D O Y O U N G

936 163 17
                                    

Jari-jari tangannya memijat pelan daerah sekitar matanya yang mulai pegal karena menangis secara terus menerus, bahkan ia hanya bisa menangis bingung mengingat masalah yang terjadi padanya hari ini. Suara daun-daun di pepohonan menemaninya di kesunyian malam di tepi sungai Han, suara yang lebih terdengar seperti lullaby sehingga ia mulai merasa mengantuk. Tapi tidak mungkin kan dia tidur disini? Tapi ia juga tidak ingin pulang dengan wajah kacau seperti ini, Ibu pasti akan bertanya banyak hal dan khawatir padanya.

Suara langkah kaki mendekat, diiringi dengan gemerincing lonceng kecil. Ia menoleh ke arah kirinya, dimana seorang perempuan berambut pendek duduk tidak jauh darinya. Sejeong berpikir, disaat-saat seperti ini ia sedang butuh seseorang untuk mendengarkan curahan hatinya. Apa perempuan ini mau mendengarnya?

Sejeong sedikit terkejut saat perempuan itu menoleh cepat ke arahnya dan tersenyum padanya.

"Hai!" ucap perempuan itu.

"H-hai." jawab Sejeong sambil mencoba memaksakan senyuman.

"Pukul 20.06 kau sedang apa disini? Bahkan kau belum mengganti seragam."

"Menenangkan pikiran. Kau sendiri? Dengan tas besar itu?" ia menunjuk pada tas besar yang gadis itu bawa.

"Oh ini baju bekas, aku biasa membagikan baju bekas untuk gelandangan di sekitar sini. Maaf, awalnya aku kira kau itu gelandangan, makanya aku duduk disini untuk memastikan. Ternyata kau seorang pelajar." jelasnya ramah.

Dia mengira Sejeong gelandangan? Untung saja Sejeong tidak benar-benar ketiduran disini, jika iya maka mungkin ia sudah dikira benar-benar gelandangan.

"Kim Sejeong, itu namaku." Sejeong mengulurkan tangannya.

"Ji Eunsoo." gadis itu membalas.

Grrrrrrrr

"Kalau tidak salah dengar, apa itu bunyi perutmu?" tanya Eunsoo dengan polos.

Sejeong terkekeh dan mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf abjad ke-22, V.

"Aku juga lapar, bagaimana kalau makan oden? Sepertinya enak. Ayo!" Eunsoo bangkit dan menarik tangan
Sejeong.

Disini lah mereka, kedai jajanan hangat di area Han River. Kini Sejeong sudah memakai jaket yang diberikan oleh Eunsoo. Awalnya Eunsoo tidak tega meminjamkan baju bekas pada Sejeong, tapi Sejeong dengan senang hati menerimanya. Bahkan ia sangat bahagia ketika memakai jaket itu. Lagi pula tidak terlalu buruk, jauh dari kata buruk!

"Woah ini enak sekali!" seru Sejeong kegirangan sambil memakan odeng.

"Benar! Hati-hati Sejeong-ah, itu masih panas!"

"Ah tidak masalah!" Sejeong masih melahapnya dengan rakus, "Ohok! Ohok!" tiba-tiba ia terbatuk-batuk, Eunsoo yang panik pun membantunya dengan menepuk-nepuk punggung Sejeong.

"Sudah ku bilang kan, hati-hati."

Bukan, bukan itu.

Sejeong melihat seseorang yang ia kenal.

Kim Doyoung baru saja berjalan masuk ke dalam mini market.

"Tunggu aku disini ya! Aku ada urusan sebentar." Sejeong menyerahkan cup oden nya dan berlari mengejar Doyoung.

"Doyoung-ah!" seru Sejeong pada Doyoung yang kini tengah memilih makanan ringan.

Lelaki itu tidak menoleh padanya, ia masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Meski ia sudah pasti mendengar suara Sejeong yang kini berada tepat disampingnya.

"Ada apa denganmu?"

Doyoung masih tidak menjawab.

"Yak Kim Doyoung! Aku sudah datang ke sekolah hari ini tapi kau mendiamkan ku. Apa maumu?"

Ia masih bungkam.

"KIM DOYOUNG KATAKAN PADAKU! APA SALAHKU!!!" tangisan Sejeong pecah kembali, rasanya lututnya sudah tidak sanggup menopang tubuhnya kali ini. Ia terjatuh dengan lutut yang mendarat lebih dulu, dibantu dengan kedua tangannya yang ikut menopang berat tubuhnya.

Lalu Doyoung?

Dia berjalan menjauh dari Sejeong dan keluar dari mini market itu tanpa sepatah kata pun.

✨✨✨
Temansss maaf banget dikit doang, udah cukup lama juga ga update
Mau aku tahan dulu, eh tangannya gatel pengen update

Hehe

Hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Little Dumb Fairy [Kim Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang