aud

659 87 17
                                    

ANJIR ANJIR ANJIR ANJIR ANJIR ANJIR ANJIR ANJIIIIIIRRRRRR.

Panik. Keenan panik. Cowok rese itu ternyata adalah cowok ganteng—kelewat ganteng malah. Dan yang membuat Keenan terkejut setengah mati adalah, cowok yang ia pikir bule gadungan ternyata bule asli. Keenan mematung untuk beberapa saat setelah melihat driver paling rese yang pernah ia temui. Keenan merasa detik itu juga ia lupa bagaimana cara berjalan. Lebay amat, ya?

Bacot lo kaleng kong guan.

(a/n : oke, maapin gue, nan.)

"Woy! Mau sampe kapan lo diem di situ kayak patung maung?!" cowok itu berteriak dari sebrang, membuyarkan lamunan Keenan. Dasar bungkus chitato.

Keenan pun melangkahkan kakinya, menyebrangi jalan, menghampiri driver itu. "Lama amat, sih." Kata Keenan ketus sesampainya ia di sebrang jalan. "Sorry." Jawab cowok itu enteng. Keenan diam menatap cowok itu dengan pandangan sebal sementara cowok itu turun dari motornya dan membuka bagasi motor untuk mengabil helm.

Girl you know I want your love,
your love was handmade for somebody like me.

Kening Keenan berkerut mendengar alunan lagu yang ia hafal betul entah dari mana. Suaranya dekat, tidak terlalu besar tetapi bisa di dengar dengan jelas oleh Keenan. Cewek itu melihat ke sekelilingnya, mencari sumber suara itu.

Come on now follow my lead,
I may be crazy,
don't mind me say

Cowok itu memberikan helm open face  klasik berwarna putih pucat kepada Keenan sembari menghemingkan nada sesuai alunan musik yang di dengar Keenan. Keenan meraih helm itu dengan alis berkerut saat melihat cowok itu. "Kenapa?" tanya Shawn yang sadar bahwa dirinya tengah diperhatikan oleh cewek di sampingnya. "Itu suara dari handphone lo? Telepon? Kenapa gak diangkat?" tanya Keenan bertubi-tubi. "Oh," jawab Shawn sembari menutup bagasi motornya, "bukan telepon. Gue lagi denger lagu. Kenapa emang, gak suka?"

Cakep-cakep norak y ni orang.

"Kenapa lo gak dengerin pake earphones  aja, sih?" tanya Keenan. "Earphones gue rusak. Jadi gak bisa dipake." Jawabnya sembari memakai helm open face klasik berwarna merah cerah. "Ya iyalah gak bisa dipake. Yang namanya barang rusak kagak bisa dipake, bukan cuma earphones lo doang." Kata Keenan sedikit kesal. "Bener juga. Pinter lo. Sekolah dimana?"

SOMEBODY PLEASE SIRAM DIA PAKE AIR KERAS, cewek batin Keenan kini tengah mencakar-cakar dinding dengan kuku-kukunya karena tingkah rese Shawn.

"Btw, mall ini ada toko elektroniknya, kan?" tanya Shawn tiba-tiba. Keenan hanya mengangguk sembari memasang helm di kepala.

"Temenin gue bentar, yuk."

Eh? Apaan, tuh?! batin Keenan Miharja—eh, bukan. 

  🌿 

hi

jadi adegan yang ini juga terinspirasi dari mamang GO-JEK yang nganterin gue balik les waktu hari sabtu, udah lama sih. nah menurut gue, si mamang ini tuh driver paling bersemangat yang pernah nganterin gue. waktu dia pick up gue di rumah guru les gue, muka dia tuh kek berseri banget anjir gak boong. semangat abis tu orang. trus yang bikin gue ngakak tuh dia dengerin lagu tapi kagak pake earphones, jadi langsung dari handphone dengerinnya dan gue ngakak aja gitu. trus dia tuh dengerin lagu apa ya gue gatau judulnya, tapi gue tau lagunya soalnya temen temen gue suka nyanyiin lagu itu dan si mamangnya tuh kek nyanyi-nyanyi gitu semangat, lucu.

udah ah absurd.

see u next chap!

Ojek Online (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang