Part 22

2.4K 97 10
                                    

Happy reading guys...

Jgn lupa vote sebelum baca...

Akhirnya setelah 5 hari Ara tidak bersekolah, ia kembali menjalankan aktifitasnya sebagai pelajar. Ara bangun dari tidurnya dan segera membersihkan diri di kamar mandi. Setelah selesai dengan ritual mandinya, Ara bersiap siap memakai seragam dan keluar kamar untuk sarapan. Sebenarnya ia enggan untuk makan semeja dengan ayah dan ibu tirinya itu. Tapi, karena perutnya sudah berbunyi akibat semalam ia tidak makan, akhirnya mau tidak mau Ara ikut sarapan bersama ayah dan ibu tirinya.

Saat di meja makan kedua orang tersebut sudah ada di sana. Manda sedang membantu budhe Asmi menyiapkan sarapan. Manda mengambilkan makanan untuk Indra. Lalu, ia beralih mengambil piring Ara namun Ara langsung menahan tangan Manda.

"Gak perlu repot repot, gue bisa ngambil sendiri." ujar Ara datar. Manda hanya menghela nafas berat.

Lalu Ara mulai mengambil makanannya dan menyantapnya dalam diam. Indra berdehem berusaha menghilangkan aura ketegangan di antara mereka.

"Ara." panggil Indra lembut.

"Hm." jawab Ara acuh tanpa menghilangkan konsentrasi makannya.

"Ara, ayah minta maaf soal ucapan ayah waktu itu. Ayah tidak bermaksud---" Ara langsung memotong ucapan Indra.

"Sudahlah yah, tidak usah dipikirkan. Lagipula mungkin aku benar seperti yang ayah bilang waktu itu." ucap Ara datar dan langsung meninggalkan meja makan "Ara sekolah dulu, assalamualaikum." Ara mengambil tangan Indra dan pergi keluar

"Waalaikumsalam."

###

Sementara itu dilain tempat, Johan sedang galau memikirkan hubungannya dengan Ara. Selama lima hari Ara tidak masuk sekolah selama lima hari pula Selly si biang kerok masalah tidak menampakkan batang hidungnya. Johan dibuat frustasi atas kelakuan titisan dewi ular tersebut. Ia ingin meminta penjelasan dari Selly soal kelakuannya waktu itu. Dan ia juga ingin menjelaskan kepada Ara bahwa semua yang terjadi tidak sepeti yang ada dipikirkannya.

Saat hendak masuk ke kelas, ia melihat seseorang yg sangat ia kenali dan sangat dirindukan sedang berjalan melewati koridor kelas XII. Tanpa bisa di cegah, kakinya melangkah dengan sendirinya menemui Ara.

Setelah sampai di sekolah, Ara langsung menuju kelasnya. Setelah masuk sekolah, Ara melihat mejanya yang di tempati bersama Selly. Banyak kenangan yang tersimpan di kelas ini. Ara tidak menyangka, sahabat sejak jaman SMP hingga sekarang tega menusuknya dari belakang dan merusak hubungan yang sudah di jalin keduanya sejak lama.

Saat Ara sedang melamun mengingat momen kebersamaannya dengan Selly, tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya. Reflek, ia pun menoleh dan...

Deg...

Seseorang yang sangat ia rindukan dan sedang di hindarinya tengah berdiri dengan gagah di depannya. Setelah kembali sadar dari keterkejutannya, Ara langsung mengubah raut wajahnya menjadi datar.

"Ngapain lo kesini?" tanya Ara dengan jutek.

"Ra,, kamu salah paham---"

"Salah paham apalagi sih? Semua tuh dah jelas. Lo sama Selly itu sama sama brengseknya." ucap Ara marah.

"Ra please, dengerin kakak dulu." ucap Johan berusaha memegang pundak Ara namun segera di tepis Ara.

"Gue gak mau denger apa apa lagi dari lo, sekarang lo pergi!" ucap Ara sambil menunjuk pintu kelasnya dan menginstruksikan agar Johan segera keluar.

Akhirnya Johan memilih keluar karena tidak ingin meruasak suasana hati Ara.

Setelah Johan pergi, Ara menangis di tempat duduknya. Di kelas masih terlalu sepi, sehingga Ara bisa menangis tanpa takut menggangu. Lelah menangis, ia tertidur di kelas sampai seseorang menepuk pundaknya.

"Ra, lo tidur?" tanya Rian yang baru datang.

"Iya, gue ketiduran tadi." ucap Ara dengan suara serak khas bangun tidur.

"Lo habis nangis?" tanya Rian yang hanya di jawab Ara dengan senyuman.

###

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu, namun Ara enggan untuk meninggalkan tempat duduknya. Rian dan Silla sudah memaksanya untuk pergi ke kantin untuk makan, namun Ara menolaknya. Alhasil ia duduk sendirian di kelasnya menunggu Silla membawa pesanannya. Selama jam pelajaran, Ara sama sekali tidak melihat Selly di kelas. Apakah Selly sedang sakit sehingga tidak dapat bersekolah? Batin Ara bertanya tanya. Meskipun logikanya seakan tidak peduli, namun hati nuraninya tetaplah bertanya tanya.

Johan datang ke kelas Ara dan langsung mengambil posisi di samping tempat duduk Ara. Saat Ara akan berdiri, Johan langsung mencekal pergelangan tangan Ara.

"Apa sih mau lo." teriak Ara namun diacuhkan oleh Johan.

"Duduk." perintah Johan dengan aura dinginnya. Namun, Ara seakan menulikan telinganya.

"DUDUK!" Ara terkejut mendengar bentakan Johan, karena selama ini ia tidak pernah mendengar Johan membentaknya. Akhirnya, mau tak mau Ara kembali duduk.

Setelah Ara duduk, Johan meraih kedua tangan Ara dan langsung di tepis oleh sang empu. Johan hanya menghela nafas berat.

"Ara, kakak minta maaf-" belum sempat Johan menyelesaikan kalimatnya, Ara sudah terlebih dulu menyelanya.

"Gak perlu minta maaf, karena sekarang kita udah gak ada apa apa lagi. Lo bebas mau ngapain aja sama cewek lain." ucap Ara

"Maksud kamu apa? Tidak ada kata putus diantara kita dan tidak akan pernah." ucap Johan dengan tegas.

"Iya emang gak ada kata putus diantara lo dan gue. Tapi, dengan kelakuan busuk lo sama Selly di belakang gue itu udah cukup untuk mengakhiri hubungan ini." Lalu Ara berdiri dan berjalan keluar kelas. Namun, sebelum keluar ia melontarkan kata kata laknat menurut Johan.

"Karena lo mau denger langsung dari mulut gue, gue mau bilang KITA PUTUS." Lalu Ara meninggalkan Johan sendiri.

Tbc...

Sorry agak ngaret update nya. Semoga tetep kalian nunggu kelanjutan Alara ya gaes...

Jgn lupa voment...

AlaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang