Kim Sejeong : MENYEBALKAN!!!
Bibirnya tertarik membentuk senyuman tipis dikala sebuah notifikasi ponselnya menunjukan sebuah pesan yang singkat namun dapat membuat hatinya merasa bahagia. Ia berhasil membuat reaksi Sejeong sesuai dengan ekspektasinya.
Jika di istilahkan dalam game Dota 2, Sejeong merupakan Omniknight baginya. Hero dengan kemampuan healing-nya. Karena wajah kesal yang ia tunjukkan berhasil mengobati rasa kesal yang Doyoung rasakan selama ini, meski pun tidak ada satu menit mereka bertemu.
Kim Doyoung : dmn?
Kim Sejeong : Pulang
Kim Doyoung : Ya
Kim Sejeong : Kau sangat menyebalkan!
Kenapa kau tiba-tiba
datang dan tertawa? Huh!Kim Doyoung : Lalu apa? Menamparmu?
Kim Sejeong : Y.
Kim Sejeong : Kau kan sedang marah padaku
Tawa Doyoung pun pecah seketika, padahal saat ini ia sedang berada di dalam mobil bersama dengan Ibunya. Sehingga membuat Ibunya terkejut dan langsung memukul lengan kurus Doyoung.
"Kenapa kau ini? Ibu kan kaget!" gerutu Ibu.
"Oh, tidak apa-apa, Bu." elaknya, ia pun kembali berkutat dengan ponselnya. Menggoda gadis satu ini memang menyenangkan baginya.
Suara merdu padu padan antara Ibu dan Kim Bum Soo yang tengah menyanyikan lagu In Front of Your House terus mengalun seiring perjalanan mereka kembali ke rumah.
Aktivitas kendaraan di sore hari ini cukup padat, mungkin salah satu akibat dari tidak beroperasinya bus kota, sehingga membuat banyak kendaraan pribadi yang berlalu lalang dan memenuhi jalanan ibukota.
"Nak, kau mau makan dimana? Kebetulan Ibu tidak memasak dirumah." tanya Ibu pada Doyoung, akan tetapi dalam hitungan menit tak ada jawaban darinya. Ibu pun menoleh untuk melihat keadaan anak bungsunya yang ternyata sudah terlelap.
Senyuman manis dan tulus tercetak di bibir tipis Ibu, tangannya terulur menyentuh pelan pipi Doyoung dan memberikan tepukan lembut yang menyamankan. Ibu berpikir, pasti Doyoung lelah setelah belajar berjam-jam di sekolah.
✨✨✨
Senyum Sejeong makin melebar ketika melihat seseorang yang familiar sedang berdiri di pintu gerbang sekolah, masih dengan tas besar ciri khasnya. Eunsoo melambaikan tangan padanya dengan semangat.
"Ada apa? Sepertinya suasana hatimu sedang baik." tanya Eunsoo saat menyadari ada yang berbeda dengan raut wajah Sejeong.
"Hm? Aku sedang sebal saja pada Doyoung." jawab Sejeong masih tersenyum, kakinya menendang kerikil jalanan dengan pelan hingga menimbulkan suara benturan kecil antara batu dan aspal di jalan.
"Sebal tapi senyum. Kau yakin dengan jawabanmu?" goda Eunsoo sambil menyolek siku Sejeong. "Tapi Sejeong-ah, aku ada berita bagus untukmu."
"Apa itu?"
"Ini mengenai pelaku penyebaran berita bodoh itu." Eunsoo berbisik di telinga kanan Sejeong.
Mata Sejeong membulat seketika mendengarnya, ia menatap mata Eunsoo menuntut penjelasan yang lebih lanjut padanya. Tangan Eunsoo menarik pergelangan tangan Sejeong untuk berjalan lebih cepat dan mengikutinya, hingga mereka kini tiba di salah satu kafe yang tidak ramai dan tidak sepi juga.
Jari jemari Sejeong bergemeletuk diatas permukaan meja kayu dengan hiasan satu buah pot kaktus mini, ia menatap Eunsoo yang sedang rakus-rakusnya memakan hotdog. Betapa sialannya Eunsoo yang berani-beraninya memeras uang saku seorang siswi SMA tak berpenghasilan ini dengan imbalan informasi penting itu. Untung Sejeong diberi uang saku lebih oleh Ibu, mungkin memang sudah rejeki Eunsoo.
Eunsoo bersusah payah menelan makanannya setelah dibantu dengan dorongan dari minuman cola milik Sejeong.
"Aah~ kenyangnya." tangannya menepuk-nepuk perutnya.
"Jadi siapa pelakunya?"
"Gadis bernama Hanbyul, dia satu sekolah denganmu. Aku melihat logo sekolah di seragamnya dan itu mirip dengan logo sekolahmu. Apa kau mengenalnya?"
Sejeong terdiam, otaknya masih bekerja untuk memahami satu persatu perkataan yang keluar dari bibir Ji Eunsoo. Masih tidak menyangka bahwa Song Hanbyul yang melakukannya, darimana ia mendapatkan foto itu? Sedangkan saat di kafe tempo hari, ia tidak bertemu dengan teman lain selain Doyoung. Lalu apa tujuannya menyebar foto itu?
Atau mungkin, ia melihat Ten dan Sejeong di pagi hari itu? Saat Ten membantu Sejeong menutupi noda haid nya. Benar saja Hanbyul marah, gadis mana yang tidak marah jika kekasihnya (terlihat) memeluk gadis lain?
Tapi di satu sisi, Sejeong tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Hanbyul, Ten dan orang lain. Disini ia pun bersalah, meski hanya ia yang tahu.
Kesalahan untuk menaruh hati pada Ten.
"Sejeong-ah?"
"Terimakasih sudah memberitahuku, Eunsoo-ya." Sejeong tersenyum getir.
"Lalu bagaimana selanjutnya? Kau harus memberitahu Doyoung dan orang lain! Agar mereka tidak terus membully mu."
"Biarkan saja. Semuanya pasti berlalu, Eunsoo-ya. Yang penting aku sudah tahu siapa pelakunya."
Tring!
Kim Doyoung : malam nanti kau pulang les denganku ya?
Kim Sejeong : kenapa harus denganmu?
Kim Doyoung : dan besoknya
temani aku mengerjakan tugasKim Sejeong : apa-apaan ini?
Kim Doyoung : sudah lah
terima saja, anggap ini hukuman untukmu karena sudah
membuatku kesalKim Sejeong : hukuman macam
apa ini?!Kim Doyoung : ya sudah
aku marah padamu lagi.Kim Sejeong : JANGAN! kau
sangat menyebalkan
disaat marah!Kim Sejeong : kalau begitu iya
aku mauKim Doyoung : ya sudah.
Oh ya! Aku juga ingin...Kim Sejeong : ingin apa? (read)
Kim Sejeong : YAAAAAK KIM DOYOUNG! (read)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Dumb Fairy [Kim Doyoung]
FanfictionWhatever people said For me, you're a fairy. Little fairy with a tiny brain. -Kim Doyoung