aud aud

264 38 9
                                    

Keenan dan Shawn pergi ke sebuah gedung tua yang tidak terpakai. Mereka duduk bersandingan di atap gedung itu, menatap langit biru yang hampir pudar berganti warna oranye.

"Shawn," panggil Keenan. Yang dipanggil menoleh setelah menyesap soda kalengnya. "Gue butuh penjelasan kenapa lo harus ngarang soal phobia kamera? Lo benci banget difoto, ya?"

Shawn tertawa. "Gak gitu juga, sih. Cuma yaa.. gak suka difoto aja. Gak pede aja gitu."

Mendengar hal itu, Keenan jadi geram. "Gak pede apa maksud lo? Heh! Lo harusnya bersyukur punya muka ganteng gitu. Gak semua orang dikasih muka kayak lo. Lagian, apa sih yang bikin lo gak pede? Cewek-cewek juga gak akan ngejudge elo."

Shawn menatap Keenan. Udah dua kali dia menyebutkan soal kegantengan cowok berdarah Kanada itu. "Iya, Keenan," katanya, "gue tau gue ganteng. Gak usah disebut-sebut terus dong, ah. Jimayu."

"Heh, dugong loncat! rese terus jadi orang." Keenan memanyunkan bibirnya.

"Lo kalo manyun gitu kayak ikan koki." Shawn terkekeh.

"Kurang ajar!" Keenan menonjok lengan atas Shawn sampai cowok itu meringis.

"Tapi tetep cantik, kok."

Bener-bener dah ni orang playboy cap kaki kadal, batin Keenan.

"Btw," kata Keenan, "bukannya jadi driver GO-JEK itu perlu banget difoto, ya?"

"Iya," jawab Shawn, "tapi gue pake alesan itu biar gak difoto dan orang-orang sana pada percaya. Jadi yauds gitu kan. Lagian gue cuma difoto kalo perlu aja."

"Parah banget, sih."

"Lagian, buat apa juga sih, orang foto?"

"Buat mengabadikan momen, lah. The clock is ticking, bro. Gak ada satupun di dunia ini yang abadi. Makanya orang foto untuk mengabadikan suatu momen. Biar bisa dikenang di masa depan. Masa lo gak mau abadiin momen lo, sih?"

"Semua momen punya tempatnya sendiri di otak gue."

"Namanya manusia kan suka lupa."

"Gue gak akan pernah lupa kok sama lo, Kee."

Mulai kan ni kadal ngeluarin jurusnya, batin Keenan. "Apaan, sih? Kadal bener lo ye." Keenan mencubit perut Shawn dan membuatnya meringis.

"Sakit, bangke! Lama-lama gue babak belur deh disiksa terus." Shawn memanyunkan bibirnya.

Apeni manyun-manyun segala? minta dicium? Keenan bertanya-tanya dalam benaknya, tapi pertanyaan-pertanyaan itu langsung dihempaskan olehnya. Apaan sih, Kee? Inget! Dia itu playboy kelas kakap.

Kee?

"Kok gue jadi ngikutin dia, sih?" gumamnya tanpa sadar.

"Ngikutin siapa?" tanya Shawn.

Keenan menoleh. "Kepo bet deh lo."

"Kee,"

"Hm?"

"Maen ToD yuk,"

"Kesambet apa lo?"

"Gabut abisnya. Ayok suit siapa yang duluan." Shawn mempersiapkan tangannya untuk adu suit dengan Keenan. Cewek itu tertawa kecil sebelum menurut. "Ha! Lo kalah!" Shawn terdengar antusias, "lo duluan, ya. Truth or dare?"

Ojek Online (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang