Part 01

60 8 8
                                    

Bissmillah..
Happy readingg !

☕☕☕

"Karena yang pernah terjadi,meski sudah tak lagi sama,tetap akan menjadi kenangan yang tak terlupakan"

[Adeeva Rahya Tirta]

☕☕☕

Kringgg...
Alarm yang berbunyi cukup keras dari atas nakas itu membuat Adeeva terbangun dari mimpi indah nya.

04.30

Karena tak ingin terlambat,Ia lalu menyibakkan selimut yang membalut badannya, beranjak dari tempat tidur,dan berbegas ke kamar mandi untuk berwudhu dan lepas itu,shalat subuh dan bersiap-siap ke sekolah..

☕☕☕

"Pagi Deev. Gimana? Siap buat masuk sekolah?" Sapa bunda nya,Akila dengan ceria seperti biasa.

"Pagi juga bunda Deeva yang cantik.
Siap 100% Bun,lagian kangen juga sama teman-teman. Deeva kan kuat, perjalanan kemarin mah nggak bakal lemah kok. Dijamin deh Bun" balasnya sambil senyum manis.

"Nggak usah senyam-senyum deh! Sok-sok an kuat,kemarin pas berangkat trus muntah di tengah jalan siapa tuh?" Refan yang baru sampai di meja makan pun menyahut.

"Iiih,,apaan sih kak,ganggu aja!" Balasnya sewot,nggak terima.

"Kenyataan Deev" balasnya datar.

Adeeva cuman bisa cemberut.

"Udah-udah,,buruan makan,nanti telat!" Akila menengahi. Sedangkan Adrian hanya terkekeh melihat anak-anak nya yang tak pernah akur.

Senin,itu adalah hari dimana Adeeva untuk pertama kalinya menginjakkan kaki kelas 11 ,SMA Gemilang. Sebenarnya sih hari pertama itu 2 minggu yang lewat,tapi karena ia liburan dikota kelahiran Ayah,jadinya baru masuk sekolah sekarang.

"Yah,Bun,Deeva berangkat dulu ya"

"Mau ayah antar Deev?"

"Jangan deh Yah,nanti Ayah telat ke kantor.Arah sekolah sama kantor kan berlawanan Yah" Tolaknya sopan.

"Sama Refan aja Deev" teriak Bunda.

"Nggak deh Bun,kak Refan lama".

" Siapa juga yang mau nganterin!" sahut Refan datar saat namanya disebut-sebut.

"Huhh..Nggak ngarep juga kali kak.Mending Deeva naik bis!" balas Adeeva tak kalah datar.

"Yakin mau naik bis Deev? Kan nggak biasa.
Biasa nya selalu bareng---

"Nggak apa-apa kok Bun,Deeva naik bis aja, Dia lagi sibuk katanya" Adeeva dengan cepat berseru memotong omongan Bunda.

Ya tuhan,maafkan Deeva,udah bohong sama Bunda.


Refan yang tau semunya hanya diam dan kembali bersikap seperti biasa.

"Bagus deh! Udah sana pergi" Usirnya.

Tuh kan,Bikin kesel lagi.

"Apa-apaan coba!" Bales Adeeva sewot seperti biasa.

COFFE LATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang