saleb napaled

267 56 17
                                    

Shawn berhenti ketika mendengar kalimat itu terlontar dari seseorang di belakangnya. Cowok ganteng itu buru-buru menoleh dan mendapati ibunya tengah berdiri dengan tangan dilipat di dada dan tubuh yang disandarkan ke kusen pintu.

Fak, batin si bule. Ia pun jadi salting akibat celetukan mamanya.

"Hi, Mum." Sapa Shawn awkward ketika wanita itu berjalan mendekat. Mary-mama Shawn-tersenyum lebar pada anak laki-lakinya yang paling ganteng tanpa mengucap satu patah kata. Hal ini jelas bikin Shawn makin deg-degan.

"Kenapa, Mum?" tanya Shawn, mencoba untuk bersikap cool, act like nothing happened.

"Lagunya buat siapa?" goda Mary.

Shawn tertawa awkward, "buat siapa apanya? Orang Shawn cuma nyanyi kok."

"Masa, sih?" tanya Mary tak percaya, "buat Naira, ya?"

"Apa sih, Mum? Gak ada hubungannya sama Naira." Nada bicara Shawn berubah jadi malas.

"By the way, how's she doing?"

Shawn mengedikkan bahu sebagai jawabannya.

"Lho? Udah gak kontakan emang?"

"She's busy with all her college things, Mum. Shawn juga. Kita udah sama-sama sibuk sendiri, don't have time to talk to each others."

"Kenapa gak kamu chat atau telepon duluan? Say 'hi' or something? Tanya apa kabar kek, apa kek-basa-basi, lah. I'm sure she's waiting for your text."

"But Mum-"

"Shawn, you have promised. Prove it."

Shawn mendengus pasrah dengan suruhan Mary. Cowok itu tidak bisa berbuat banyak. Karena itu benar,

he has promised to her.

🌿

Baru saja Keenan menaruh gelasnya di meja pagi itu, suara klakson mobil bertubi-tubi memenuhi gendang telinga seluruh penghuni rumah. Dika baru saja turun dari kamarnya, dengan celana boxers biru garis-garis dan kaos belel warna army yang warnanya sudah pudar saking seringnya dipake.

"Klakson mobil siapa sih anjing berisik bet pagi-pagi!" Dika menggerutu dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya. Tangannya menggaruk kepalanya dengan kasar.

"Jaga bahasamu, Dik. Papa gak pernah ajarin kamu bahasa begitu." Kata Rudy, sopir angkot-eh, papa Keenan. Mata pria paruh baya itu tidak sedikitpun melepaskan pandangannya dari koran pagi. Lagi cari berita baru, siapa tahu berita soal Lucinta Luna up lagi.

"Lagian itu siapa, sih? Pagi buta gini klaksonin rumah orang. Otaknya di udel kali, ya." Gerutu Keenan yang baru beres bikin teh manis.

Suara klakson mobil itu terus menggema, membuat seisi rumah Keenan jengkel dibuatnya. "Rgh,bener-bener minta ditabok." Keenan menaruh mug-nya kasar kemudian hendak berjalan ke pintu depan sebelum Dika menghalangi jalannya.

"Gue aja." Kata si abang Dika yang ilernya masih nempel di sudut bibir. Cowok itu langsung melesat ke pintu depan. Sebelum membuka pintu, Dika melepaskan satu sendal rumahnya untuk dilempar tepat ke muka "orang gak tahu diri" di luar.

Dika menghitung sampai 3 sebelum membuka pintu. Pintu terbuka lebar, menampilkan sosok cowok yang rambut hitamnya diolesi pomade dan ditata ala Zayn Malik. Cowok itu dibalut jaket bomber warna army dan kaos hitam, celana jogger warna latte serta sepasang sepatu olahraga. Ia memalingkan wajah dari ponselnya ke arah Dika dan saat itulah sendal di tangan Dika melayang ke jidat si cowok di luar gerbang.

"Jam berapa ini, anying!" gerutu Dika sepelan mungkin biar gak kedengeran sama papanya. "Sopan santun lu mana, pe'a? Udah namu ke rumah orang pagi buta begini, nglaksonin lagi bukannya ketok pintu rumah." Dika melempar sebelah sendalnya lagi.

"Maaf, bang, maaf. Gak akan lagi deh, janji. Keenan ada, gak?" cowok itu berjinjit untuk melihat ke dalam pintu rumah, mencari Keenan.

"Gada, gada, gada! Balik lu, ganggu orang sarapan aja."

"Yah, bang, pengen ketemu Keenan dulu," ada jeda, "plis."

Dika mendengus kasar kemudian berteriak, "Naaaann! Si Pino ice cup, nih! Nyariin lu!"

🌿
1k votes omg thank u so so so sooo much!!!! gue ga nyangka bgt bisa dapet 1k votes omgomgomg!!!
thank u so much 4 willing to spend ur precious time reading this junk, u rock!!!! ilyall so much.

Ojek Online (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang