"Mungkin tidak semua yang kita pikir bisa dimiliki,akan kita dapatkan. Terkadang ada arti dari kehilangan,agar diri ini semakin kuat dalam mengikhlaskan."***
Cowok yang sudah siap pergi ke sekolah itu menyambar hoodie navy miliknya. Dengan tergesak,laki-laki itu mencari kunci motornya yang mendadak hilang. Pagi yang sial.
Setelah mengobrak-abrik seluruh isi kamar,akhirnya cowok berhoodie navy itu mendapatkan kunci motornya. Kemudian,dengan terburu-buru dia menuruni tangga,hendak,menuju garasi dan pergi menuju rumah gadis nya,berniat hendak menjemput.
Saking tergesaknya,Rais tersandung kaki meja yang ada diruang tengah. Sehingga menyebabkan bunyi decitan meja yang bergeser.
Cowok itu mengumpat kesakitan.
"Sakit gila," umpat Rais seraya mengusap jempol kakinya.
"Astaga ada apa sih,Rais? Mama denger suara meja tadi. Kamu kenapa heh?" Hilda— Mama Rais— bersama Risa— adik Rais yang duduk di bangku kelas 9 SMP— keluar dari dapur sambil menatap laki-laki itu dengan heran.
"Kaki Rais kejedot meja,Mah. Duh siapa sih yang naroh meja disini? Bego banget," gumam Rais.
"Heh! Kamu ngatain Mama bego?!"
Risa yang mendengarnya menahan tawa. "Durhaka emang."
Rais tersentak. "Eh,bukan gitu,Mah. Ah,Rais buru-buru nih. Rais berangkat dulu. Bye Mama!" Rais mencium singkat pipi Hilda lalu bergegas keluar rumah.
"Eh! Bang Rais! Risa gimana sekolahnya?! Tungguin Risa,Bang! Astagfirullah!" teriak Risa yang ditinggal Rais keluar rumah.
"BERANGKAT SENDIRI AJA! GAUSAH MANJA JADI CEWEK!" Rais menyahut lalu cowok itu bergegas menggas motornya dan meninggalkan Rana.
"ABANG!!!!!!!" Risa berlari keluar rumah dan berteriak kesal melihat Rais yang sudah meninggalkannya.
"Punya anak gak ada yang beres,heran." Hilda menggelengkan kepalanya.
***
Rais menghentikan motor ninja nya tepat didepan rumah Nayla. Cowok itu melepas helmnya lalu turun dari motor.
Rais memang tidak bilang kalau dirinya hendak menjemput Nayla. Jadilah,dirinya sengaja berangkat pagi-pagi agar Nayla bisa berangkat bersama dengan dirinya.
Selepas kejadian kemarin,membuat Rais bertekad untuk memperbaiki hubungannya dengan Nayla. Sudah dibilang kan kalau Rais itu egois? Iya,egois karena dirinya tidak ingin melepas gadis itu begitu saja tanpa alasan yang jelas.
Ting tong!
Rais memencet bel,namun belum ada yang membukakannya pintu.
Ting tong!
Pintu terbuka.
Dihadapannya sekarang adalah seorang wanita paruh baya yang tersenyum padanya,itu Nerin,mama Nayla.
"Cari Nayla ya?" tanya wanita itu dengan senyumannya. Rais tersenyum malu. "Iya,Tan. Nayla nya belum berangkat kan?" tanya Rais.
"Mmm, maaf ya. Nayla nya udah berangkat sama Abangnya tadi." Nerin merasa tak enak.
Rais terdiam. Lalu mengangguk pelan. "Oh,oke,Tan. Makasih ya,Tan." Rais tersenyum terpaksa lalu pamit.
Nerin tersenyum miris seraya mengangguk. Wanita paruh baya itu memandang kepergian Rais dengan tatapan kasihan.
Sedangkan,ada seorang gadis yang menatap Rais dengan perasaan hancur di jendela balkon kamarnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Treacherous [Re-Write Setelah Tamat]
Teen FictionDulunya » "Him Or Her?" --- | "Don't make another fire, Darling. It will be Treachrous for us." | Did you start this story? Then you also have to end it. Meski itu melukaimu. Meski itu membunuhmu. Karena semuanya kamu yang memulai. You never got it...