agit

650 83 21
                                    

"Temenin gue bentar, yuk." Shawn menatap mata Keenan dengan seksama.

Modus dikit lah, cewek cantik jangan dilolosin dulu bos, batin Shawn.

"Temenin kemana?" tanya Keenan, mencoba terlihat tetap tenang walaupun cewek batinnya berlarian dan berteriak layaknya orang gila yang sedang kumat. "Ke sono." Shawn menunjuk mall di sebrangnya. "Mau ngapain?" tanya Keenan lagi. "Bangun masjid." Jawab Shawn sekenanya. "Alhamdulilah." Keenan mengucap rasa syukur. Cantik-cantik kok pe'a y, batin Shawn.

Shawn menghela napas berat. "Mba yang namanya kayak cowok, begonya jangan dipelihara. Besok-besok, dosis micinnya kurangin, ya." Kata Shawn. "Kurang ajar lo belalang sembah!" Keenan memukul lengan atas Shawn kesal.

"Udah, sekarang lo temenin gue. Bentaran doang, kok. Tar gue jajanin, deh." Shawn menarik tangan Keenan, mengajaknya untuk menyebrangi jalan. Langkah Shawn terhenti melihat Keenan yang tidak berpindah sedikit pun. Keenan melepaskan helm dari kepalanya, "motor lo mau ditaro di sini aja sampe ada orang yang gondol?"

Shawn kemudian nyengir, memamerkan deretan giginya yang rapih. "Besok-besok dosis micinnya kurangin ya, mas bule. Begonya jangan dipelihara. Sayang, cakep-cakep kok bego." Keenan membalikkan kalimat Shawn sembari memberikan helm dengan sedikit kasar kepada Shawn. Shawn yang mendengar kalimatnya dijadikan bumerang oleh cewek di depannya ini meras gemas dan malu. Ia memalingkan wajahnya kemudian memarkirkan motornya di lahan kosong terdekat.

"Ayuk." Shawn dengan spontan menarik tangan Keenan saat menyebrang jalan menuju mall. Butuh delapan per sekian detik bagi Keenan untuk menyadari apa yang sedang terjadi sekarang. Bule rese ini memegang tangannya.

"Jangan lama-lama." Keenan memperingati. "Iya, bawel." Jawab Shawn. Keenan mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ingin rasanya menonjok wajah Shawn sampai hancur. Rese, sih.

Keenan menatap Shawn dengan wajah kesalnya. "Lo kok rese banget, sih?" tanya Keenan, "padahal gue gak kenal sama lo."

"Kalo gitu, kenalan dulu yuk. Gue Shawn." Shawn mengulurkan tangannya kepada Keenan. "Lo siapa tadi? Kosim? Kinasih? Kevin? Krom? Kobalt? Karbon?" Shawn mencoba untuk menebak nama cewek di depannya. "Keenan," ralat cewek itu, "kok bawa-bawa unsur kimia segala? Ngaco banget."

"Iya ya, ngapain." Shawn bergumam pelan sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal sementara Keenan hanya menepuk jidatnya pelan.

"Btw, nama lo kok kayak cowok, sih?" tanya Shawn.

"Suka-suka bonyok gue dong. Keenan itu nama panggilan gue, btw."

"Emang nama panjang lo apa?"

"Keenaaaaannnnnn."

"Yeh bubuk roti. Gue serius."

Keenan terkekeh sebelum menjawab, "Ayu Keenan Soffia Lubis."

"Ayu?"

"Iya. Kenapa emang?"

"Nama sama orang cocok, ya. Sama-sama ayu." Shawn nyengir.

Keenan diam, pipinya merona.

"Sayangnya galak." Lanjut Shawn sembari menjulurkan lidahnya.

Kecoa hamil. Untung ganteng.

Raut wajah Keenan berubah menjadi masam setelah mendengar kalimat lanjutan yang dilontarkan Shawn.

"Btw sorry ya, buat yang tadi. Gue kira lo cowok." Kata Shawn. Keenan mengangguk, "udah biasa."

"Mau kemana dulu, nih?" tanya Keenan.

"Ke hati kamu boleh, gak?" Shawn senyam-senyum sok imut.

"Najis."

"Kumis lele. Rese lo."

🌿

hey mangkok mie ayam

jangan lupa vomment<3

Ojek Online (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang