Sore ini suara decitan yang ditimbulkan dari ban sebuah bus kota yang baru saja menghentikan perjalanannya di halte membuat orang-orang yang tengah menunggu benda balok berwarna biru itu langsung bangkit dari kursi tunggu. Termasuk Kim Sejeong, penunggu setia bus kota. Menunggu bus saja dia sabar, bagaimana ia menunggu cinta seseorang?
In Bahasa let's say "EAAA!!!"
OK, kembali lagi ke situasi dimana Sejeong sedikit berdesakan berebut pintu masuk bus. Ia mendengus kesal ketika ia menyadari bahwa tidak ada kursi kosong untuknya duduk. Jadi, disini lah ia, bergelantungan seperti seekor simpanse.
"Kim Sejeong dan bus. Mengapa aku selalu terjebak di situasi seperti ini ya?" sebuah tangan ikut bergabung dengan tangan Sejeong di salah satu besi lingkaran untuk penumpang bus berpegangan.
Sejeong terkejut dan segera menggeser tangannya agar tidak berpegangan dengan tangan lelaki itu. Ten.
"Kau mengikutiku ya?" tanya Sejeong tanpa menghadapkan wajahnya pada Ten. Pandangan matanya bergerak seiring dengan pemandangan luar yang bergerak dengan cepat.
"Kan sudah ku bilang, aku terjebak di situasi seperti ini. Terjebak." Ten berseru tepat di telinga kiri Sejeong saat mengatakan satu kata terakhirnya.
Gawat, jika ada siswa maupun siswi lain dari sekolahnya yang melihat, bisa-bisa timbul berita baru diantara netizen-netizen yang budiman dan maha benar.
Berdiri disamping orang yang ia sukai, tubuh gadis itu tegang bukan main. Hanya gerakan alami kelopak mata dan perut yang mengembang kempis karena salah satu wujud anatomis dari proses pernapasan. Bus memang sedang ramai, tapi yang Sejeong rasakan adalah hanya ia dan Ten saja. Ia secara tidak sengaja mengabaikan eksistensi manusia-manusia lain di sekitarnya.
"Kenapa?" tanya Ten tiba-tiba.
"Apanya yang kenapa?"
"Wajahmu. Apa kau dan Doyoung baik-baik saja?"
Mengingat hal itu, ia makin teringat berita kedua yang Doyoung katakan. Mengenai ia dan Ten, semua ini makin membuat Sejeong terbelit dalam situasi yang cukup rumit. Ia semakin mencoba mengukuhkan dirinya agar tidak semakin jatuh pada pribadi Ten. Jangan sampai ia melangkah lebih jauh lagi.
"Tidak ada, semuanya sudah kami luruskan."
✨✨✨
Mungkin sudah kesekian kalinya tubuh ramping gadis berusia belasan tahun itu menabrak bahu milik orang-orang yang berlalu lalang di trotoar daerah Myeongdong. Sesekali ia mendapat baik itu umpatan maupun teguran dari mereka, tapi ia masih sibuk dengan ponselnya. Hingga ia menabrak seorang gadis yang usianya tak jauh beda darinya dan menjatuhkan tas berisi pakaian-pakaian bekas. Kalian sudah pasti mengenalnya, Ji Eunsoo.
"Yak! Berhenti kau!" seru Eunsoo sambil berjalan mencak-mencak kearah gadis ponsel itu dan menarik lengan baju seragamnya dengan paksa.
"Apa sih?" protes gadis itu.
Tidak sengaja Eunsoo melihat wajah Sejeong di ponsel gadis itu, tidak hanya Sejeong saja disana, melainkan Sejeong dengan seorang pria. Dan itu bukan pria yang Sejeong pernah ceritakan padanya, pria ini berbeda.
"Hey gadis bar-bar! Apa yang kau mau?" seru gadis itu pada Eunsoo yang masih menyipitkan matanya berusaha memperjelas pengelihatannya pada objek menarik itu.
"Sebentar..." Eunsoo menunjuk kearah ponsel gadis itu, "Kau kenal dengannya?"
Dahinya mengernyit dan matanya mengikuti arah pandang Eunsoo, "Iya, apa masalahmu?"
"Mau kau apa kan foto itu?"
"Kau mau tahu saja urusan orang, lihat baju-baju lusuh mu! Kau tidak mau memungutinya?"
"Masa bodoh. Jawab aku, apa yang akan kau lakukan dengan foto itu?"
"Kalau aku beritahu, memang apa masalahmu hah? Kau mengenalnya juga? Setahuku bahkan ia tidak memiliki teman lain selain Kim Doyoung. Mungkin kau salah lihat."
"Hapus fotonya! Kau mau berbuat jahat pada Sejeong kan?"
Eunsoo melompat-lompat mencoba meraih ponsel gadis itu yang diangkat tinggi oleh sang pemiliknya. Berhubung gadis itu lebih tinggi dari Eunsoo, sehingga membuat Eunsoo kesulitan dalam merebutnya.
Setelah Eunsoo terengah-engah kelelahan, gadis itu melipat kedua tangan di depan dadanya dan tersenyum licik.
"Lihat, kau bahkan datang terlambat. Foto ini sudah disebar kemarin. Jadi apa boleh buat? Kau melakukan hal yang sia-sia gadis bar-bar. Sampai jumpa! Kuharap kita tidak bertemu lagi."
"HEY SONG HANBYUL!"
'Sialan! Dia pasti melihat name tag ku.'
Hanbyul mempercepat langkahnya, masih tidak peduli dengan orang-orang yang tidak sengaja ia tabrak. Lebih baik menyelamatkan diri dari si gadis bar-bar itu dibanding harus berhadapan dengannya lagi. Tapi, bagaimana jika orang-orang 'di luar kelasnya' memberi tahu pada Ten bahwa ia lah yang menyebarkan berita buruk tentang Sejeong?
Walaupun gadis itu bisa mencari tahu dimana sekolah Hanbyul dan menyebarkan rahasia dibalik penyebaran berita buruk Sejeong di sekolah, lagi pula memangnya teman-teman akan mempercayai omongan gadis bar-bar asing ini?
Dan Ten? Dia pasti tetap percaya pada Hanbyul.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Dumb Fairy [Kim Doyoung]
FanficWhatever people said For me, you're a fairy. Little fairy with a tiny brain. -Kim Doyoung