seoksoo

1.6K 105 9
                                    

"Coco-ya!" Pria berperawakan tinggi menjulang itu memanggil sebuah nama yang sangat ia sayangi. Kaki kecil dan badan berbulu coklatnya menghampiri sang tuan dengan riang. Anjing poodle manis tersebut langsung melompat ke arah Seokmin yang menyambutnya tak kalah semangat.

"Anak pintar, aku merindukanmu, aigoo, lucunya." Seokmin tak kuasa memeluk anjing kecil tersebut dengan gemas. Ia benar-benar penyuka anjing. Baginya, anjing-anjing begitu lucu dan dapat menghilangkan stresnya.

"Haruskah kita pergi berjalan-jalan?" Seokmin mengusak rambut Coco dan dijawab dengan gonggongan kalem serta ekor yang bergerak-gerak mengiyakan. Seokmin terkekeh dan segera memakai mantel serta mengalungkan tali anjing ke daerah leher Coco. Coco menrut dan berputar senang. Tingkah lakunya tersebut membuat pria umur dua puluh lima tersebut semakin melebarkan senyumnya.

"Oke, Coco, kita berangkat." Keduanya keluar dari apartemen Seokmin dan segera menuju lantai bawah untuk mengambil mobilnya. Seokmin memasukkan Coco ke dalam mobil dengan perlahan dan memastikan Coco aman. Setelah itu, ia menancap gas menuju sebuah tempat kesukaannya dan tentu saja kesukaan Coco juga.

"Coco, kita sampai! Kau pasti lama sekali bukan tidak berjalan-jalan. Maafkan aku. Aku terllu sibuk belakangan ini.

"Guk guk!" anjing itu menyeret Seokmin untuk mengikutinya, mungkin ia merasa tuannya tersebut terlalu banyak bicara. Seokmin mengikuti langkah kecil Coco dengan sebuah buku di tangannya. Ia juga perlu udara segar bukan?

Tiga puluh menit terlewat untuk mengitari taman yang begtu luas ini. Seokmin memutuskan untuk beristirahat di salah satu kursi yang disediakan. Tangannya mengarahkan Coco untuk berbelok. Coco langsung melompat ke atas kursi taman dan meringkukkan dirinya. Seokmin mengusap bulu lembut Coco dan mlai membuka buku yang akan ia baca.

"Coco, jangan kemana-mana. Kita istirahat dulu lalu aku akan membawamu ke dog cafe. Bagaimana? Sounds good?" Seokmin menatap Coco sayang. Coco hanya menggonggong pelan dan mengamati sekitarnya dengan kedua bola mata bulatnya. Seokmin terlarut dengan bacaannya sehingga ia tak menyadari Coco-nya berjalan ke kursi sebelah. Ketika Seokmin menoleh, ia mendapati Coco sedang berinteraksi dengan anjing yang berbeda sekali. Dari ukuran, serta jenisnya. Seokmin menutup bukunya lalu bergegas menghampiri kedua anjing tersebut.

"Coco! Maaf, anjingku sudah mengganggumu." Seokmin meraih Coco dan membungkuk ke arah pemilik anjing gagah husky yang sepertinya mengobrol dengan Coco.

" Seokmin meraih Coco dan membungkuk ke arah pemilik anjing gagah husky yang sepertinya mengobrol dengan Coco

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah tak apa, ia tak mengganggu. Aku rasa, Minji menyukainya," Suara lembut di hadapannya membuat Seokmin menaikkan pandangannya. Ia melihat seorang lelaki manis—ralat; sangat manis— dengan senyum tipisnya menenangkan Seokmin.

"Begitu, terima kasih....?"

"Jisoo."

"Terima kasih Jisoo-ssi. Aku Seokmin." Lelaki itu mengangguk singkat dengan senyuman menawannya tak luput dari wajah imutnya. Ia agak heran, lelaki seimut ini mengapa bawa anjing segagah husky. Dia saja bawanya poodle, anjing kecil dengan bulu keriting yang lucu.

"Santai saja," Jisoo mengusak Coco gemas. Seokmin tersenyum lebar. Lelaki imut di depannya tak boleh disia-siakan begitu saja.

"Kau mau ikut ke cafe anjing?" Seokmin menurunkan Coco dari gendongannya membiarkan anjing kecil itu kembali mengobrol dengan Minji. Jisoo menoleh ke arah Seokmin kaget.

"Aku bukan orang jahat, Jisoo-ssi. Hanya sebagai pernyataan maaf karena telah mengganggumu." Seokmin meyakinkan Jisoo dengan senyumnya yang seakan menyihir siapapun tak terkecuali Jisoo. Wajah pemuda tersebut mulai panas. Seokmin terlalu tampan untuk dilewatkan bukan?

"Baiklah. Dan panggil saja aku Jisoo."

"Kalau begitu, panggil aku sayang."

"aPA?"

"Tidak, maksudku, panggil saja aku Seokmin."

"Oke, Seokmin."

"Oke, Jisoo. Pergi sekarang? Sepertinya Coco dan Minji punya ketertarikan yang besar. Sepertiku kepadamu."

"Ayolah Seokmin. Berhenti main-main,"

"Oke, oke, maaf."

"Maaf diterima!" Senyum itu mengingatkan Seokmin dengan alunan lagu lembut yang akan Seokmin dengar setiap saat. Itu tekadnya.

"Let's go."

cuplik-cuplik √ Seoksoo WonhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang