1.4 - Doyoung vers. 2

499 75 0
                                    

  Sejeong itu emang polos. Polos banget sampe bodohnya bisa nanya hal.. itu. Iya, itu. Enggak usah dibahas lagi ya?

  Mungkin, kalo kata anak-anak Sejeong itu lemot. Tapi, bagiku, lemotnya Sejeong itu lebih ke arah polos. Selain pertanyaan kek gitu, Sejeong pernah nanya suatu hal kek gini.

"Doy, kamu pernah nonton film anu gak?" tanya Sejeong pas kita lagi dalam perjalanan pulang dari sekolah.

"Hah? Film anu apa sih?" tanyaku bingung. Ya jelas bingung, ucapannya sedikit ambigu.

"Itu loh.. film.. film.. " sumpah! Aku gak paham. Sejeong itu mau nanya apa sih sampe keliatan bingung gitu.

  Berikutnya, aku berhentiin motor di pinggir jalan. Perhatianku kualihkan pada Sejeong.

"Film apa sih maksud kamu?" ucapku gemas apalagi dengan wajah bingungnya saat itu.

  Sejeong menghela napas panjang. Entah, apa sebegitu frustasinya dia mau nanya aku pernah nonton film apa enggak.

"Kamu pernah gak.. nonton film.. " sekali lagi, Sejeong menjeda ucapannya. Aku makin gemas. " ... film dewasa?"

  Dan kalian tahu bagaimana aku menanggapinya? Hanya diam dan bingung. Ini bukan masalah aku pernah atau tidak, tapi kuakui aku pernah menontonnya sekali itu. Itu juga tidak sengaja saat sepupuku mengajakku untuk menonton film bersama. Dan bodohnya, film itu mengandung unsur dewasa.

  Yang jadi masalah untukku adalah.. bagaimana bisa Sejeong bertanya seperti itu? Aku tidak habis pikir. Hanya itu saja.

  Alih-alih aku menjawab pertanyaannya, aku bertanya balik padanya.

"Kenapa kamu nanya?"

"Cuman pengen tahu aja."

"Harus aku jawab?"

"Terserah. Kalo gak mau, juga gakpapa. Tapi, kayaknya aku bisa nebak jawabannya." dan sekali lagi, aku hanya diam sampe mengantarnya pulang ke rumah.

  Tidak, aku bukannya tidak suka kalo Sejeong bertanya seperti itu. Yah~ setidaknya aku merasa kalo kami juga perlu terbuka satu sama lain. Walau dengan cara yang sedikit konyol.

  Tapi, anehnya, walau kami sering berada di situasi canggung. Besoknya pasti sudah kembali seperti biasa. Saling bercanda, menggoda, menjahili, yah~ seperti itu. Rasanya, apa yang terjadi kemarin tidak ada dalam kehidupan kami. Bahkan, kami tidak membahasnya kembali. Aku cukup merasa bersyukur.

  Dulu, aku punya prinsip kalo sudah punya kekasih atau istri takkan memiliki masalah sampe yang berlarut-larut. Rasanya aneh. Karena, saat aku melihat kedua orang tuaku mereka bukankah tipe pasangan yang akan marah atau canggung sampai hari esok. Pasti, malamnya sudah kembali seperti sebelumnya. Atau hubunganku dengan kedua saudaraku. Walau hari ini kami bertengkar, tapi besoknya pasti sudah berbaikan.

  Yah~ dulu memang saat dengan Joy jauh dari kata prinsip itu. Tapi, sekarang? Aku dengan Sejeong dan dia gadis yang bisa dipercaya.
.
.
.
.
.
To Be Continue ... ... ...

Sejeong mah keliatannya aja polos. Tapi, kelakuannya. Hadeuh!! Geleng-geleng kepala. 😂😂

Maaf yaa kalo ada typos, makasih udh mau baca, dan.. ANNYEONG!!!  😊😊

정키키  -  감사합니다

[2] Cerita Gue Ama Doi | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang