai jam berapa disolo? "

" jam 5 sore,  mas kan dari magelang udah siang,  naik bis langsung turun tempat bude "

" oh... "

" besok kerumah bude ya ri "

" riana gak bisa mas,  besok riana mau ke sekolah "

" besok kan minggu ri "

" iya tapi riana ada jam bimbel mas "

" ri... Kapan kamu siap? "

" siap apa mas? "

" siap ngajukan permohonan nikah kita "

" nanti dulu mas, sekep jabatanku belum turun,  sayangkan mas kalo aku gak jadi pegawai "

" kira-kira kapan? "

" ya dalam 3 bulan ini... "

" kalo gitu abis kamu pengangkatan gimana ri? "

" gimana apanya? "

" ya nikahnya "

" apa gak sebaiknya kita nunggu mbak dea dulu mas... Aku gak enak mas kalo ngelangkahin mbak Dea... "

" yaudah terserah kamu aja ri siapnya kapan "

Kami berdua melanjutkan makan bakso dan pulang.

***

Menunggu cinta Riana Diujung NegeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang