"Jika saja dia tidak hadir dalam kehidupan ku,mungkin rasa perih yang menusuk terlalu dalam tidak akan pernah ku rasakan. Namun sayang,rencana semesta tidak sejalan dengan keinginan ku."
***
Nayla terpaksa meninggalkan mimpi indahnya dan kasur kesayangannya ketika Nerin— Mama Nayla — menggedor pintu Nayla dan memberi tahu bahwa ada Jessi menunggu.Nayla yang ingin mandi terlebih dahulu menyempatkan mengirim pesan LINE terlebih dahulu.
Nayla :
Gue mandi bentar beb.Jejeesii :
Jgn lama-lama.Selesai mandi,Nayla bergegas memakai baju baby doll miliknya dan segera menghampiri Jessi.
Seorang gadis berambut tergurai sedang duduk di sofa berwarna putih itu,dengan baju kaos berwarna cokelat dan jeans membalut tubuhnya.
Gadis itu menoleh pada Nayla.
"Lha kenapa masih make baju gini sih? Ganti baju sana." Jessi mengerutkan dahinya ketika melihat penampilan Nayla.
Sementara Nayla melongo.
"Apasi? Emang mau kemana neng?" Ucap Nayla.
"Lo lupa? Kita ada tugas laporan ips," Jawab Jessi.
"Ah iya,eh emang ngerjainnya dimana sih? Disini aja kali."
"Bosen gue,mending kita ke cafe biasa aja," Jawab Jessi.
"Okela,bentar." Nayla berbalik menuju kamarnya dan berganti pakaian.
Dan Nayla tidak tahu,bahwa disana nanti akan terungkap sebuah pernyataan yang tidak pernah dia sangka.
***
Nayla dan Jessi memasuki sebuah cafe yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Nayla. Kedua gadis itu memilih tempat duduk yang bersisian dengan jendela kaca besar yang menghadap kearah jalan raya. Nayla dan Jessi memamg sering kesini,terlebih jika mengerjakan tugas bersama.
Seusai memesan makanan dan minuman, keduanya mulai mengerjakan laporan yang harus dikumpulkan besok. Kebiasaan. Mengerjakan jika sudah dekat dengan deadline.
"Lo coba browsing aja dulu bahan buat laporan, gue buat cover sama kata pengantar nya dulu," Ucap Jessi seraya membuka laptop miliknya.
Nayla mengangguk paham,diambil benda tipis itu lalu memasukkan password.
Baru saja dirinya hendak bertanya pada Jessi tentang bahan apa saja yang harus ia cari,tiba-tiba gadis itu melihat dua orang cowok yang duduk disalah satu meja.
Nayla memicingkan matanya.
Seorang cowok berhoodie navy dan satu nya lagi memakai kaos lengan pendek berwarna abu-abu.
Nayla tersentak.
Rais dan Eza.
Kedua cowok itu sedang berbicara sambil sesekali tertawa kecil.
Bersyukur, Jessi duduk menbelakangi meja Rais dan Eza.
Satu hal yang Nayla pikirkan.
Tidak biasanya mereka hanya berdua di cafe,biasanya mereka akan mengajak Erick atau Boby.
Mungkin ada hal penting yang mereka bicarakan.
Nayla berusaha kembali fokus pada handphone nya.
Ya,hal penting yang nantinya akan membuat semuanya bertambah rumit.
***
"Jes,gue tinggal ke toilet bentar ya,kebelet nih," Ucap Nayla seraya menyengir pada Jessi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treacherous [Re-Write Setelah Tamat]
Teen FictionDulunya » "Him Or Her?" --- | "Don't make another fire, Darling. It will be Treachrous for us." | Did you start this story? Then you also have to end it. Meski itu melukaimu. Meski itu membunuhmu. Karena semuanya kamu yang memulai. You never got it...