S I N

1.1K 213 39
                                    

Sepanjang hari yang Doyoung lakukan adalah diam dengan pikiran yang sangat sibuk, kali ini bukan karena pelajaran di sekolah melainkan sikap aneh Sejeong akhir-akhir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepanjang hari yang Doyoung lakukan adalah diam dengan pikiran yang sangat sibuk, kali ini bukan karena pelajaran di sekolah melainkan sikap aneh Sejeong akhir-akhir ini. Bukan berarti ia perhatian pada gadis itu, tapi ia merasa terganggu dan tidak nyaman apabila ada temannya yang bertingkah berbeda dari sebelumnya. Ia bingung, harus menggunakan teori apakah yang tepat untuk membongkar rahasia Sejeong. Einstein ? AlexandeGraham Bell ? Thomas Alpha Edison ? Van Gogh ? Hah ?

Otak Doyoung semakin kacau, ia pun mengambil bantal dan menenggelamkan kepala dibaliknya. Dering ponselnya mengusik semedinya tiba-tiba, nama Ten tertera disana dengan jelas.

"Doyoung-ah!"

"Ada apa? Kau menganggu tidurku." jawab Doyoung dengan suara parau.

"Aku main ke rumahmu ya?"

"Tumben kau meminta ijin, biasanya langsung datang."

"Ini exclusive!"

Doyoung segera mematikan sambungan telepon dengan Ten dan kembali menjalankan semedinya. Tidak biasanya manusia seperti Ten meminta ijin terlebih dahulu sebelum datang ke rumah.

Tak lama kemudian Ten sudah tersenyum tolol disamping Ibu Doyoung yang mengantarnya menuju kamar temannya itu.

"Kau itu setan atau apa sih ? Baru saja kau meneleponku dan tiba-tiba sekarang sudah disini."

"Ada yang aneh dengan Sejeong mu." ujar Ten berbisik, seakan ia tidak ingin orang lain mendengar pembicaraannya. Meskipun kini hanya ada mereka berdua disana.

Doyoung terlonjak terkejut saat mendengar kata 'Sejeong mu', apa maksud Ten dengan kata-kata itu ?

"Mungkin dia sedang dalam masa periodenya." jawab Doyoung santai sambil kembali berbaring dikasurnya.

"Tapi ini beda! Sungguh!"

"Lalu apa masalahnya denganku ?"

"Ku kira kau peduli dengannya. Kau tahu ? Banyak isu di sekolah kalau kalian itu dating." ujar Ten makin serius, "Tapi sungguh aku curiga dengan sikap Sejeong tadi."

Mendengar nada bicara Ten yang makin serius, Doyoung menjadi lebih penasaran.

"Katakan saja apa yang ingin kau katakan, Ten." kini Doyoung mengubah posisinya menjadi duduk di pinggiran ranjang.

Ten pun menarik kursinya mendekat kearah Doyoung, ia menyiapkan diri untuk menuangkan segala uneg-uneg dipikirannya.

PRANG!!!

Pecahan cermin berserakan di lantai, beberapa darinya secara tidak sengaja menancap di kulit wajah, lengan dan kakinya saat ia memukul cermin itu menggunakan hair dryer. Rasanya perih, sama seperti luka goresan di tulang pipinya yang terkena tetesan air mata. Ia mengerang kesakitan dan menyentuh luka itu.

The Little Dumb Fairy [Kim Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang