Part 1

5.5K 124 13
                                    

Ara's POV

Siang ini gue pulang bareng yang beb gue, alay ya gue wkwkkw. Rencananya gue ama kak Johan mau jalan bentar ke taman baru habis makan siang dia nganter gue balik kerumah. Aaaaaaa gue seneng banget bisa jalan berduaan ama dia. Ya walaupun gue ama kak Johan udah pacaran kurang lebih 1 tahun tapi tiap deket ama dia jantung gue rasanya mau copot wkwkkw.

Tinnn... tinnn...

Nah suara klakson bebeb gue tuh.

"Ra ayo naik, entar keburu siang loh." Ucap kak Johan.

"Iya kak bentar." Balas ku. Aku pun segera menaiki motornya dan kami pergi ke taman.

Skip taman

Di taman gue ama kak Johan ngobrol kaya biasa dan sesekali gue ketawa karena lelucon garingnya. Ya walaupun garing sih, tapi kan dia udah usaha buat gue seneng.

"Ra kita makan siang yok, baru nanti aku antar pulang."

"Ayok." Gue dan kak Johan pun langsung cus untuk makan siang. Setelah makan siang sesuai janjinya dia nganter gue kerumah. Saat sampai rumah gue nawarin dia untuk mampir kerumah, tapi kak Johan menolaknya dengan halus.

"Gak usah deh Ra, kakak langsung pulang aja. Titip salam ya buat om sama tante."

"Iya kak, hati hati ya di jalan. Bye." Dan motornya berjalan semakin jauh hingga tak terlihat.

Author's POV

Ara memasuki gerbang rumahnya dan ia mendengar suara gaduh yang berasal dari dalam rumah. Ia semakin berjalan mendekat dan suara yang ia dengar semakin jelas.

"Dasar gak tau diri, berani beraninya kamu selingkuhin saya."

"Apa maksud kamu?"

"Saya liat sendiri kamu lagi makan siang di restoran. Jangan nyangkal kamu."

"... kamu gak inget kalau kamu punya anak yang sudah remaja, tapi kelakuanmu sangat bejat. Dasar Brengsek!!!!!."

Ara menghentikkan langkahnya di ambang pintu. Tanpa sadar air matanya jatuh tanpa diminta. Hatinya sesak melihat ayah dan ibunya sedang bertengkar.

"Ayah, ibu." Rere dan Indra (bunda dan ayah Ara) menoleh mendapati anak semata wayang mereka sedang meneteskan air mata.

"Ara," panggil Rere pada anaknya.

Tanpa mengindahkan panggilan bundanya, Ara berlalu menuju kamarnya dan langsung menuju ranjangnya, ia pun langsung menangis sejadi jadinya.

###

"Ini semua gara gara kamu mas, Ara jadi nangis kayak gitu," teriak Rere pada sang suami.

"Kenapa saya? Ini semua salah kamu, kalau kamu bisa nahan emosi kamu Ara gak akan pernah liat ini semua." Indra tak terima dengan tuduhan istrinya. Lalu setelah itu ia pun pergi dari rumah ntah kemana.

"KAMU MAU KEMANA MAS. AAAGHH ...." Rere pun berlalu menuju kamar putrinya.

Saat melihat putrinya menangis hatinya serasa teriris karenanya. Rere pun segera menghampiri putrinya dan membelai rambutnya.

"Ara," panggil Rere lembut kepada putrinya.

" .... " Masih tidak ada jawaban dari Ara.

"Ra maafin bunda, gak seharusnya bunda bertengkar dengan ayah didepan kamu, maafin bunda ya sayang."

Tak lama Ara membalikkan tubuhnya menghadap sang bunda. Ara pun langsung memeluk tubuh sang bunda dengan erat.

"Bun, Ara hanya gak mau ... hiks kalian ninggalin Ara karena ... hiks kalian sering bertengkar ...  hiks."

"Sssttt ... kami gak akan pernah ninggalin  kamu sayang. Bunda sama Ayah akan selalu ada buat kamu." Rere mengecup kening putrinya.

###

Di lain tempat seorang pria sedang duduk di sebuah cafe sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tak lama seorang wanita memegang bahu pria tersebut. Dan sontak sang pria melihat siapa yang sudah membuyarkan lamunanya.

"Kamu ternyata," ucap sang pria

"Kamu ada masalah, kok kusut banget mukanya. Cerita dong ke aku," ucap sang wanita dengan nada manja.

"Dia udah tau," ucap sang pria to the point.

Seketika tubuh sang wanita menegang. "Ma-ksud kamu?"

"Dia liat kita kemaren, dan dia marah marah tadi di rumah."

"Mas, aku kan udah pernah bilang kalau kamu bener cinta sama aku. Lebih baik kamu ceraikan mbak Rere. Aku gak mau mas di bilang pelakor." Yaps pria yang dimaksud adalah Indra.

" ... Atau jangan jangan kamu hanya mau mempermainkan aku aja mas," lanjut sang wanita dengan tatapan menyelidik.

"Enggak Man, aku beneran sayang sama kamu. Aku gak nyeraikan Rere itu hanya karena anakku. Aku nggak mau kalau sekarang aku jujur, Ara pasti bakal syok dan benci sama aku," ucap Indra berusaha meyakinkan Manda.

Manda hanya menghela nafas pasrah. "Okay, terserah kamu. Gimana sekarang kalau kamu aku temenin malam ini. Gimana? ucap Manda dengan nada menggoda.

"Hhmm, boleh." Lalu Indra pun berdiri dan menggapai tangan Manda dan keluar dari cafe tersebut.

Tbc...

Voment jangan lupa...

AlaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang