Sudah 1 minggu sejak kejadian di keluarga Wijaya, Ara lebih banyak mengurung diri di kamar. Bahkan selama 1 minggu juga ia tidak masuk sekolah tanpa keterangan (alpa) dan jarang berkomunikasi dengan Johan.
Sementara Indra dan Manda akan menikah minggu depan setelah mengurus perceraian Indra dan Rere. Namun, sekarang Manda sudah tinggal di rumah Indra dan itu membuat Ara muak.
Saat ini Indra dan Manda sedang berada di ruang tamu memilih undangan untuk pernikahan mereka.
Tok...tok...tok...
"Biar aku yang bukain," ucap Manda ketika melihat Indra akan berdiri. Ketika Manda membuka pintu ia melihat seorang pria dengan pakaian putih abu-abu nya.
"Maaf, cari siapa ya?" tanya Manda dengan ramah pada sang tamu.
"Saya mau cari Alara, ada?"
"Ada kok dia di dalam. Ayo silahkan masuk." Manda mempersilahkan sang tamu untuk masuk.
"Siapa Man?." teriak Indra dari dalam.
"Temennya Alara mas."
"Loh, Johan ngapain kamu di sini?" tanya Indra ketika melihat Johan masuk bersama Manda.
"Mau cari Alara Om, ada?"
"Ada. Ara di kamar. Kamu ada perlu apa ya?"
"Saya hanya mau tahu kenapa dia nggak masuk selama 1 minggu ini, bahkan tanpa keterangan. Saya telpon gak pernah di angkat, chat saya pun gak di balas," jelas Johan kepada Indra.
"Dia gak papa kok, sudah kamu pulang saja." Indra berusaha mengusir Johan dengan cara halus.
"Tapi om, saya hanya ingin memastikan saja."
"Sudah lah lebih ba---" belum sempat Indra menyelesaikan ucapannya seseorang sudah menyelanya.
"Kak Johan."
"Ara."
Karena malas melihat ayahnya bersama dengan selingkuhannya, Ara mengajak Johan untuk mengobrol di kamarnya.
"Kalau mau ngomong di ruang tamu aja. Ngapain ke kamar segala. Ngak bagus cewek bawa cowok ke kamar," ucap Indra dengan tegas.
"Cih, jangan sok nasehatin orang. Lebih baik ngaca dulu sebelum ngomong. Lagian Ara itu gak MURAHA," ucap Ara dengan menekan kata 'murahan'.
"ARA," teriak Indra.
Johan yang tidak tahu masalah di keluarga Wijaya ini hanya bisa menengahi saja.
"Om, tenang aja saya cuma mau ngobrol aja kok sama Ara. Saya gak niat macem-macem sama Ara kok." Johan berusaha meyakinkan Indra.
"Denger sendiri kan apa kata kak Johan?" Ucap Ara sambil tersenyum miring. "... Lagian Kak Johan mau disamain sama COWOK HIDUNG BELANG ya jelas beda lah. Ayo kak." Ara langsung menarik tangan Johan dan membawanya ke kamar.
Dikamar, Ara langsung melempar tubuhnya di ranjang empuknya, sementara Johan ia memilih duduk di sofa yang ada di kamar Ara. Johan masih tidak mengerti masalah apa yang menimpa keluarga Wijaya, hingga membuat Ara begitu lancang dengan ayahnya. Dan siapa wanita yang bersama ayah Ara?
"Ngelamunin apa kak?" Seketika Johan langsung tersadar dari lamunannya.
"Hah--hm, enggak kok. Cuma aneh aja gitu sama kamu."
" ... Oh, iya kamu kemana aja selama seminggu ini? Gak masuk sekolah, alpa 1 minggu. Telpon aku di reject, whatsapp aku cuma di read doang. Khawatir aku sama kamu tau gak?" Johan mengeluarkan segala kekesalannya kepada Ara, yang membuat Ara terkekeh.
"Jangan marah marah kak, entar tambah ganteng loh." Ucap Ara sambil berjalan menuju Johan di sofa.
"Aku lagi gak bercanda Ara." Ucap Johan tetapi kali ini dengan ekspresi datar nya, yang membuat nyali Ara menciut.
"Iya, iya aku ceritain." Kemudian Ara menceritakan bagaimana ayahnya berselingkuh yang membuat keluarganya hancur berantakan.
"Hah, kamu serius Ra?" Johan langsung berdiri dari sofa karena saking syok nya.
"Dak usah berdiri juga napa?" ucap Ara dengan datar. Lalu Johan kembali duduk.
" ... iya serius, minggu depan aja ayah mau nikah," lanjutnya.
Lalu Johan duduk miring agar bisa melihat wajah kekasihnya yang menunjukkan raut terluka itu.
"Ya ampun, Alara. Kenapa kamu gak pernah cerita ke kakak. Kamu gak percaya sama kakak? Harusnya kamu membagi masalah kamu dengan orang lain. Jangan kamu pendam sendiri," ucap Johan dengan sangat lembut sambil tangan nya menangkup kedua pipi Ara.
"Aku hanya gak mau bikin kakak khawatir. Aku juga butuh waktu untuk nenangin diri." Tanpa sadar Ara meneteskan air mata.
"Ssstttt, udah jangan nangis. Sekarang kamu jangan pernah merasa sendiri, karena ada kakak disini. kakak siap denger semua cerita kamu," ucap Johan sambil menghapus sisa air mata Ara.
"Makasih kak, kakak dah mau nerima aku apa adanya." Ara langsung menghambur ke pelukan Johan.
Tbc...
Jangan lupa voment guys...
Follow ig : ptrinazarinaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara
General FictionRank #103 in generalfiction [29/09/18] #107 in generalfiction [05/08/18] #159 in generalfiction [03/08/18] #172 in generalfiction [07/07/18] # 368 in generalfiction [06/07/18] Cover by : @sangrupawan Kalau p...