salebes

349 58 10
                                    

Ponsel Shawn bergetar, menandakan adanya notifikasi baru. Cowok itu meraih ponselnya dari saku celananya dan membuka notifikasi yang ternyata berasal dari aplikasi GO-JEK itu.


"Asyiiiik, Keenan udah rate gue." Dengan perasaan senang, Shawn pun melihat hasil ratenya.

"Si babi, kok cuma dikasih bintang tiga, sih?" Shawn mengoceh sendiri. Akhirnya ia memutuskan untuk membaca komentar yang Keenan tulis.

"Lelet. Lemot. Rese. Ngeselin. Genit. Sok ganteng. Sok akrab. Gak pake seragam GO-JEK."

"Tapi thanks ya, thai tea sama ice cream nya. (:"

Manik mata Shawn membulat, senyum terukir di bibirnya. "Aaaawww, lutu aned siiiyyy." Tanpa Shawn sadari, cowok itu memeluk Pak Suharjo yang sekarang menunjukkan raut wajah takut dengan perilaku tiba-tiba Shawn. "M..mister..mister yu okeh?" Pak Harjo menatap Shawn dengan wajah khawatir sekaligus takut. Keringat dingin bercucuran di dahinya. Pria itu panik. Gusti, tolong hamba.. iki piye toh, batin Pak Harjo.

"Shawn! Ngapain lo?"

Mendengar suara itu membuat Shawn terkejut dan menoleh ke sumber suara. Sementara Pak Suharjo menghela napas lega dengan datangnya pahlawan kesiangan itu.

"Eh, Cam. Nash." Sapa Shawn, masih belum sadar tangannya melingkar dengan pas di tubuh Pak Harjo. "Kapan lo come out?" tanya Cam. "Come out apaan?" tanya Shawn heran.

Cam menunjuk Pak Harjo di sebelah Shawn yang sedari tadi melafalkan ayat kursi. Shawn menoleh ke sampingnya perlahan dan terkejut setengah mati melihat kumis Pak Harjo yang semakin tebal. "Masha Allah! Pak Harjo sejak kapan di sini? Kenapa peluk-peluk saya?" tanya Shawn pada Pak Harjo. "Lo yang tiba-tiba meluk Pak Harjo, goblok!" Cam menoyor kepala Shawn. "Istigfar, Shawn. Pak Harjo udah punya istri." Ceplos Nash. "Bitch, gak gitu." Shawn berdecak kemudian mengalihkan fokusnya pada Pak Harjo. "Pak, jangan takut, ya. Tadi itu saya khilaf saking senengnya, hehe." Kata Shawn. "I..iya. Saya permisi, Mister." Pak Harjo cepat-cepat pergi menuju tempat wudhu.

"Lo kenapa coba? Tumbenan peluk-peluk Pak Harjo." Kata Cam kemudian duduk di sebelah Shawn. "Gak papa, kok." Shawn menyengir kuda. "Lo gak suka sama dia, kan? Dia udah punya istri, tau." kata Cam. "Nggak lah, gila!" jawab Shawn. "Lo lagi deket sama cewek, ya?" tanya Nash.

"Gak deket juga, sih. Tapi, kok lo tau?" tanya Shawn heran.

"Tuh kan, apa gue bilang, Cam." kata Nash pada Cam.

"Emang lo bilang apaan?" tanya Cam sembari mengorek telinga menggunakan kelingking kirinya.

"Ah, dasar lemot." Nash berdecak sembari menoyor kepala Cam.

"Btw, lo katanya mau cerita? Cerita tentang apa?" Nash mengalihkan pembicaraan serta fokusnya pada Shawn. "Nanti aja, pas nongkrong." Jawab Shawn.

"Lo bikin orang penasaran aja. Si J sampe ngamuk, tuh." Nash menyikut lengan Shawn. "Eh, iya anjing! Gue sampe dikick sama itu bocah. Kampret bener!" kata Shawn yang mulai teringat kejadian semalam. "Lo yang ngeselin, goblok." Cam menoyor kepala Shawn. Mendengar itu, Shawn hanya menunjukkan deretan giginya yang rapih. "Is it to late now to say 'sorry'?" Shawn menyanyikan sepenggal lagu dari Justin Bieber. "Nyanyi mulu lo. Mentang-mentang suara bagus." Kata Cam sementara Shawn kembali menyengir.

"Eh, udah ye. Gue dapet orderan. Tar kalo mau nongkrong bilang di grup, yak. Bye." Kata Nash sembari berjalan meninggalkan Shawn dan Cam. "Gue belom dimasukkin ke grup lagi, taplak." Kata Shawn sembari membuka layar ponselnya. "Eh iya, lupa. Tar gue invite dulu." Cam mengeluarkan ponselnya dari saku celana jeansnya. "Udah gue invite." Kata Cam. Shawn menerima undangan ke grup tanpa membalas ucapan Cam.

ťšûbatšä (adm) : wc, newmem. @Shawn Mendes
ťšûbatšä (adm) : koleksi vid bokepnya bisa langsung dishare dinote ok jgn disimpen sendiri.
ťšûbatšä (adm) : enjoy disini ya, bro. @Shawn Mendes

"GOBLOK, CAM!!" Shawn berteriak tiba-tiba yang membuat Cam terperanjat kaget, "KENAPA LO MALAH INVITE GUE KE GRUP BOKEP?!"

Manik mata Cam langsung membulat. Ia cepat-cepat melihat ponselnya. "GOBLOK SALAH INVITE!" Cam segera menghapus Shawn dari grup kemudian mengundangnya ke grup yang benar. "Yah anjing. Ketauan, deh. Goblok banget. Kenapa chatnya atas bawah, sih." Cam mendengus kesal sementara Shawn cepat-cepat berlari ke tempat wudhu sembari terus berkata dalam hati "Ya Allah, Shawn gak liat. Shawn anak baik. Shawn gak liat. Kalo mau kasih azab, kasih ke Cam aja. Dia yang ngeinvite Shawn ke grup maksiat itu, Ya Allah. Maafin Shawn tapi suer deh, Shawn gak liat. Maafin Shawn ya, Ya Allah."

🌿
sorry ya chapter ini garing bgt
gue lagi ga mood nulis bcs of some reason tapi gue paksain nulis jadi ya gini, garing hasilnya.
bodoamat lah y.
suka ga suka juga serah, deh.

btw makasi banyak 1k reads nya!!!
sumpa gue gak nyangka bakalan hit 1k reads shajxhajhsja makasi makasi
jangan bosen sama ojol yak bcs ceritanya masi panjang!!! see ya

Ojek Online (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang