"Jihoon, Kak Guanlin mau ngomong sesuatu" Guanlin tersenyum sambil memegang kedua tangan Jihoon yang menatap penasaran.
"Mau bilang apa kak?" Jantung Jihoon saat ini berdetak kencang saat Guanlin memegang tangannya.
Guanlin menghela napasnya dan wajahnya berubah sedih. "Kak Guanlin udah dapet pekerjaan baru, tapi diluar kota.."
"...Jadi mulai besok Kak Guanlin pindah dan gak tinggal disini lagi"
Tangan Jihoon lemas dan menjauh dari genggaman Guanlin, ia benar-benar kaget dengan ucapan Guanlin. Tiba-tiba air mata Jihoon turun dengan deras.
"K-kenapa Kak Guanlin baru bilang sekarang?? Jihoon benci kalau Kak Guanlin bercandanya kayak gini" Guanlin hanya bisa diam melihat tangisan Jihoon semakin keras.
"Maafkan aku, Jihoon. Sebenanrnya Kak Guanlin mau bilang sama Jihoon jauh-jauh hari, tapi kamu selalu menghindari Kak Guanlin. Dan Kak Guanlin lega hari ini bisa ketemu sama Jihoon walaupun hari ini hari terakhir Kak Guanlin disini"
Jihoon benar-benar ingin marah dengan Guanlin. Kenapa Guanlin baru memberitahu hal ini kepadanya, memang Jihoon salah selalu menghindari Guanlin akhir-akhir ini. Tapi ia tidak berpikir hari dimana ia berdamai dengan Guanlin adalah hari terakhir bersamanya, dan saat ini hanya rasa penyesalan di benak Jihoon.
Guanlin yang juga merasa bersalah akhirnya memeluk tubuh Jihoon dengan erat sambil mengatakan maaf berkali-kali pada Jihoon. Tangis keras Jihoon tidak kunjung reda hingga 2 jam berlalu mata Jihoon mulai lelah dan akhirnya ia tertidur dipelukan Guanlin.
Jujur Guanlin sangat berat meninggalkan Jihoon, tapi ia tak punya pilihan. Di usia yang sudah menginjak 23 tahun ia harus hidup lebih mandiri dan tak ingin bergantung pada orang lain lagi.
Guanlin menatap Jihoon yang sedang tidur pulas dipelukannya. Sungguh ia sangat merindukan sosok anak kecil di depelukannya saat ini lalu ia menyampingkan poni yang menutup wajah Jihoon dan mengusap pipi halusnya, tak lama kemudian Guanlin mencium puncak kepala Jihoon lalu ia pun ikut tertidur.
Jihoon terbangun karena cahaya pagi langsung mengenai wajahnya yang sembab. Matanya sedikit terbuka lalu meraba sesuatu disebelahnya.
Hangat, kesan pertama yang ia sentuh pada kasur sebelahnya. Ia teringat dengan kejadian kemarin dimana Guanlin akan pergi meninggalkan kota dan Jihoon menangis hingga tertidur.
Jihoon langsung kaget dan bangun sepenuhnya, saat ia hendak pergi kerumah Guanlin tak sengaja tangannya menindih sebuah surat.
Jihoon dengan cepat membukannya dan membaca:
Untuk Jihoon
Jihoon maafkan Kak Guanlin tidak membangunkanmu tadi. Karena kau terlihat sangat lelah dan aku tidak tega jika mengganggu tidurmu.
Saat kau sudah bangun dan membaca surat ini mungkin Kak Guanlin sudah ada di perjalanan keluar kota.
Kuharap kau akan baik-baik saja saat aku tidak bisa menjagamu seperti sekarang ini, dan aku menaruh strawberry cheesecake di meja belajarmu. Makanlah yang banyak agar kau tumbuh lebih besar.
Dan satu hal yang harus perlu Jihoon kecilku ketahui.
Aku rasa aku menyukaimu Park Jihoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Reincarnation Love (panwink)
Fiksi PenggemarApakah kau percaya akan kehidupan yang kedua? Seseorang yang mati dapat kembali hidup dengan jiwa yang sama namun raga yang berbeda? Kehidupan Lai Guanlin yang hampa karena kehilangan orang yang sangat dicintainya kembali bewarna karena kehadiran m...