saleb agit

329 51 3
                                    

"Shawn Mendes?" tanya Keenan, "kok kayak kenal juga namanya." Otak Keenan sekarang lagi mengingat-ingat sesuatu. "Ya Allah, Keenan. Masa lupa sama jodoh sendiri?" tanya Shawn.  "Idih, gak usah ngaku-ngaku. Jodoh saya tuh, Thomas Sangster, mas." Kata Keenan. "Kamu kok lupaan gitu, sih?" tanya Shawn, "coba liat linenya, deh."

"Kok line, sih?" tanya Keenan sembari merogoh ponselnya yang terselip di saku belakang celananya. Pun, Keenan membuka aplikasi line dan melihat recent chatnya bersama akun dengan nama Shawn Mendes.

"OH, JADI LO SI BULE RESE ITU?!" teriak Keenan setelah ingat, "NAJIS BANGET LO PAKE 'AKU-KAMU'. PAKE BILANG GUE JODOH LO SEGALA LAGI."

Mak lampirnya keluar lagi deh, batin Shawn sembari menggelengkan kepalanya. "Iya, iya. Sori, deh." Cowok berdarah Kanada itu mengusap bahu kirinya dengan tangan kanan. "Udah yuk, balik. Mau ujan." Ajak Shawn. "Gak, gue lagi nungguin driver gue." Tolak Keenan sembari memalingkan wajahnya.

"Ini drivernya udah dateng, manisku."

Duh, si kartu uno apaan sih, batin Keenan. Cewek itu tidak menjawab melainkan membuka kunci layar pada ponselnya. "Kalo gak percaya, cek aja." Kata Shawn lagi. Keenan pun membuka aplikasi GO-JEK dan segera memencet "orders". Manik matanya membulat begitu melihat drivernya ternyata memang Shawn. Kenapa juga harus dia, sih? Cewek batin Keenan mendengus kasar.

"Yuk," Shawn menyodorkan helmnya kepada cewek di depannya. Keenan segera memakai helm itu di kepala. Shawn menyalakan mesin vespanya, bersiap untuk pergi. Keenan melompat ke belakang Shawn. "Siap?" tanya Shawn. "Iya." Jawab Keenan pelan. "Berangkuy!" Cowok Kanada itu langsung tancap gas meninggalkan pos satpam.

🌿

Gumpalan awan berkumpul, berusaha menutupi sang raja siang. Langit berubah menjadi sedikit gelap karena hilangnya cahaya matahari. Angin bertiup sedikit lebih kencang dari sebelumnya, membuat tubuh Keenan yang tak dibalut baju hangat itu sedikit mengigil. Cewek itu melipat tangannya di depan dada dan menjepitkan jemarinya di ketiak, mencari-cari kehangatan meski hanya sedikit.

Suara gemuruh petir terdengar dari langit. Setetes air jatuh ke pipi Keenan tepat ketika ia mendongak untuk melihat seberapa murung langit sore itu. "Hujan." Gumamnya.

Shawn memfokuskan dirinya ke jalanan. Tanpa sepatah kata yang terucap dari mulutnya, tiba-tiba Shawn menepikan motornya. "Turun." Ujarnya kepada Keenan. Mendengar nada suara Shawn yang sedikit ketus membuat cewek itu jengkel. Dengan perasaan kesal, Keenan melompat turun dari motor sementara Shawn langsung membuka bagasi motornya, mengambil sebuah tas plastik bening dari sana.

"Pake, nih. Nanti sakit." Shawn menyodorkan plastik itu kepada Keenan. "Gak usah. Lagian kecil ujannya." Tolak Keenan. Tanpa ba-bi-bu, driver ganteng itu membuka plastik bening di tangannya, mengambil jas hujan bagian atas dan membuka reseletingnya. Shawn meraih tangan Keenan tanpa izin dan memasukkannya ke lubang lengan jas hujan. "E-eh, apaan ni—"

"Diem, nurut aja." Kata Shawn sembari melakukan hal yang sama pada tangan Keenan yamg satunya lagi. Setelah jas hujan itu melekat di tubuh Keenan, Shawn menarik kedua sisi jas dan menaikkan reseletingnya hingga leher Keenan. "Celananya pake sendiri," kata Shawn sedikit jutek yang membuat Keenan merasa aneh. Ngapa dah ni bocah, kok tiba-tiba jutek? batin Keenan. Melihat Keenan masih mematung dengan celana plastik ditangannya, Shawn bilang, "Mau dipakein?"

Keenan membulatkan matanya dan cepat-cepat menggeleng begitu sadar apa yang ditawarkan Shawn. "Yaudah pake. Buruan, keburu gede ujannya." Titah cowok itu dan Keenan pun menurutinya.

"Udah yuk, lanjut." Shawn kembali naik ke vespanya, disusul oleh Keenan. "Lo gimana?" tanya Keenan. "Gimana apanya?" Shawn balik bertanya. "Masa gak pake jas ujan?" tanya Keenan lagi, "lo kan, tadi nyuruh gue pake jas ujan biar gak sakit, sendirinya nggak pake, nanti sakit." Shawn diam, dia fokus kejalanan. "Woy." Kata Keenan, mencoba menyadarkan Shawn, barang kali bule itu lagi ngelamun.

"Ih cie, perhatian." Shawn cekikikan.

Babi air, umpat Keenan dalam hati. "Ih, ngeselin lo!" Keenan mendorong punggung Shawn sementara yang didorong hanya tertawa puas. "Gue cuma bawa satu. Lo aja pake." Kata Shawn yang membuat Keenan sedikit baper.

"Tuh kan, ujannya tambah gede." Shawn melirik langit sekilas, melihat air yang turun semakin deras.

🌿
hello, kakak gue tadi pagi masuk rumah sakit, maag nya kambuh. gue minta doanya ya, supaya kakak gue cepet sembuh trus bisa beraktivitas lagi kek biasanya. agdhajahai gue sedi bgt :(

Ojek Online (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang