Ara's POV
Sejak kejadian semalam, aku tidak keluar kamar sama sekali. Bahkan hanya untuk meminun air pun tidak. Aku sangat malas melihat orang orang yang sibuk mendekorasi untuk acara pernikahan ayahku dan wanita itu. Pernikahan yang membuat orang-orang tersenyum bahagia, tapi sangat menyakitkan bagiku.
Ketika kak Johan menghubungi ku untuk mengajak ku berkencan aku pun menolak. Ntah lah sejak semalam mood ku sangat buruk sekali. Aku tidak ingin menemui siapapun. Yang aku inginkan hanya menyendiri saja.
Namun lama-kelamaan aku merasa jenuh juga hanya di kamar saja. Lalu ku putuskan untuk menelpon kak Johan. Ku ambil ponselku dan mencari kontaknya. Lalu aku pun menelpon nya. Tak lama panggilan ku diangkatnya.
"Hallo."
"Hallo, kak."
"Iya, ada apa Ra?"
"Hmm, kak aku jenuh nih di rumah. Bisa jemput aku gak? Aku pengen jalan."
"Eh--anu Ra ee kayaknya gak bisa. So--soalnya hmm aku disuruh ngantar mamah "
Nganter tante kemana? Perasaan suara nya bising banget. Batin Ara
"Oh gitu ya. Yaudah deh nggak papa."
"Sorry ya Ra."
"Iya gak apa apa kok."
"Yaudah aku tutup ya."
Tut...tut
"Kenapa gagap gitu ya ngomongnya? Padahal kan cuma nganter tante Jessy aja. Logatnya udah kayak ketahuan selingkuh aja." Ara bermonolog dengan dirinya sendiri.
###
Author's POV
Saat ini Manda dan Indra sedang duduk di ruang tamu. Manda masih memikirkan tentang kejadian semalam saat ia melihat Ara memeluk album foto Rere.
Manda makin merasa bersalah terhadap gadis remaja tersebut karena ia merasa sebagai pokok masalah tersebut
Andai... ia tidak pernah mengenal Indra.
Andai... ia tidak memiliki perasaan terhadap Indra
Pasti tidak akan ada yang terluka karena dirinya. Namun nasi sudah menjadi bubur tidak ada gunanya lagi ber-andai. Saat ini ia sedang mengandung anaknya Indra. Yang ada di dalam pikirannya hanya mencari keberadaan Rere agar luka yang ditorehkan kepada Alara sedikit terobati.
Namun, ia tidak tau harus mencari Rere dimana. Ia ingin menanyakan nya kepada Indra tapi ia takut Indra akan marah. Tapi tidak ada pilihan lain ia harus menanyakannya agar mengetahui keberadaan Rere.
"Mas aku boleh nanya ngak?" Manda memberanikan diri bertanya.
"Boleh, mau tanya apa?" jawab Indra sambil merangkul pundak Manda.
"Emm, mas tau ngak mbak Rere sekarang ada di mana?" tanya Manda hati hati.
Raut wajah Indra langsung berubah menjadi datar. "Kenapa kamu tiba tiba tanya tentang Rere?"
"Hm, gini mas. Aku tuh keinget sama Alara tadi malam. Dia pasti kangen sama bundanya. Jadi, apa salahnya kalau kita cari mbak Rere, setidaknya agar Alara bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alara
General FictionRank #103 in generalfiction [29/09/18] #107 in generalfiction [05/08/18] #159 in generalfiction [03/08/18] #172 in generalfiction [07/07/18] # 368 in generalfiction [06/07/18] Cover by : @sangrupawan Kalau p...