Part 09

7 3 0
                                    

Happy Reading:*

"Kata tanpa jeda itu tak akan ada. Dan manusia tanpa salah itu mustahil"

☕☕☕

"Banyak pengunjung Zo?"

El menepuk bahu Zoya yang sedang membuat racikan kopi. Zoya berdecak kesal. Bagaimana tidak? Hampir saja gelas berisi kopi yang baru selesai diseduhnya terjatuh.

"Eh,sorry-sorry" Bukannya tampang bersalah,tapi hanya cengengesan yang ditampilkan El. Dia kemudian beranjak dari samping Gadis itu dan duduk di sofa dekat meja barista berada.

"Duduk disini dulu napa sih!" El berujar lagi saat melihat Zoya kembali mengantar pesanan dan berkutat lagi dengan bubuk kopi.

"Jangan ganggu gue El. Mbak Afifah lagi cuti,jadi kerjaan gue banyak." Zoya menatap ke arah El dan berbicara ketus.

"Mau dibantuin nih?" Pemuda yang duduk di sofa tadi berdiri dan kembali ke posisi disamping Zoya. Alisnya naik seakan pertanyaannya butuh jawaban yang pasti.

"Seharusnya lo gak perlu nanya." Jawab Zoya masih ketus.

"Ah,bilang kek kalau mau dibantuin. Ini mah lo ngomell mulu. Gue mana peka." El merebut sendok takaran bubuk kopi dari tangan Zoya. Gadis itu memutar bola mata malas. Menahan kesal setengah mati.

"Kalau mandang lo bukan siapa-siapa,gue tendang juga dari tadi."

"Coba aja. Kalau berani. Ah,lo kan selalu takut macam-macam sama gue. Ingat ya Zoya. Gue ini El. Tau semua tentang lo. Gue gak niat bocor ya. Tapi kalau ada kesempatan kenapa enggak?"

Zoya melotot.Tangannya sudah siaga satu untuk menggebuki pria didepannya tapi terhenti.

"Nah,itu orang nya datang. Di!! Woi Di!! Zoya mau ngom--pfft" Suara El terhalang kertas note pelanggan yang disumpalkan ke mulutnya. Siapa lagi kalau bukan Zoya pelakunya.

"Dasar keran bocor. Awas aja kalau sampe lo bilang" Zoya berkata pelan dan penuh penekanan pada El yang mengap-mengap minta dilepas.
Tangannya dipelintur oleh Zoya kebelakang sehingga tak bisa menarik gulungan kertas note dimulutnya.

"Kalian ngapain?" Seseorang yang dipanggil 'Di' oleh El mendekat dan terlihat heran.

"Uh,ngg-nggak kok. Ini anak yang satu minta kertas tadi,tapi gue salah ngasih. Hehe". Zoya berbicara dan melepaskan cekalan dan menarik kertas dari El seraya memberi tatapan peringatan. 'Sampe ngebacot. Liatin aja ntarr!'

El memutar bola mata malas dan mengaup oksigen sesaat sebelum dia menatap seseorang laki-laki didepannya dengan tatapan sulit terdefenisi.

"Pulang cepat emang Di?" Tanya El.

"Gak. Bolos."

"Lalu sesuatu yang seharusnya lo lakuin trus dibiarin?" Pertanyaan El yang sarat makna membuat Zoya bingung. Tapi memilih tak ikut campur.

"Ada kok. Santai aja." Seakan paham. Lelaki itu menjawab sekenanya dan menggangguk meyakinkan.


"Bikinin gue Coffe satu Zoy. Haus nih" Lelaki yang dipanggil 'Di' tadi mendudukkan bokong nya di sofa tempat El duduk.
"Geser dikit sana." Pintanya.

COFFE LATTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang