H O P E L E S S

961 177 13
                                    

(Play video di multimedia yaaa, Pak Dhe Taeil loh~)

Sejeong mengibaskan tangannya yang basah ke udara sambil berjalan keluar dari toilet, ia masih menggunakan jaket Ten untuk menutupi rok sekolahnya. Untung saja setelah 2 jam mata pelajaran pertama, siswa siswi diperbolehkan menggunakan pakaian olahraga hingga pulang.

'Baiklah Sejeong, kau memalukan di hari pertama mu.' batin Sejeong berkata.



Giginya menggertak seraya jari-jarinya lincah mengetikkan beberapa kalimat caption untuk menyertai gambar yang hendak ia bagikan ke grup kelas Phoebe-XI dan Hyperion-XI, kelas Ten. Dengan manik yang mulai dibanjiri air mata, ia tanpa ragu menekan tombol kirim di ponselnya.

Ia tersenyum menang dan lega setelah gambar dengan caption itu berhasil di kirim di kedua grup kelas itu.

[Foto Sejeong dengan pria 'blind date' di kafe D.]

-Satu minggu bolos hanya untuk menemui pria tua hidung belang, dia menyedihkan.-

Itu lah caption yang tertulis dibawah foto tersebut.

"Hey, apa ini benar?" tanya seorang siswi yang baru saja melihat foto itu.

"Apa aku mengeditnya? Kau ahli dalam hal mengedit foto, apa kau melihat foto itu telah di edit?" ujar gadis itu meyakinkan.

"Wah ini gila. Dia benar-benar berkencan dengan pria hidung belang?" ujar siswi lainnya.

"Tidak kusangka dia seburuk ini."

"Dimana orangnya?"

"Phoebe-XI tidak bisa menerima gadis kotor seperti dia!"

"Singkirkan bangku dan barang-barangnya!"

"Bahkan tadi pagi aku lihat dia mulai menggoda Ten. Hanbyul, kau harus hati-hati."


Doyoung yang sedang membaca buku di kelas mulai terganggu dengan keributan masalah Sejeong. Awalnya ia masa bodoh dengan berita semacam itu, tapi saat ia mendengar ada kata-kata yang menyangkut dengan Sejeong, ia mulai memasang telinganya baik-baik. Takut terjadi sesuatu yang buruk dengan gadis itu, sebelum ia mendengar nama Ten yang juga disebut disana.

"Apa yang terjadi?" Doyoung bertanya pada salah seorang temannya yang mengikuti berita tersebut.

"Sejeong berkenc—"

"Selain itu." tukas Doyoung tidak sabar.

"Ku dengar dia tadi pagi menggoda pacar Hanbyul, siswa dari kelas Hyperion-XI itu yang sering bersamamu."

Doyoung terdiam seketika dan kembali duduk di kursi, melanjutkan kegiatan membacanya meski pikirannya terbang entah kemana. Ia tidak percaya tentang berita itu, sama sekali. Karena yang ia tahu bahwa Sejeong dan Ten tidak sedekat itu. Pikirannya memutar kembali disaat ia menitipkan minuman kaleng pada Ten untuk Sejeong, dan setelah itu ia rasa tidak terjadi apa-apa diantara mereka berdua. Sejeong kembali ke kelas sendirian saat itu, tidak ada Ten. Bahkan raut wajahnya masih sama seperti saat ia bertemu dengan gadis itu pertama kali di tribun.

Ia menggelengkan kepalanya mencoba menghindar dari prasangka buruk yang akan menyerangnya akibat dari teman-temannya yang semakin gencar mengatakan hal-hal yang buruk tentang gadis itu. Biarkan anjing menggonggong dan kafilah pun berlalu.

Suasana hening tiba-tiba saat orang yang mereka gunjingkan kembali ke kelas dengan santai. Mana dia tahu bahwa ia sedang di perbincangkan oleh teman-temannya, bahkan untuk mengurusi masalah 'kebocoran' saja sudah membuatnya pening.

Sejeong bingung dengan perubahan raut wajah teman-temannya yang tampak mengganggu, ia hendak duduk di kursinya disaat salah seorang temannya menendang kursi itu hingga terpental menjauh dan mengakibatkan Sejeong terjatuh ke lantai.

Gelak tawa memenuhi seisi ruang kelas, diatas erangan kesakitan dari Sejeong yang hampir tidak terdengar. Sejeong mengambil napasnya dengan susah payah, menahan rasa sakit pada pantatnya.akibat jatuh dari kursi dan rasa nyeri di perutnya karena haid.

Orang lain mungkin merasakan perasaan Sejeong saat itu, tapi aura jahat mereka mengalahkan rasa iba tersebut.

Ia tidak mau terlihat lemah, ia pun bangkit kembali, mendirikan kursinya dan mendudukinya dengan hati-hati. Ia menoleh ke arah Doyoung yang sama sekali tidak tertarik dengan keributan kelas, bahkan melirik Sejeong jatuh pun tidak. Gadis itu tersenyum tipis dengan mata yang nanar, cukup kecewa terhadap Doyoung yang sudah ia anggap sebagai teman terdekatnya di kelas.

Memang tidak ada yang bisa diharapkan oleh orang yang sulit diharapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang tidak ada yang bisa diharapkan oleh orang yang sulit diharapkan.

✨✨✨

Semilir angin malam menerpa wajah Sejeong yang sendu, bekas aliran air mata di pipinya mulai mengering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin malam menerpa wajah Sejeong yang sendu, bekas aliran air mata di pipinya mulai mengering. Seakan angin malam lah yang membantu menghapus kesedihannya.
Ini adalah hari pertama yang sangat buruk dalam semasa hidupnya di sekolah, ia bahkan masih tidak mengerti apa yang membuat teman-temannya berubah dengan sangat drastis.

Ia ingin merutuki dirinya sendiri, tapi ia tidak merasa bersalah. Memang tidak ada yang salah dengannya hari ini selain masalah manusiawinya tadi pagi, bukan kah itu normal?

Ingin marah pada teman-temannya, ia bahkan tidak tahu mengapa mereka seperti itu.

Ditambah reaksi aneh dari kelas Hyperion-XI saat ia berjalan melewati kelas itu, beberapa dari mereka yang mungkin mengenali Sejeong menatap gadis itu dengan sinis dan penuh hujatan.

Mengapa hanya kelas Hyperion-XI? Mengapa kelas lainnya tidak berlaku seperti mereka juga? Ada apa sebenarnya?

The Little Dumb Fairy [Kim Doyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang