Menunggu cinta Riana Diujung Negeri

part 27

Pagi ini mas bayu masih banyak diam ketika bersamaku.

" Mas ... Masih marah sama aku? "

" Enggak...biasa aja "

" Kok diem aja "

" Lagi gak pengen ngomong aja "

" Yaudah riana berangkat dulu ke sekolah "

" Kamu gak sarapan ri? "

" Gak mas... Aku udah mau telat "

Aku menarik tangan mas bayu, dan menciumnya.

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

***

" Pagi ri... "

Tiba-tiba mas arif sudah ada digerbang sekolah.

" Ada perlu apa mas ? "

" Nih "
Mas bayu memberiku bingkisan yang isinya bubur ayam.

" Aku udah sarapan "

Aku memberikannya kembali pada mas arif.

" Buat kamu "

" Tapi aku udah makan tadi. "

" Ri, aku masih ingat kamu gak suka sarapan "

Aku menghela nafas.

"Mas plisss... Itu dulu, aku udah punya suami, dan suami aku setiap pagi sarapan , aku pun ikut sarapan sama dia. Sudahlah... Gak perlu repot-repot mas belikan aku ini. "

" Terima lah ri, aku udah susah payah berangkat lebih pagi biar bisa belikan kamu bubur ayam itu "

" Oke.. ini yang terkahir kamu ngasih aku, lain kali aku gak bisa terima "

" Terimakasih ya ri, aku berangkat dinas dulu "

***

Bubur ayam dari mas arif aku taruh dimeja alin.

" Tumben belikan aku sarapan ?"

" Iya "

" Iiii... Baik banget si sahabat akuu "
Alin memeluk gemas.

" Udah makan aja "

" Kamu gak makan ?"

" Enggak ,aku udah tadi sarapan sama mas bayu "

" Eh tapi ini kan bubur ayam yang langganan kamu ri "

" Iya .... Udah ah aku mau ke kelas dulu, jam pelajaran udah mau dimulai "

****

Bayu _

Hari ini aku sangat tidak konsentrasi memikirkan riana.

Kenapa arif ada ditengah keluarga ku saat aku terus berusaha membuat riana mencintaiku.

Aku takut riana lebih memilih arif.
Aku melihat laki-laki itu tidak berhenti berjuang.
Tadi pagi sengaja aku membututi riana kesekolah, benar dugaan ku arif menemui riana kembali.
Arif memberikan riana bingkisan, dan riana menerima.

Riana... Apa kamu gak tau aku benar-benar mencintai kamu.

Aku tau, aku tidak sehebat erlang alm. Adikku.
Tapi cintaku begitu besar padamu riana.

" Permisi... "

Suara perawat sila membuyarkan lamunan ku.

" Eh iya sila, ada apa ?"