Happy reading guys ....
Dont forget to vote and commentSaat ini Ara tengah berada di rumah bundanya dan sedang membereskan bajunya untuk disimpan di lemari. Rencananya ia akan menginap beberapa hari di sini bersama sang bunda tentunya.
"Ara, sini kita makan siang dulu," panggil Rere sang bunda.
"Iya bun."
Tak lama kemudian, Ara keluar dari kamar dan langsung menuju ruang makan yang terhubung langsung dengan dapur.
"Wah, makanan kesukaan aku semua nih," ujar Ara dengan berbinar.
"Iya dong. Bunda kan udah lama enggak pernah masakin kamu."
"Yaudah. Langsung Ara cicipin ya, Bun."
Ara langsung melahap masakan bundanya yang sudah sangat ia rindukan. Bahkan saking asiknya melahap masakan sang bunda, Ara sampai tidak sadar kalau mulutnya sudah belepotan.
"Ya ampun, Sayang. Makannya pelan-pelan dong. Kayak anak kecil aja."
Ara mencebikkan bibirnya begitu mendengar sang bunda mengatai dirinya seperti anak kecil.
"Apaan sih, Bun. Aku kan dah lama enggak makan masakan Bunda. Wajar dong," sungut Ara.
"Iya iya. Yaudah lanjut makannya."
Selesai makan, Ara dan Rere berbincang-bincang di depan televisi dengan ditemani cemilan dan es jeruk. Tidak banyak yang mereka bahas, namun rasanya itu sudah mampu menebus segala kerinduan yang membuncah selama ini.
"Oh, iya, Ra. Gimana hubungan kamu sama Johan? tanya Rere.
"Baik kok Bun. Cuma sekarang lagi jarang komunikasi aja. Kak Johan lanjut kuliah si Australia soalnya. Jadi, mungkin dia sibuk," jawab Ara dengan memelankan suaranya di akhir kalimat.
Rere yang menyadari kegundahan sang putri langsung merangkul Ara dan mencoba memberi pengertian agar Ara tidak terlalu sedih ketika harus berjauhan dengan Johan.
"Ara sayang. Kamu enggak usah sedih. Johan itu pergi kan untuk menuntut ilmu. Bunda tahu apa yang kamu risaukan. Kalau memang kalian itu berjodoh, insyaallah pasti kalian akan sama-sama meski sejauh apapun jarak yang ada di antara kalian. Sebaliknya, kalau kalian enggak berjodoh sedekat apapun kalian, pasti ujung-ujungnya kalian enggak akan bisa bersama."
"Kayak Bunda sama Ayah. Meski hidup dalam satu atap tapi kalian akhirnya berpisah?" lirih Ara
Pertanyaan Ara sukses membungkan Rere. Ia tak tahu harus menjawab apa pada putrinya. Ia sendiri tidak tahu kelanjutan hidupnya sendiri. Saat ini yang ada dipikiran Rere hanyalah Alara--putri semata wayangnya.
"Nak, Bunda ke kamar dulu, ya. Mau istirahat." Rere langsung beranjak pergi menuju kamarnya.
Ara takut kalau harus dikhianati seperti Bunda. Batin Ara.
###
Sore ini rencananya, Indra akan membawa Manda ke psikiater untuk mengetahui kondisi psikis Manda. Saat ini Indra sedang berada di dapur sedang menyiapkan makan siang untuk dirinya dan juga Manda. Karena, ayah dan ibu Manda sedang pergi mengunjungi teman lama mereka tidak jauh dari kediaman Indra. Sedangkan, pembantu yang biasa menyiapkan segala sedang cuti karena anaknya sedang sakit di kampung.
Meski tidak mahir dalam hal memasak, namun makanan yang dibuat Indra bisa dikatakan cukup layak untuk dimakan. Karena, Indra dulu sering melihat mantan istrinya memasak dan sedikit banyak ia jadi tahu cara memasak.
Setelah menyajikan semua makanan di meja makan, Indra kembali melihat hasil kreasinya dan menyunggingkan senyum merasa bangga dengan masakannya. Lalu, kemudian ia pergi ke kamar untuk mengajak Manda makan siang bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara
Ficción GeneralRank #103 in generalfiction [29/09/18] #107 in generalfiction [05/08/18] #159 in generalfiction [03/08/18] #172 in generalfiction [07/07/18] # 368 in generalfiction [06/07/18] Cover by : @sangrupawan Kalau p...