Seokmin itu segalanya bagi Jisoo,
dan Jisoo adalah salah satu dari sebagian kecil yang Seokmin butuhkan setiap saat.
----
“SOO!!” Seokmin mengagetkan Jisoo dengan suaranya yang menggelegar di seluruh penjuru apartemen yang mereka huni sejak beberapa saat yang lalu. Keduanya memilih untuk pindah dari asrama dan menyewa sebuah apartemen yang tidak terlalu besar namun cukup nyaman untuk disebut sebagai rumah kedua mereka.“Kamu kenapasih, Seokmin? Telingaku sakit tau ga denger teriakanmu yang ga tanggung-tanggung itu.” Jisoo mengusap kedua telinganya yang sempat berdengung sedikit karena high note Seokmin tadi. Seokmin nyengir ke arah yang lebih tua dan segera memasang wajah paniknya yang pertama.
“Kamu lihat kaos kakiku yang sering aku pakai itu ga? Kok gaada ya kemarin udah ke cuci kok.” Jisoo menghela napas lelah. Seokminnya yang ceroboh tersebut patut diberi pukulan ringan di atas kepalanya.
“Kan kemarin kamu taruh disitu, tuhh!” Jisoo menunjuk meja di depan televisi yang di atasnya ada kaos kaki keberuntungan milik Seokmin. Seokmin menepuk jidatnya dan menyengir lagi ke arah Jisoo yang menatapnya sengit. Dia lupa kemarin memang sudah menyiapkannya untuk dipakai hari ini.
“Aduuuuuh makasih Jisoo sayang, terbaik deh kamu.” Seokmin maju ke arah kekasih mungilnya dan memeluk Jisoo hangat dan menciumi ceruk lehernya yang berbau kayu manis favoritnya. Seokmin mengecupi dan sesekali menghisapnya keras menimbulkan bekas kemerahan dan erangan halus dari Jisoo.
“Stop Seokmin, kamu harus berangkat sebentar lagi.” Seokmin menghentikan kegiatannya dan menghirup aroma Jisoo sekali lagi. Dia menatap Jisoo teduh dan mencium bibirnya lembut.
“I love you, Hong Jisoo.”
“I love you the most, Mr. Lee Seokmin.”
***
“Jisoo, lo ikut ngumpul bareng sambil bicarain rencana buat nge MOS anak baru ngga?” Seungcheol menghampiri lelaki manis di depannya. Memberikan senyuman terhangatnya ke arah Jisoo yang sibuk dengan handphonenya.
“Eh? Ngga, gue nanti minta hasilnya aja ke Jihoon. Gue masih ada urusan.” Jisoo mengantongi handphonenya dan menatap Seungcheol kalem. Seungcheol menaikkan alisnya.
“Sama Seokmin ya?”
“Iya, mau bantu nyari bahan buat sidangnya.” Seokmin meskipun idiot seperti itu tapi dia dari SMP mengikuti kelas aksel, sehingga dia dua tahun lebih cepat dibandingkan dengan teman-teman sepantarnya, di atas Jisoo setahun. Itulah yang membuat Jisoo kagum dengan Seokmin. Jisoo suka orang genius.
“Lah udah sidang aja tuh bocah? Wih salamin semoga lancar jaya trus traktirannya juga jangan lupa.” Seungcheol terkekeh sambil mengacak rambut Jisoo singkat. Jisoo mengangguk dan matanya menangkap gesture tubuh yang sangat-sangat ia kenal.Senyum Jisoo merekah dengan sendirinya dan ia seolah telah menemukan sesuatu yang benar-benar berharga baginya.
“Gue duluan, Cheol.” Jisoo menepuk pundak lelaki yang notabene adalah mantannya yang masih berhubungan baik sekali. Mereka berpisah dengan baik-baik.
“Oh oke.”
Jisoo berlari menghampiri Seokmin yang sudah duduk manis di salah satu kursi cafetaria kampus. Mata Jisoo berbinar cerah.
“Seokmin!” Jisoo duduk di depan Seokmin yang sibuk dengan buku-buku tebalnya untuk mencari referensi judul yang akan dia angkat sebagai bahasan tugas akhirnya. Seokmin mendongak dan memicingkan matanya.
“Udah ngobrolnya sama Seungcheol? Seneng ya?” Jisoo menatap Seokmin heran. Wajah lelakinya tersebut sangat memperlihatkan dia kesal. Jisoo menyadari; Seokmin-nya cemburu. Dia pindah tempat duduk di sebelah Seokmin dan menggenggam tangan Seokmin erat.
“You’re my world, Seokmin. And i can’t live without you. He is just another person who came and left. But you, you’re staying. And i won’t let you go from me.” Jisoo berbisik sambil menatap manis hitam pekat lelaki tampan yang sekarang sukses tersenyum bak orang gila.
“Jangan make bahasa inggris dong. Aku loadingnya lama kalau kamu yang ngomong.”
“Dasar bego.”
***
“Selamat, Seokmin. I really proud of you. Tunggu aku nyusul lulusnya yaa.” Jisoo memeluk lelaki tegap di depannya yang tak berhenti merekahkan senyuman lebarnya. Skripsi kelar, sidang kelar. Sekarang tinggal graduate-nya. Nilainya memuaskan sejauh ini. Seokmin memeluk Jisoo erat dan menumpukan kepalanya di bahu si mungil.
“Makasih udah ngedampingin aku selama ini. You’re the best thing i ever had after my parents absolutely.” Seokmin menangkup kedua pipi Jisoo dan tersenyum tulus. Dia ingat betapa kewalahannya Soo-nya ketika ia sibuk dan merengek lelah. Jisoo accompanied him with a glass of hot choco in his hand. Menunggui Seokmin sambil melontarkan kata-kata penyemangat.
Seokmin ingat ketika dia kehilangan beberapa berkas dan super hero Jisoo datang dengan beberapa debu menempel di baju dan wajahnya membawa kertas penting Seokmin yang ternyata jatuh ke kolong yang berdebu.
Seokmin ingat ketika dia menangis karena lelah dan putus asa ketika laporannya hampir di tolak sedangkan pekerjaannya sudah hampir selesai. Jisoo menepuk-nepuk pundak Seokmin semalaman dan menyanyikan lagu yang benar-benar membuatnya tenang.
Dan Seokmin akan terus ingat ketika Jisoo membuatnya menangis bahagia sekarang karena ia berhasil melewati semuanya dengan akhir yang baik.
Seokmin amat sangat membutuhkan Jisoo sebagai a thing he shouldn’t left behind.Begitupula sebaliknya dengan Jisoo.
“Aku bener-bener bahagia punya kamu, Soo.”
“I’m the happiest man alive, Seokmin. Dan itu karena aku punya kamu.”
![](https://img.wattpad.com/cover/137096909-288-k415523.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
cuplik-cuplik √ Seoksoo Wonhui
Fiksi Penggemarㅡ wonhui ㅡ seoksoo ✩ bxb drabble oneshoot some of it privated. you should follow me first🙏