2.5 - Lukisan

529 71 3
                                    

  Tadi siang, Sejeong dipanggil sama wali kelasnya. Wali kelas cantik itu nawarin Sejeong buat ikutan lomba ngelukis antar sekolah. Tentu Sejeong seneng dong dan dia gak nolak. Cuman, sebelum ikut lomba, ada penyeleksian terlebih dahulu. Para calon peserta diharuskan untuk ngelukis satu objek, terserah, dan hasilnya bakal dikirim ke pusat yang ngadain lomba.

  Sejeong masih ada waktu seminggu buat ngumpulin hasil karyanya nanti, tapi Sejeong udah gak sabaran buat ngelukis sekarang. Jadilah dia di kamarnya, sembari mikirin mau ngelukis apa. Sebelum, ia nyoba buat gambar abstraknya dulu.

  Tapi, sudah sejaman gak ada ide mau gambar apa. Dia bingung. Emang sih, waktunya masih banyak. Tapi, kan, belum juga mau diwarnain dan segala macam. Jadi, seenggaknya dia pengen gambar dulu baru yang lain lanjut.

"Aduh! Mau gambar apa ya? Sumpah bingung gue." gerutu Sejeong yang berikutnya menghela napas. Menatap nanar pada kain kanvasnya. Hah~

"Mbak Sejeong.. " panggil bundanya dari luar kamar sedikit keras. Ini karena pintu kamarnya Sejeong ditutup. Sengaja, biar gak ada yang ganggu.

"Apa, bun?" sahut Sejeong tanpa beranjak dari tempat duduknya.

"Ini ada nak Doyoung." ujar bundanya lagi, kembali berteriak tentunya.

"Doyoung?" gumam Sejeong. Ada apa ya?

  Berikutnya, Sejeong bangkit dari duduknya dan membukakan pintunya. Benar, sudah ada Doyoung yang berdiri di depan pintu.

"Eh.. Doy, ada apa kesini?" tanya Sejeong.

"Kamu gak baca chat aku?" tanya Doyoung balik.

"Chat? Aku gak megang hp dari tadi. Sibuk mikirin buat lomba besok."

"Oh.. udah mulai ngelukisnya?"

"Belum. Gambar abstraknya aja belum kok."

"Oh.. "

"Masuk gih! Ngobrol di dalem." ajak Sejeong yang kemudian dituruti oleh Doyoung. Pintu kamar? Dia buka. Terpaksa, daripada diomelin bunda? "Ada apa sih kesini?"

"Mau ngajakin pergi sih, niatnya. Tapi, gak jadi. Kamunya sibuk." ujar Doyoung yang duduk di kursi-meja rias Sejeong yang ia tarik ke dekat jendela. Sekedar mencari pemandangan baru di balik jendela itu.

"Maaf ya, aku emang lagi gak bisa keluar. Lagi sibuk. Hehe.. "

"Iya, gak papa. Aku ngerti. Ya udah, kamu lanjut aja ngelukisnya. Nanti kalo ada apa-apa, panggil aku aja gak papa."

"Makasih.. "

"Masama.. "

  Berikutnya, Sejeong kembali duduk di kursinya. Kembali memikirkan ide Bagus untuk ia tuangkan di kain putih itu. Akh!! Apa ya? Apa?!

  Untuk sejenak, Sejeong menatap sekitar kamarnya. Ia tatap.. ia tatap.. baiklah, tidak ada yang mena-- tunggu! Doyoung?

"Doy.. " panggil Sejeong.

"Iya? Ada apa?" sahut Doyoung yang berniat untuk bangkit dari duduk ya dan menghampiri Sejeong, namun lagi-lagi suara Sejeong menginterupsi dirinya untuk tetap duduk.

"Tunggu!"

"Hah?"

"Jangan bergerak!"

"Apa sih, Je?"

  Sejeong berjalan menghampiri Doyoung. Ia mendorong Doyoung untuk kembali duduk. Kemudian, ia menatap Doyoung sejenak.

"Doy! Jadi, model lukis aku ya?"

"Hah? Yang bener aja, Je."

"Ih.. beneran lah. Masa bohong sih?"

"Jangan, Je! Jangan! Nanti hasilnya malah jelek loh."

[2] Cerita Gue Ama Doi | DoJeong FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang